Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

Pemerintahan

KK Miskin, Sampah, Kurangnya Guru “Hantui” Klungkung

Suwirta Tolak Laporan di Atas Meja

TURUN LANGSUNG: Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta turun langsung ke masyarakat tuntaskan keluhan. 

 

KLUNGKUNG, BaliPolitika.Com- Sama seperti kabupaten lain di Indonesia, khususnya di Bali, angka kemiskinan dan permasalahan sosial masih menjadi pekerjaan rumah bagi Pemerintah Kabupaten Klungkung. Sayangnya, angka pasti jumlah kepala keluarga miskin Bumi Serombotan tidak dicantumkan di laman resmi Badan Pusat Statistik Kabupaten Klungkung. Hal ini membuat capaian atau efektitivitas program bedah desa yang dicanangkan di Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta sejak 2016 masih sumir. Di satu sisi diklaim sukses entaskan kemiskinan, di sisi lain fakta di lapangan menunjukkan hal sebaliknya, lebih-lebih di masa pandemi Covid-19. 

Inovasi Bedah Desa Pemkab Klungkung tuntas dilakukan di total 53 desa dan 6 kelurahan sejak tahun 2016. Mulai dari Desa Suana, Kecamatan Nusa Penida hingga Desa Kutampi dan Desa Klumpu, Kecamatan Nusa Penida, Jumat (25/6/2021). Keluarga miskin, ketersediaan air bersih, infrastruktur, pendidikan, dan potensi desa yang menjadi persoalan dasar belum sepenuhnya terselesaikan.

Diketahui, untuk bedah Desa Kutampi Bupati Suwirta menyorot persoalan keluarga miskin masih banyak yang belum ditangani. Data DTKS kebanyakan tidak aktif. Pengalihan status jalan desa menjadi jalan kabupaten juga menjadi cacatan. Termasuk sampah yang masih berserakan di ladang.

Menariknya, dalam kondisi banyak lulusan guru yang menganggur, SD 3 Kutampi justru kekurangan tenaga guru. “Pembelajaran siswa akan lebih optimal serta sarana dan prasarana yang diberikan bermanfaat dengan baik,” jelas Bupati Suwirta di hadapan para guru.

Khusus Bedah Desa Klumpu diketahui keluarga miskin dan penanganan sampah juga jadi sorotan. “Kita saling bahu-membahu menuntaskan permasalahan ini. Mulai dari perbekel dan dinas terkait lainnya. Semakin kita turun data difabel, lansia dan keluarga miskin akan semakin terbuka dan termasuk sulitnya desa untuk menuntaskan ini, langsung kita tuntaskan di tempat,” jelas Bupati Suwirta. (tim/bp)

Berita Terkait

Baca Juga
Close
Back to top button

Konten dilindungi!