Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

Hukum & Kriminal

Gayatri Sebut Parpol Nasionalis India Dukung Teroris

Senggol Mangku Pastika dan Oknum Kasrem 

KONTROVERSIAL: Dosen Universitas Ngurah Rai, Dr. Ida Ayu Made Gayatri, S.Sn, M.Si.

 

DENPASAR, BaliPolitika.Com- Setelah melaporkan dosen perguruan tinggi swasta di Jakarta, Desa Made Darmawati ke Bareskrim Mabes Polri, Senin (19/4/2021), Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI) melaporkan dosen Universitas Ngurah Rai, Dr. Ida Ayu Made Gayatri, S.Sn, M.Si ke Polda Bali, Kamis (14/10/2021). Didukung sejumlah barang bukti, langkah hukum yang diajukan ini diterima Polda Bali dengan bukti surat tanda bukti laporan pengaduan masyarakat bernomor registrasi Dumas/800/x/2021/SPKT/Polda Bali.

Gayatri dilaporkan karena menuduh KMHDI berafiliasi dengan organisasi teroris. Pernyataan ini disampaikan pada zoom meeting, Minggu, 10 Oktober 2021 pukul 19.00 WIB yang kemudian diunggah ke sosial media facebook pada fanpage Komponen Rakyat Bali (sumber: https://fb.watch/8zlNO1XGup/menit 02.09 s.d 02.45). Adapun pernyataan yang disampaikan Ida Ayu Made Gayatri yakni di dalam rilis resmi Vishva Hindu Parishad yang berkedudukan di India menyatakan bahwa PHDI, KMHDI, PERADAH dan organisasi lain adalah afiliasi dari Vishva Hindu Parishad. “Vishva Hindu Parishad jika Bapak Ibu sekalian buka informasinya di google adalah kategori organisasi teroris ia adalah bagian dari gerakan sayap kanan yang ada di India,” ujarnya.

Selang sehari kemudian, tepatnya pada Senin, 11 Oktober 2021, Gayatri kembali menyeret sejumlah nama, yakni Komisaris Jenderal Polisi Drs. I Made Mangku Pastika, M.M. yang merupakan Gubernur Bali ( 2008-2018), Perdana Menteri India, Narendra Modi, dan oknum Kasrem alias Kepala Staf Korem. Menariknya, Gayatri menuduh dengan meyakinkan Partai BJP atau Bharatiya Janata Party yang merupakan sebuah partai politik nasionalis di India mendukung Vishva Hindu Parishad yang disebutnya tidak segan-segan melakukan pembakaran masjid, penghancuran gereja, kemudian juga membakar manusia yang dianggap bertentangan dengan keyakinan mereka.

Berikut penyampaian Gayatri yang menyeret sejumlah pihak saat berorasi di acara simakrama pengurus Parisada Hindu Dharma Indonesia Pusat Masa Bakti 2021-2026 dengan ketua dan pengurus organisasi pergerakan di Warung Ongan Asli Ikan Bakar, Jimbaran, Senin, 11 Oktober 2021. Simakrama ini diprakarsai Marsekal TNI (Purn.) Ida Bagus Alit Dunia dan Sekretaris PHDI Pusat hasil MLB Pura Samuan Tiga, Komang Priambada. 

Vishva Hindu Parishad (VHP) ini adalah sayap kanan dari RSS (Rashtriya Swayamsevak Sangh) yang didukung oleh Partai BJP (Bharatiya Janata Party adalah sebuah partai politik nasionalis di India, red) yang berkuasa di India. Perdana menterinya adalah Modi (Narendra Modi, red). Perdana Menteri ini mendukung gerakan Vishva Hindu Parishad untuk menghindukan Dataran Hindia dan Pakistan. 2020 saya sudah menyampaikan di publik bahwa pernyataan Presiden Pakistan terhadap gerakan Hindu dunia yang dilakukan oleh India itu merusak eksistensi umat Islam di negara mereka karena mereka tidak segan-segan melakukan pembakaran masjid, penghancuran gereja, kemudian juga membakar manusia yang dianggap memang bertentangan dengan keyakinan mereka. Silakan itu diperiksa. Jadi jangan sampai ideologi ini tidak kita pelajari dengan seksama. Negara kita menganut politik internasional bebas dan aktif, tetapi Anda pun harus paham bahwa dalam konteks hubungan internasional ini ada koridor yang harus dipatuhi oleh setiap warga negara. Bahwa hubungan internasional ini harus tidak bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila. 

Tentu gerakan Vishva Hindu Parishad ini yang diklaim oleh Hare Krishna di dalam akun resmi facebook mereka dan kami periksa itu memang terjadi di dalam akun website resmi dari Vishva Hindu Parishad yang hari ini (Senin, 11 Oktober 2021, red) tadi pagi saya cek sudah hilang datanya. Untung saja informasi itu sudah kita berikan kepada intelijen dari Kasrem (Kepala Staf Korem, red) kemarin karena saya menganggap ini ada indikasi yang membahayakan kelangsungan hidup kita sebagai umat beragama dan antar umat beragama. 

Ya, jadi yang Anda lihat itu hanya bagian kecil dari yang kita tahu. Bahwa payung RSS ini sangat berbahaya bagi kehidupan kita karena ini akan memicu potensi konflik laten dan manifes di masa depan.

Jadi, Vishva Hindu Parishad ini sekarang sudah ada di dalam, masuk Pakistan dan Indonesia serta Bali. Karena Hare Krishna dalam akunnya Dodi Seraya mengatakan mereka adalah afiliasi dari Vishva Hindu Parishad. Itu ada, resmi, dan sudah saya screenshot. Kemudian Vishva Hindu Parishad ini punya sayap lagi yang namanya Bajrang Baan. Bajrang Baan ini dikenal dengan Jay Hanuman. Ya, jadi Anda di sini di Bali kalau tahu itu ada Jay Hanuman di sini itu bagian dari gerakan Bajrang Baan. Waspadalah! Itu adalah kelompok para militan dari RSS yang mengembangkan diri lewat Vishva Hindu Parishad. 

Vishva Hindu Parishad ini masuk ketika era pemerintahan Gubernur Mangku Pastika. Ya, jadi ini mereka melakukan manuver untuk menghindukan dunia dengan merekrut, ya melakukan pendekatan lobbying tingkat tinggi dengan pimpinan-pimpinan daerah yang memang berpotensi untuk mengembangkan ideologi mereka. Dan Bali dianggap sebagai pintu masuk untuk pengembangan ideologi tersebut karena dengan menguasai Bali itu artinya mereka bisa menguasai Indonesia. Dan terbukti ide untuk membangun kekhilafahan model Hindu itu sudah ada dalam projek agenda 50 tahun Gita Nagari yang digagas oleh Hare Krishna.

Jadi yang Anda lihat hari ini hanya bagian kecil Sampradaya- Sampradaya itu, sedangkan bagian besar dunia itulah yang harus kita pelajari bahwa ideologi itu sangat berbahaya. Tujuan utama kita adalah menghentikan ideologi itu menyebar, meluas, ya dengan melakukan rekruitmen-rekruitmen di daerah-daerah terpencil yang sulit untuk dikontrol dalam pengawasan negara dan ini menjadi tanggung jawab kita bersama untuk membangun kesadaran kewaspadaan nasional terhadap potensi bahaya ideologi dan organisasi transaksional di Indonesia dan terutama di Bali. Semoga ini bisa membuka pikiran kita bersama bahwa yang kita bahas itu bukan hanya Sampradaya tapi organisasi agenda internasional yang mungkin akan menghancurkan kita di masa depan. (tim/bp)  

Berita Terkait

Back to top button

Konten dilindungi!