Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

Pendidikan

Jadi Keharusan, IT Ubah Sembako Jadi Sepbako

NUSANTARA DIGITAL: Alumnus SMA Negeri 3 Denpasar dan Institut Teknologi Bandung (ITB) Sagara Rizal

 

DENPASAR, BaliPolitika.Com- Kuasai IT maka Anda yang dilamar bukan melamar pekerjaan. Fenomena inilah yang terjadi di masa pandemi Covid-19 yang meluluhlantakkan perekonomian Indonesia sejak kasus pertama diumumkan 2 Maret 2020 silam. Buktinya, PT Telkom Indonesia sejak tahun lalu memasang target merekrut 1.000 sarjana dan magister IT atau TI guna menunjang platform bisnis Digital Telco Company. Sayangnya, target tersebut hingga kini belum terpenuhi.

Fakta itu diungkapkan Lead of Talent Experience CODEX PT Telkom Indonesia, Sagara Rizal, ST, MT. Jelasnya, CODEX  adalah lembaga resmi perekrut sumber daya manusia berlatar belakang sarjana dan magister untuk mendukung Departemen Digital Next Business (DXB) PT Telkom guna menunjang perubahan paradigma bisnis dari Telco Company menjadi Digital Telco Company.

“Memang, kebutuhan 1.000 formasi sarjana dan magister itu untuk semua jurusan. Mulai dari sarjana IT, akuntansi, bisnis, manajemen, psikologi dan lain-lain. Tapi, formasi yang yang paling besar adalah lulusan IT. Ini merupakan tantangan yang besar dimana lulusan IT sangat terbatas dan sampai sekarang formasi itu belum terpenuhi, padahal lingkungan kerjanya sudah dibuat sangat flexible,” ucap Rizal, di Denpasar, Rabu (28/07/2021).

Rizal yang merupakan jebolan SMA Negeri 3 Denpasar dan Institut Teknologi Bandung (ITB) itu menyebut lulusan sarjana dan magister itu sangat dibutuhkan oleh PT Telkom untuk mendukung bisnis Digital Telco Company. “Karenanya saya mengimbau lulusan IT agar memanfaatkan peluang ini bergabung ke PT Telkom. Apalagi kerjanya sangat fleksibel,” ungkapnya. 

Ia merinci lembaga pemerintah, terutama Kejaksaan Agung RI mengincar lulusan IT. Dua kali merekrut Calon Aparatur Sipil Negara (CASN), jumlah formasinya banyak, tetapi pelamar dari jurusan IT, tapi kuota tak terpenuhi. Hal serupa juga terulang di Tahun Anggaran 2021 yang sedang berlangsung untuk lulusan Diploma III, Diploma IV maupun S-1 merujuk pengumuman nomor PENG-01/C/Cp.2/06/2021 tentang Seleksi Pengadaan Calon Pegawai Negeri Sipil Kejaksaan Republik Indonesia Tahun Anggaran 2021 tanggal 30 Juni 2021 yang ditandatangani oleh Bambang Sugeng Rukmono, Jaksa Agung Muda Pembinaan selaku Ketua Panitia Seleksi Pengadaan CPNS Kejaksaan RI TA 2021.

Dari total 4.148 formasi, hampir setengahnya atau sebanyak 1.914 formasi disediakan untuk lulusan TI. Bahkan agar bisa mencapai kuota CASN tersebut, Kejaksaan Agung memerintahkan seluruh Kepala Kejaksaan Tinggi di Indonesia untuk melakukan sosialisasi pada perguruan tinggi TI di daerah masing-masing. Tujuannya agar lebih banyak pelamar dari jurusan TI. 

Kesulitan serupa dialami Bank BNI 1946.  Bank milik pemerintah itu mulai tahun 2021 menutup 94 kantor cabangnya di seluruh Indonesia karena beralih ke pelayanan digital dan membutuh SDM berlatar belakang IT.  

Dengan kata lain, IT kini merambah ke segala aspek kehidupan manusia dan menjadi kebutuhan pokok ke-10 alias sepuluh bahan pokok (sepbako). Bukan sembilan bahan pokok (sembako) yang  dikenal selama ini. Dulu, dalam setiap lowongan pekerjaan, orang merekrut tenaga kerja baru sesuai jurusannya, barulah dilatih bidang IT. Sekarang, terbalik. Mereka merekrut lulusan IT, barulah dilatih bidang-bidang lain. Boleh dikatakan, di era new normal ini, IT is a Must Not Just The  Option,  IT menjadi sebuah keharusan, bukan pilihan. (rls/bp)

Berita Terkait

Baca Juga
Close
Back to top button

Konten dilindungi!