Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

Pendidikan

Gus Adhi Ungkap 19,4% PNS Tak Setuju Pancasila

JAGA PANCASILA: Anak Agung Bagus Adhi Mahendra Putra, anggota Komisi II DPR RI (2 dari kanan) dalam seminar nasional, Rabu (8/4/2021).

 

DENPASAR, BaliPolitika.Com- Milenial jadi sasaran teroris karena produktif di media sosial. Analisa Psikolog Universitas Airlangga (Unair), Ilham Nur Alfian ini membuat Anak Agung Bagus Adhi Mahendra Putra, anggota Komisi II DPR RI semakin gencar menanamkan nilai-nilai Pancasila. Gus Adhi, demikian dia akrab disapa menggarisbawahi bahwa milenial kerap diajak menjadi pelaku teror. Lebih parah lagi adalah menjadi pelaku bom bunuh diri seperti yang baru-baru ini terjadi di Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan. Pelakunya teridentifikasi baru berusia 26 tahun. Ironisnya, Zakiah Aini yang melakukan penyerangan ke Mabes Polri juga baru berusia 25 tahun.

Lebih jauh, mengutip psikolog Ilham Nur Alfian, Gus Adhi mengatakan penyebaran radikalisme tak hanya menyasar usia milenial, melainkan juga transmisi medianya alias media sosial. Kondisi ini ungkapnya sangat berbahaya dalam kondisi TAP MPR No. II/MPR/1978 tentang Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4) dicabut. Imbuhnya, Badan Pembinaan Pendidikan Pelaksanaan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (BP-7) juga dibubarkan. Parahnya, mata pelajaran Pancasila sebagai mata pelajaran pokok di sekolah dan perguruan tinggi pun dihapus.

Fakta-fakta riil yang terjadi di Indonesia tersebut ungkap Gus Adhi menjadi pertaruhan besar bagi keutuhan NKRI. Lebih-lebih jika ideologi Pancasila tidak kembali dikebumikan di tanah air. Bebernya, dampak ketidakhadiran negara dalam pembinaan mental ideologi bangsa semakin memprihatinkan.

“63% guru memiliki opini intoleran terhadap agama lain. 3% anggota TNI terpapar ekstrimisme. 19,4% PNS tidak setuju Pancasila. 36,5% mahasiswa kampus Islam setuju khilafah. 7 kampus terpapar ekstrimisme agama. Ini secara tidak langsung akan mengganggu kamtibmas. Adik-adik mahasiswa harus betul-betul melihat dengan hati kecil bagaimana kita harus memposisikan diri sebagai seorang pancasilais,” ucapnya saat menjadi salah satu pembicara dalam seminar nasional bertema “Aktualisasi Nilai-Nilai Pancasila di Lingkungan Pendidikan dalam Situasi Pandemi Covid-19” di aula Universitas Mahasaraswati Denpasar, Kamis, (8/4/2021).

Berkaca pada peristiwa terorisme yang tak berkesudahan di Indonesia, Gus Adhi sangat mengapresiasi seminar nasional yang digelar Badan Pembinaan Ideologi Pancasila bekerja sama dengan Fakultas Hukum Universitas Mahasaraswati Denpasar. “Patut diapresiasi. Pasalnya, dalam posisi tafsir Pancasila diserahkan kepada mekanisme pasar bebas, pondasi idiologi bagi generasi muda Indonesia, khususnya Bali merupakan sebuah keharusan,” tegasnya. (bp)

Berita Terkait

Back to top button

Konten dilindungi!