Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

Pemerintahan

Garap Masker Gratis, Addicted Invaders: Terima Kasih Pemkab Karangasem

Akui Harga Rp 5.700 Potong Pajak 11,5%

KARANGASEM, BaliPolitika.Com– Masker seharga Rp 5.700 per buah yang dibagikan secara gratis oleh Bupati Karangasem, I Gusti Ayu Mas Sumatri melalui Dinas Sosial Karangasem, Senin (21/9/2020) lalu kembali dijelaskan secara transparan. Sebelumnya, Ni Nyoman Yessi Anggani, owner Panda Konveksi membenarkan menerima harga per masker Rp 5.700. Yessi merinci produksi per masker yang dikerjakannya senilai Rp 4.800 rupiah.

“Rincian per pieces bahan Rp 2.000, ongkos jahit Rp 300, ongkos sablon Rp 500, press logo Rp 1.200, packing + plastik Rp 300, biaya lembur Rp 500. Anggaran masker Rp 5.700 belum potong pajak 11,5%. Coba Anda bantu hitung margin laba konveksinya? Kami mempekerjakan penjahit 10 orang, tukang sablon 6 orang, karyawan press 8 orang, packing 6 orang. Selama nike tiang tidak enak makan dan tidur. Pingin nangis, kadung orderan sudah tiang terima. Maaf, tiang curhat,” ungkap Yessi sembari menyebut pihaknya mengerjakan pesanan 300 ribu masker.

Selain Panda Konveksi, Addicted Invaders, Jalan Serma Gejer, Lingkungan Belong, Karangasem juga menjawab pertanyaan terkait pengadaan 512.797 buah masker tersebut. Kepada balipolitika.com, I Kadek Sugiantara, owner Addicted Invaders mengaku mendapat pesanan 212.797 buah masker dengan harga satuan Rp 5.700 dipotong pajak 11,5%.

“Rincian produksinya kain + potong laser + jarit Rp 2.500, sablon logo digital Rp 1.200, packing + plastik Rp 300, lembur Rp 500. Total Rp 4. 800. Di luar biaya transportasi dan operasional lainnya. Untuk produksi ini, kami melibatkan tenaga untuk menggarap sejumlah 16 orang dengan jam kerja mulai jam 7 pagi sampai 10 malam,” ucap Sugiantara.

Imbuhnya, di luar jam kerja setelah pegawai pulang kerja, dirinya kerap masih harus bekerja dibantu keluarga untuk sablon digital dan packing hingga pukul 1 pagi. Kenangnya, pesanan pernah digarap hingga pukul 3 pagi. “Karena saat itu terbentur hari raya Galungan. Banyak pegawai kami yang libur. Sebenarnya order masker seperti ini sudah sering kami terima. Biasanya yang memesan dari instansi perkantoran, mahasiswa, grup organisasi. Instansi Polri, dan Kantor Agama juga memesan pada kami,” ungkapnya sembari menyesalkan pembagian masker gratis tersebut terkesan dipersoalkan untuk kepentingan politis. “Mohon dibantu agar beritanya berimbang dan tidak dipolitisir,” pintanya.

Atas kepercayaan yang diberikan Pemkab Karangasem, Sugiantara mengaku bersyukur. Pesanan masker tersebut membuatnya bisa mempekerjakan karyawan yang sempat dirumahkan lantaran order sepi. “Sangat membantu. Dengan adanya aturan pemerintah pusat yang mewajibkan masyarakat taat protokol kesehatan guna mencegah penularan Covid-19 kami akhirnya dapat cipratan rezeki. Pemda Karangasem membuat program membagikan masker untuk masyarakat. Masyarakat jadi sehat, pengusaha seperti kami pun bisa bertahan hidup dan memberi pekerjaan bagi karyawan,” ungkapnya sembari meyakini masker adalah alat ampuh terhindar dari virus SARS Cov-2.

Diberitakan sebelumnya, Kepala Dinas Sosial Gede Basma mengatakan pengadaan alat pelindung diri (APD) berupa masker gratis bersumber dari anggaran belanja tak terduga (BTT). Satu pieces-nya senilai Rp 5.700; berbahan kain dan bisa dicuci-pakai. Masker dibuat merespons aspirasi para camat dan perbekel setempat dalam upaya menekan laju penyebarluasan virus korona.

Kabid Perlindungan Jaminan Sosial, Dinas Sosial Karangasem, I Gede Sumartana mengatakan pihaknya sangat hati-hati menggunakan anggaran yang bersumber dari refocusing anggaran bidang kesehatan yang diambil dari BPKAD dengan payung hukum perkada. Setelah melakukan survei harga di sejumlah konveksi, dipilihlah Panda Konveksi, Jalan Sudirman No. 125 Amlapura dan Addicted Invaders, Jalan Serma Gejer, Lingkungan Belong, Karangasem.

“Kami survei di banyak penyedia atau konveksi. Ada yang meminta harga Rp 13.000 per buah. Dalam situasi kegawatdaruratan dan perintah segera yang diintruksikan pemerintah pusat, syukur kami menemukan penyedia yang mau menerima harga Rp 5.700 per buah dipotong pajak 11,5%,” tegas Sumartana. (bp)

Berita Terkait

Baca Juga
Close
Back to top button

Konten dilindungi!