Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

Politik

Ejek Karangasem, Dewa Jack Diminta Fokus Urus Siaran TV Gratis di Buleleng

KARANGASEM, BaliPolitika.Com– I Gusti Ayu Mas Sumatri- I Made Sukarena (Massker) wajib lebih semangat menyongsong 9 Desember 2020. Paslon nomor urut 2 di Pilkada Karangasem 2020 itu harus tegar menerima fakta bahwa bukan paslon nomor urut 1 I Gede Dana- I Wayan Artha Dipa (Dana-Dipa) yang mereka hadapi di Pilkada Karangasem 2020, namun Gubernur Bali Wayan Koster. Gerbong politisi PDI Perjuangan lintas kabupaten pun sibuk menyerbu Karangasem padahal daerah asal mereka masing-masing sedang tidak baik-baik saja akibat Covid-19.

Salah satu yang paling mencolok adalah Dewa Made Mahayadnya.  Anggota DPRD Bali dapil Buleleng yang akrab disapa Dewa Jack itu menyebut Karangasem inginkan perubahan dan selama 5 tahun kepemimpinan Mas Sumatri sing ade ape de (tidak ada perkembangan apa-apa). Ejekan tak berdasar itu direspons Putu Iwan Karna, S.H. seorang pengusaha property yang juga putra alm. I Made Karna, S.H. yang saat menjabat Ketua Pengadilan Negeri Denpasar menjatuhkan vonis mati bagi terdakwa Bom Bali 1, Amrozi, 7 Agustus 2003 silam. Dia meminta Dewa Jack lebih fokus mengurus daerahnya sendiri. Antara lain serius menyikapi masalah amburadulnya data kemiskinan di Buleleng yang berdampak pada penyaluran bantuan yang tak tepat sasaran di masa pandemi Covid-19.

“Atau lebih baik urus keluhan masyarakat Buleleng yang selama ini kesulitan mengakses siaran televisi gratis yang menjadi janji Gubernur Bali Wayan Koster bagi Buleleng. Katanya cukup 2 tahun janji-janji Pak Koster terwujud semua. Ini sudah lewat 2 tahun kok belum terwujud dan malah sibuk ngurus kami di Karangasem?” tanya Putu Iwan Karna. Daripada sibuk ngurus Karangasem, Dewa Jack juga disarankan mulai berpikir kenapa blank spot area Bali Utara dari siaran televisi gratis tak pernah terjawab. Padalah, Buleleng selalu dipimpin oleh PDIP, Gubernur dari PDIP, ditambah 6 anggota DPRD Bali dari PDIP. “Faktanya Buleleng untuk urusan siaran televisi gratis saja belum tuntas. Jadi, sangat aneh bila Anda mengejek Karangasem tanpa dasar sementara pemerintah pusat, khususnya Presiden Jokowi memuji dan memberikan penghargaan kepada kami,” tegasnya.

Tentang tuduhan tak ada perkembangan apa-apa di Karangasem, mantan Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Bali asal Karangasem itu menjawab lugas. Dia meminta sang anggota dewan yang pernah menjadi Wakil Ketua Bidang Pariwisata KNPI Bali semasa dirinya menjabat posisi Ketua KNPI fokus menyikapi laporan perekonomian Provinsi Bali Agustus 2020 sesuai tupoksi seorang legislator. Putu Iwan Karna merinci sesuai data Bank Indonesia, Badan Pusat Statistik, PT Angkasa Pura 1, Pelindo III, DJPb, OPD Provinsi Bali, dan OPD 9 Kabupaten/Kota se- Bali yang dikeluarkan 4 September 2020 serta membuka mata bahwa Provinsi Bali pun menghadapi krisis yang sama.

“Di triwulan II 2020 ekonomi Bali tercatat tumbuh sebesar -10,98% (yoy). Lebih rendah dibanding triwulan I 2020 yang sebesar -1,14% (yoy). Angka ini juga lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi nasional pada periode yang sama, sebesar -5,32% (yoy). Pertumbuhan ekonomi Bali menjadi yang paling jebol di Indonesia. Lebih baik Bapak Dewa Jack urus ini! Atau tidak berani ya mengkritik Gubernur Bali Wayan Koster karena takut di-PAW?” ungkapnya.

Lebih lanjut, terkait perkembangan Karangasem di era kepemimpinan Mas Sumatri, Putu Iwan Karna meminta Dewa Jack bertanya kepada pemerintah pusat kenapa Mas Sumatri mendapat sejumlah penghargaan hingga Karangasem meraih predikat WTP 5 kali berturut-turut.

Sebagaimana diketahui, Massker telah menjabarkan capaian-capaian selama menjadi nakhoda Bumi Lahar Karangasem sejak 2015. “Angka buta huruf berkurang dari sebelumnya 18,58 persen di tahun 2015 menjadi 14,9% di tahun 2019. Tingkat lamanya siswa sekolah naik dari 5,8 tahun pada 2015 menjadi 6,31 tahun di tahun 2019. Jumlah gepeng juga berhasil dikurangi dari 242 kepala keluarga di tahun 2016 menjadi 70 kk di tahun 2019. Kami juga berhasil meningkatkan anggaran kesehatan dari Rp 279 miliar di tahun 2010-2015 menjadi Rp 781,5 di tahun 2015-2020. Kami juga memberikan konsumsi penunggu pasien sebanyak 81 ribu orang. Kartu Karangasem Sehat (KKS) kepada 116 ribu penerima manfaat,” ucap Mas Sumatri dalam Bahasa Bali halus dalam debat sesi pertama.

Sukarena menambahkan sebelum pandemi Covid-19 mewabah di Indonesia dan segala penjuru dunia, Karangasem juga mampu meningkatkan kunjungan wisatawan dengan konsep Karangasem The Spirit of Bali. Ungkapnya berdasarkan data kunjungan wisatawan ke Karangasem periode 2016-2019 naik sebesar 337%. “Dari sebelumnya 454 ribu kunjungan wisatawan di tahun 2016 menjadi 1,5 juta kunjungan di tahun 2020.

Bebernya prioritas APBD Karangasem tahun 2016-2020 di sektor pendidikan sebesar Rp 2,5 triliun, sektor kesehatan Rp 781,5 M, sektor sosial Rp 210 M, sektor pariwisata Rp 58,7 M, adat dan budaya Rp 88, 3 M, dan penanggulangan Covid-19 sebesar Rp 36,1 M. “Dengan digitalisasi penerimaan pendapatan dari berbagai sektor, kami optimis pendapatan asli daerah kabupaten yang kita cintai bisa ditingkatkan,” tegas pria murah senyum itu. (bp)

Berita Terkait

Back to top button

Konten dilindungi!