Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

Seni & Budaya

Gus Pada Tolak Pura Titi Gonggang Dipindah

PEDULI WARISAN LELUHUR: Ida Bagus Pada Kusuma berdiri di depan Pura Titi Gonggang yang akses masuknya ditutup rapat-rapat. 

 

KARANGASEM, BaliPolitika.Com- Desas-desus seputar rencana pemindahan Pura Suci Titi Gonggang, Desa Besakih, Karangasem memancing respons banyak pihak. Lebih-lebih pasca foto plang penutup Pura Suci Titi Gonggang yang berbunyi Pura Titi Gonggang sampun megingsir (sudah digeser, red) sebelah utara kurang lebih 300 meter tersebar di media sosial. Tak sedikit yang memahami bunyi plang tersebut sebagai perpindahan lokasi pura. Menyikapi hal tersebut, Ida Bagus Pada Kusuma memilih langsung hadir ke lokasi, Minggu (12/9) siang.  

Setiba di lokasi, Pengasuh Yayasan Bali Lestari yang bergerak di bidang sosial, keagamaan, dan sosial itu mendapati plang berbunyi digeser 300 meter tersebut sudah diganti. Plang penutup akses masuk ke pura itu kini berbunyi Pura Titi Gonggang kalinggihang ring penyejer selami (dipindahkan sementara selama) pembangunan Perlindungan Kawasan Suci Pura Besakih. 

“Dulu di kawasan ini ada sebuah tulisan yang menyatakan pura bergeser 300 meter dari pura ini (Pura Titi Gonggang, red). Namun sekarang sudah diganti. Bilamana pura ini digeser, maka saya pribadi sebagai umat Bali sangat keberatan sekali dan tidak mengizinkan atau akan menolak hal tersebut karena pura ini sudah berdiri jauh sebelum kita ada. Didirikan oleh Empu-Empu yang memiliki kekuatan jnana (pengetahuan, red) yang sangat tinggi dan kuat,” ucapnya sembari menunjukkan perubahan keterangan pada plang penutup Pura Titi Gonggang. 

Gus Pada- sapaan akrab Ida Bagus Pada Kusuma- menekankan jangan sampai pura-pura di Bali dikamuflase oleh kepentingan-kepentingan yang lain. Ia meminta agar pura tetap berada di tempatnya masing-masing. “Biar umat yang mengejar pura, bukan tempat suci yang diatur untuk kepentingan umat. Saya yakin dan percaya umat di Bali akan sangat percaya dan mendukung Gubernur bilamana hal ini (pemindahan, red) tidak terjadi,” ungkapnya. 

“Kalau masalah perbaiki, perbaiki sajalah. Jangan yang aneh-aneh. Ini akan berisiko sekali, akan menyebabkan taksu Bali hilang. Saya yakin dan betul-betul percaya alam di Bali akan murka sekali bilamana hal-hal yang sudah tidak diinginkan terjadi. Pura di Bali bukan dibangun karena keinginan, melainkan karena Jnana dan anugerah Tuhan yang Maha Kuasa. Semoga pura ini hanya diperbaiki, bukan digingsir. 

Ditegaskan Gus Pada, sebagai masyarakat Bali pihaknya akan memantau dan perbaikan pembangunan. Bilamana  pembangunannya tidak sesuai, maka tindakan tegas yang dilakukan. “Jika dipindah, kami  mengimbau harus bersikap. “Jangan sampai tempat suci kita kalah oleh kepentingan. Tata letak yang ada sekarang ini merupakan warisan dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa di Buleleng. Sangat jelas plang diganti. Ada apa dengan ini semua? Semoga perbaikan memang benar adanya dan bukan digeser alias dipindah,” terangnya. (bp)

Berita Terkait

Back to top button

Konten dilindungi!