Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

Ekbis

Stop Perang Harga, Ini Kesepakatan Asosiasi Fastboat Sanur

HARAP STOK TAK KECRAT-KECRIT: Asosiasi Fastboat Sanur atau yang dikenal dengan Afast Sanur memutuskan menaikkan tarif penyeberangan dipicu kenaikan harga BBM oleh pemerintah pusat.

 

DENPASAR, Balipolitika.com Sebulan sudah Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) Pertalite, Solar, dan Pertamax resmi naik.

Pertalite dari Rp7.650 per liter menjadi Rp10.000 per liter, Solar subsidi dari Rp5.150 per liter menjadi Rp6.800 per liter, Pertamax dari Rp12.500 menjadi Rp14.500 per liter.

Pengumuman harga BBM naik tersebut disampaikan langsung oleh Presiden Joko Widodo, dalam jumpa pers di Istana Merdeka.

Merespons pandemi Covid-19 yang berkepanjangan ditambah melonjaknya harga BBM, pengusaha akomodasi pariwisata fastboat yang melayani rute Sanur- Nusa Penida- Nusa Lembongan sepakat melakukan penyesuaian harga demi kepentingan banyak pihak.

“Asosiasi Fastboat Sanur atau yang dikenal dengan Afast Sanur menggelar dua kali rapat. Rapat pertama mengenai Lembongan diikuti oleh 10 operator perusahaan. Khusus rute Nusa Penida yang hadir 24 operator perusahaan. Fasboat Sanur anggotanya kurang lebih 34 operator. Hasil rapat memutuskan adanya penyesuaian tarif fastboat rute Sanur- Nusa Penida- Lembongan menyikapi kenaikan harga BBM yang cukup signifikan,” ucap Ketua Asosiasi Fasboat Sanur, Made Ariana ditemui baru-baru ini.

Terkait penyesuaian harga, Ariana merinci tiket rute Sanur-Lembongan seharga Rp150.000 hingga Rp300.000 sekali jalan untuk domestik bergantung servis, contohnya penjemputan, konsumsi, dan sejenisnya.

Rate harga tiket Sanur-Lembongan untuk wisatawan asing sekali jalan seharga Rp300.000 hingga Rp500.000 include servis.

“Untuk rute Sanur-Nusa Penida ada kenaikan untuk WNI. Harga tiket dari Rp75.000 menjadi Rp100.000. Untuk harga WNA, yang dulu Rp150.000 menjadi Rp200.000,” ungkap Ariana sembari menyebut rapat Asosiasi Fastboat Sanur berfokus pada operasional masing-masing operator menyikapi kenaikan BBM.

Mengenai rate harga yang disepakati bersama para anggotanya, Ariana menegaskan sebagai pihak yang menyelenggarakan angkutan jasa penyeberangan, kenaikan harga BBM sangat berpengaruh.

“Untuk penyesuaian harga ini kami akan jalankan per tanggal 7 September 2022. Harapan kami sebagai pengusaha fasboat masyarakat merespons positif kenaikan tarif yang dipicu harga BBM ini agar kami bisa menjaga kualitas servis, maintenance armada, serta keamanan dan kenyamanan pemakai jasa operator kami. Terkait penyesuaian tarif ini kami telah mempertimbangkan perekonomian masyarakat yang baru pulih dari korona. Kenaikan tarif jasa ini, kami mohon permakluman masyarakat,” tegas Ariana sembari menekankan Asosiasi Fastboat Sanur hanya mengatur rate harga tiket fastboat saja.

“Harapan kami pemerintah bisa menjamin BBM lancar. Kalau BBM mahal, tetapi stok kecrat-kecrit tentu akan menghadirkan masalah baru, khususnya terhadap kami para pengusaha yang mengandalkan servis. BBM yang kami gunakan jenis Pertamax. Kami berusaha tunduk terhadap regulasi pemerintah agar lebih ramah lingkungan,” tegasnya.

Penanggung Jawab Asosiasi Fastboat Sanur, Kadek Sanglah Alit Putra Wardhana, ST menambahkan rapat diikuti oleh sejumlah operator, yakni Maruti Express, Glory Fast Cruise, The Tanis Fast Cruise, Wijaya Buyuk, Caspla Bali Group, D’Stars Fast Ferry, Angel Billabong, Funtastic, Ray Fish, Caspla VVilla, Yamuna Express, S’Gening Fastboat, The Angkal Fast Cruise, Axe Stone, Idola, EL REY, Blue Harbor, Scoot Fast Cruises, Ganesha Express, Dwi Manunggal Fastboat, Semabu Hills, Starfish Fast Cruise, Dreambeach, Arthamas Express, D’Camel Fast Ferry, Marlin Fastboat, Mola-Mola Express, Rocky Fast Cruise, dan Sri Rejeki Express.

Adapun struktur organisasi fastboat perdana di Pulau Dewata ini terdiri dari Kadek Sanglah Alit Putra Wardhana, ST (penanggung jawab), I Made Lastrawan (penasihat), Made Ariana, SH (ketua), I Putu Surya Ari Taram, S.Kom (Wakil Ketua), I Nengah Kertawijaya (Bendahara 1), I Made Adi Saputra (Bendahara 2), Didik Abbas, S.Pd. (Sekretaris 1), I Wayan Hendra Sucikra (Sekretaris 2), dengan anggota Kadek Subagiarta, Pinky Sukma, Gede Sudana, Ratih Aprillia, dan Gede Artana.

Sebelumnya para operator yang bernaung di bawah Asosiasi Fastboat Sanur ini sepakat bersatu demi masa depan yang lebih baik. Tidak lagi perang harga saling murah-murahan. Terhitung sejak Senin, 11 April 2022 Meraka kompak bernaung dalam satu wadah bernama Asosiasi Fastboat Sanur.

Pasca dibentuknya Asosiasi Fastboat Sanur ini, Alit berharap tidak ada lagi pengusaha fastboat yang banting harga alias memanfaatkan dalih promosi sebagai ajang jual tiket murah. Perang harga ungkapnya berakhir pada ajang “saling bunuh” yang merugikan semua pihak, termasuk pihak yang mengobral tiket dengan harga rendah.

“Kami bersama sadar ini adalah sebuah kekeliruan. Investasi yang kami tanamkan di usaha ini bukannya menghasilkan keuntungan, sebaliknya justru tekor. Kadang hanya cukup untuk menggaji karyawan. Ketika penyusutan terjadi, tidak sedikit dari kami yang harus berhutang,” ungkapnya.

Wakil Ketua Asosiasi Fastboat Sanur, I Putu Surya Ari Taram, S.Kom menambahkan kebijakan e-ticketing juga membuat para pengusaha fastboat harus bersatu dalam suka maupun duka.

“Isu lain yang kami sikapi dengan serius adalah kelangkaan BBM jenis Pertalite sehingga kami mau tidak mau harus menggunakan BBM jenis Pertamax. Ini menjadi bahan pertimbangan kami. Kalau jadi harus pakai Pertamax jelas ongkos operasional akan melambung tinggi. Inilah yang membuat kami sepakat bergabung dalam satu naungan di bawah bendera Asosiasi Fastboat Sanur. Kami sepakat berjuang bersama, baik dalam suka maupun duka. Kami sepakat bersaing dalam hal pelayanan kepada konsumen. Kami sangat bersemangat sehingga organisasi Asosiasi Fastboat Sanur ini bisa terwujud,” tandas Surya Ari Taram sembari menyebut AD/ART Asosiasi Fastboat Sanur masih dalam proses penyempurnaan.

Alit menggarisbawahi kesepakatan Asosiasi Fastboat Sanur ini berlaku mulai 11 April 2022. “Jika kami salah satu operator melanggar kesepakatan ini, maka kami dari pihak operator yang melanggar siap diberikan sanksi berupa tidak diberangkatkan boat kami jika kami melanggar 1 kali 5 hari tidak jalan, 2 kali 10 hari tidak jalan, dan 3 kali 30 hari tidak jalan oleh pihak Syahbandar yang bertugas di Sanur. Bagi fastboat yang belum beroperasi dan atau akan beroperasi harus serta merta tunduk dan ikut menjalankan isi dari surat pernyataan ini,” ucap Alit sembari menunjukkan surat kesepatan dengan tembusan kepada Dinas Perhubungan Kota Denpasar, KSOP Wilker Sanur, dan Bupda Sanur.

Surat kesepakatan bermaterai 10.000 tersebut ditandatangani oleh Maruti, Caspla Bali, Wijaya Buyuk, Idola, Angel Billabong, Semabu, The Tanis, Sanjaya, Ganesha, Axe Stone, Rayfish, dan Starfish serta diketahui dan ditandatangani dengan stempel cap basah oleh Bupda Sanur Galang Kangin dan KSOP, Kawilker Sanur, I Ketut Suratnata P, S.IP, Senin, 11 April 2022. (bp)

Berita Terkait

Baca Juga
Close
Back to top button

Konten dilindungi!