Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

Politik

Disel Tegaskan Intruksi Mendagri Tak Batasi Jam Jualan

Apresiasi Kreativitas Warga Survive di Masa Pandemi

BADUNG, BaliPolitika.Com- Virus SARS-CoV-2 benar-benar “memukul” Bali. Ekonomi Pulau Dewata hanya tumbuh 0,98 persen di triwulan IV tahun 2020. Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, berarti ekonomi Bali tumbuh negatif sedalam -12,21 persen alias paling jebol dibandingkan seluruh provinsi lain di Indonesia. I Wayan Disel Astawa, anggota DPRD Bali dari Fraksi Gerindra memandang serius kondisi tersebut.

Mengacu data Badan Pusat Statistik Provinsi Bali yang menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi 0,98 persen ditunjang oleh usaha kuliner, Ketua DPC Gerindra Kabupaten Badung itu meminta pemerintah tegas dan adil bagi para pelaku usaha. Intinya tidak mengistimewakan satu sektor sementara yang lain “tidak diurus”.

“Dari sisi produksi, sesuai data BPS Bali, struktur ekonomi Bali pada 2020 masih didominasi oleh kategori penyedia akomodasi dan makan minum yang tercatat berkontribusi sebesar 18,37 persen. Sementara dari sisi pengeluaran, kontribusi terbesar tercatat pada komponen konsumsi rumah tangga, yaitu 54,06 persen,” ucapnya.

Fakta ini, tegas Disel harus disikapi secara seksama demi kepentingan masyarakat luas. Lebih jauh dirinya meminta semua pihak, khususnya pengambil kebijakan untuk membaca ulang Intruksi Menteri Dalam Negeri No. 03 Tahun 2021 tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Berbasis Mikro dan Pembentukan Posko Penanganan Corona Virus Disease 2019 di Tingkat Desa dan Kelurahan untuk Pengendalian Penyebaran Corona Virus Disease 2019.

“Mari simak bagian kesembilan poin D tentang pengaturan pemberlakuan pembatasan. Diterangkan bahwa kegiatan restoran (makan/minum di tempat sebesar 50% dan untuk layanan makanan melalui pesan antar atau dibawa pulang tetap diizinkan sesuai dengan jam operasional rertoran dengan penerapan protokol kesehatan yang lebih ketat. Dengan kata lain pemerintah pusat memang membebaskan sejak awal. Tolong, saya mohon mari kita fokus ngurus masyarakat dan stop pencitraan yang tidak penting. Regulasi pemerintah pusat yang sudah sangat peduli pada masyarakat tolong jangan diterjemahkan lagi,” tegasnya.

Lebih jauh, Disel juga berharap dengan vaksinasi yang masif dilakukan dan prokes ketat, pemerintah perlahan tapi pasti membuka kran wisatawan domestik. Agar 1,2 juta warga Bali yang menganggur punya kesempatan kembali bekerja.

“Kran domestik buka dengan prokes ketat. Hidup new normal. Semua harus menyesuaikan karena lahir, hidup, dan mati bukan tanggung jawab pemerintah sepenuhnya. Buktinya, setahun pandemi berjalan pembagian BLT dan lain-lain tidak merata dan tersendat-sendat, tapi kita masih bisa bertahan. Saya pribadi salut dengan perjuangan masyarakat, khususnya warga Bali untuk bertahan,” tegasnya. (bp)

Berita Terkait

Back to top button

Konten dilindungi!