Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

Serba-Serbi Dunia

Diusir Olahraga di ITDC, Sumantra: Emangnya Kami Penyebar Virus?

RUMAH OKSIGEN: Bali Tourism Development Corporation (kini bernama ITDC) menjadi paru-paru Kuta Selatan, memiliki kawasan hijau yang luas dan sejuk.

 

NUSA DUA, BaliPolitika.Com– Mau sehat saja susah. Kejanggalan inilah yang dirasakan warga Nusa Dua saat ini. Mereka menyoroti kurang bersahabatnya kebijakan pihak Bali Tourism Development Corporation (kini bernama ITDC) yang melarang warga masuk ke kawasan tersebut meskipun hanya untuk sekedar aktivitas olahraga. Larangan ini bahkan berlaku  sebelum masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat alias PPKM.

“Masyarakat lokal dilarang masuk ke kawasan BTDC jika tidak punya name tag maupun label yang tercantum,” kata I Wayan Sumantra Karang yang juga Ketua PAC Partai Gerindra Kuta Selatan. Sumantra menilai kebijakan tersebut konyol dan berlebih-lebihan. Pasalnya, ITDC memiliki kawasan berhektar-hektar yang menyediakan oksigen gratis bagi masyarakat. Jika protokol kesehatan yang dijadikan alasan, ia menilai itu konyol sebab orang sakit mustahil berolahraga. 

Karena seolah-olah hanya memberikan perlakuan khusus bagi mereka yang menginap di kawasan tersebut, Sumantra mempertanyakan apakah udara segar kini hanya boleh dihirup oleh orang berduit saja? Sumantra pun tertawa menyikapi kebijakan BTDC yang tidak masuk akal dengan melarang warga setempat berolahraga di lokasi tersebut. “Seharusnya pihak ITDC mendukung aktivitas warga setempat yang ingin berolahraga. Dengan olahraga imun tubuh otomatis naik dan mampu mencegah penyebaran virus Covid-19 di wilayah tersebut,” ungkapnya. 

“Kok lucu ya, di masa pandemi orang dilarang berolahraga di kawasan BTDC? Kan konyol itu namanya,” sentil mantan pengurus LPM Kelurahan Benoa ini seraya menjelaskan nyaris seluruh warga Kelurahan Benoa tervaksin tahap II. Artinya, dengan sudah 95 persen warga tervaksin berarti tinggal menjaga imun tubuh dengan berolahraga. 

“Apa yang ditakuti dari masyarakat Nusa Dua? Justru saya mempertanyakan masyarakat luar yang datang ke sana dengan membawa mobil dan menginap di kawasan BTDC belum tentu sudah divaksin sampai tuntas. Salah itu kebijakan BTDC yang melarang warga lokal berolahraga. Memangnya kami penyebar virus? Sampai-sampai warga kami diusir dari kawasan BTDC, kalau tidak ada kepentingan tidak boleh beraktifitas di BTDC?” ungkapnya.

Lebih lanjut, Sumantra Karang berharap pihak BTDC mengkaji lagi aturan yang dibuat. Tidak perlu main usir. “Kalau mau ketat ya sekalian aja BTDC di-lockdown. Jangan setengah-setengah buat aturan! Di satu sisi pihak BTDC melarang warga setempat masuk, tetapi memperbolehkan wisatawan untuk berkunjung. Secara logika yang namanya berolahraga nggak mungkin terjadi perkumpulan massa,” bebernya. 

Sumantra mengaku akan berkoordinasi dengan aparat desa setempat untuk menyikapi permasalahan itu demi solusi terbaik merespons aturan tidak jelas itu. “Kami akan segera berkoordinasi dengan aparat desa setempat untuk membahas aturan pelarangan warga lokal tidak boleh masuk kawasan BTDC ini,” pungkasnya. 

Sayangnya sampai berita ini diturunkan belum ada dari pihak ITDC maupun manajemen BTDC yang mengklarifikasi terkait pengusiran warga yang olahraga itu. (tim/bp)

Berita Terkait

Baca Juga
Close
Back to top button

Konten dilindungi!