Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

Pemerintahan

Giri Prasta Mapunia Rp 20 Juta di Puncak Karya Nyekah Sibangkaja

TIMBANG RASA: Bupati Giri Prasta hadiri Puncak Karya Nyekah Kinembulan Desa Adat Sibangkaja, Kecamatan Abiansemal, Selasa (5/10/2021).

 

BADUNG, BaliPolitika.Com- Puncak Karya Nyekah Kinembulan Desa Adat Sibangkaja, Kecamatan Abiansemal dihadiri Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta, Selasa (5/10/2021). Turut hadir Kadis Kebudayaan Gede Eka Sudarwitha, Camat Abiansemal IB Putu Mas Arimbawa, Bendesa Adat Sibangkaja I Made Ciriartha, Perbekel Sibangkaja Ni Nyoman Rai Sudani serta tokoh masyarakat setempat. Guna mendukung karya tersebut Bupati menyerahkan dana punia sebesar Rp 100 juta. Secara pribadi Bupati Giri Prasta juga mapunia Rp 20 juta.

Giri Prasta mengapresiasi Karya Mamukur Kinembulan di Desa Adat Sibangkaja. Hal tersebut sesuai dengan sastra-sastra agama Hindu. Sang Bupati juga berterima kasih kepada panitia karya, bendesa adat, perbekel serta camat yang bersinergi sehingga upacara suci tersebut terlaksana dengan baik dan taat protokol kesehatan.

Karya Mamukur Kinembulan berarti Nyekah secara bersama-sama. Diharapkan ke depan di Desa Adat Sibangkaja juga melaksanakan upacara Manusa Yadnya seperti Metatah, Mepetik dan Metelu Bulanan. Karya Pitra Yadnya Memukur Kinembulan berawal dari upacara ngaben dan karya ini sebagai wujud mengantarkan atma menuju surga. Disebutkan, dalam Karya Nyekah ada prosesi upacara Ngangget Don Bingin dan Murwa Daksina. Pada upacara Murwa Daksina dengan menggunakan sapi gading sebagai lambang Dewa Siwa yang akan mengantarkan atma menuju surga.

Meajar-ajar ataupun Nyegara Gunung disebut dalam Catur Loka Pala. Bila Meajar-ajar ke arah Utara menuju Beratan, ke Barat menuju Batukau, arah Selatan ke Uluwatu, dan arah Timur ke Goa Lawah. Terakhir yang terpenting yaitu pada saat Ngelinggihang Puspa di Merajan Rong Tiga.

“Pada saat Ngelinggihang disebut Dewa Pratista, menyatukan bumi dengan langit. Bila Rong Tiga menghadap ke Barat, puspa yang lanang melinggih di sebelah Selatan, yang istri melinggih di sebelah Utara. Ini adalah konsep padu muka, di mana dik (lanang), Bhataranya Brahma tempatnya di Selatan dan widik (istri) Bhataranya Wisnu tempatnya di Utara dan di tengah-tengah Siwa Guru,” jelasnya.

Prawartaka Karya Ida Bagus Putu Widnyana atas nama krama Desa Adat Sibangkaja menyampaikan terima kasih atas kehadiran serta bantuan dana dari Bupati dan Pemkab Badung. Karya Nyekah Kinembulan merupakan program desa adat yang akan dilaksanakan bila sawa sudah lebih dari 40 sawa atau sudah lima tahun. “Karya Nyekah ini kami rencanakan tahun 2020 lalu. Namun, karena adanya wabah Covid-19, baru bisa terlaksana tahun 2021 ini,” jelasnya. Di masa pandemi, pihaknya tetap berupaya mematuhi protokol kesehatan yang ketat guna mencegah penyebaran covid-19.

Nyekah Kinembulan kali ini diikuti 88 sawa. Terdiri dari 50 sawa lanang dan 38 sawa istri dari 7 banjar di Desa Adat Sibangkaja. Mengenai biaya bersumber dari masing-masing sawa dikenakan sebesar Rp 4 juta. Termasuk bantuan dana dari desa adat, desa dinas, dan dana punia dari para donatur, termasuk bantuan dari Bupati Badung dan DPRD Badung. Dudonan karya dimulai sejak sebulan lalu. Puncak karya pada Anggara Wage Gumbreg, 5 Oktober 2021.

“Besok akan dilanjutkan dengan Upacara Nyegara Gunung ke Pura Goa Lawah, matur-atur ke Pura Dalem Gede serta ngelinggihang di masing-masing Merajan,” imbuhnya. (rls/bp)

Berita Terkait

Back to top button

Konten dilindungi!