Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

Politik

Dewa Budiasa: Salam Perubahan, Mari Selamatkan Tabanan!

TABANAN, BaliPolitika.Com– I Dewa Nyoman Budiasa, Wakil Bupati Tabanan nomor urut 2 memberikan warna baru bagi dinamika politik Tabanan. Bersama pasangannya, Anak Agung Ngurah Panji Astika, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kesatuan Pelaut Indonesia (KPI) Pusat itu mengucapkan terima kasih kepada seluruh masyarakat Tabanan yang secara tulus ikut berjuang demi sebuah perubahan.

Dewa Budiasa mengaku terharu merespons antusias dan semangat masyarakat mengawal perjuangan Panji-Budi. Dirinya berharap para relawan, simpatisan, dan seluruh lapisan masyarakat Tabanan tak bosan-bosan mendukung Panji-Budi. “Kami tidak ada apa-apanya tanpa dukungan masyarakat. Kami siap menang dan setelah kami menang mari bersama-sama berjuang memperbaiki Tabanan. Pintu rumah kami akan terbuka 24 jam bagi masyarakat. Kemenangan Panji-Budi tanggal 9 Desember 2020 nanti adalah awal kebangkitan Tabanan. Agar Tabanan bangkit, kami membutuhkan dukungan lebih besar setelah kami dilantik. Kami butuh masyarakat Tabanan selama 4 tahun ke depan. Bukan hanya di bilik suara,” ucap Dewa Budiasa, Rabu (18/11/2020).

Sembari memanjatkan puji syukur kepada Ida Sesuhunan, Semesta Alam, Tuhan Yang Maha Esa atas capaian perjuangan Panji-Budi sejauh ini, Dewa Budiasa menjelaskan beberapa hal penting. Selain menyerap aspirasi dengan cara bertemu langsung dengan masyarakat, pria yang telah memberangkatkan puluhan ribu pelaut Indonesia ke mancanegara itu menggarisbawahi beberapa hal.

“Kami mengikuti pergerakan sameton di media sosial. Dinamika, perdebatan, dan pergulatan gagasan tidak semata hanya sekedar persoalan dukung- mendukung paslon. Tapi lebih dari itu, gagasan yang disampaikan adalah pentingnya untuk melaksanakan agenda perubahan di Bumi yang dulunya pernah disebut sebagai Lumbung Padinya Bali. Kami sangat berterima kasih kepada akun-akun media sosial yang telah memposting secara kritis, menyorot beberapa hal yang harus menjadi prioritas pembangunan di Tabanan. Tetaplah kritis hingga Panji Budi memenangkan pilkada Tabanan 2020. Setelah kami menang, kritik masyarakat harus lebih keras agar Tatanan Baru, Tabanan Baru terwujud sempurna,” rincinya.

Dewa Budiasa juga mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada para relawan yang telah berjalan dan mengetuk dari satu pintu ke pintu lain menyampaikan salam perubahan. Imbuhnya, pencalonan Panji-Budi adalah pemersatu hasrat perubahan yang selama ini dipendam oleh masyarakat Tabanan. “Panji-Budi merespons sangat serius hal ini. Kesempatan tidak datang dua kali. Jangan sampai momentum Pilkada, 9 Desember 2020 ini terlewatkan begitu saja. Gunakan hak pilih Anda demi perubahan Tabanan ke arah yang lebih baik,” tegas pria murah senyum itu.

Kenapa perubahan penting dilakukan? Jawabannya sederhana. Karena manajemen tata pemerintahan dan tata kelola keuangan di Tabanan harus digarap secara profesional demi kemakmuran masyarakat. “Pentingnya agenda perubahan dilaksanakan juga karena menimbang tahun 2018 Tabanan defisit, tahun 2019 Tabanan kembali defisit, dan tahun 2020 dengan ancaman kembali defisit. Target PAD Tabanan malah dirancang turun. Segala rencana pembangunan di Tabanan ke depan tentu sangat tergantung pada anggaran pendapatan belanja daerah.

“Bagaimana mau menuntaskan jalan hotmix 100 persen yang sudah dijanjikan sejak 2015? Bagaimana mau menuntaskan proyek-proyek mangkrak jika tidak ada dana?” tanyanya.

“Semangat perubahan di arus bawah semakin menguat. Baik generasi tua maupun anak muda Tabanan sebagian besar sudah semakin sadar untuk ambil bagian menyelamatkan masa depan Tabanan,” sambungnya sembari berharap masyarakat tidak mudah “dibeli” suaranya. “Namun, kesadaran serta keinginan kuat belumlah cukup dalam mengawal perubahan di Tabanan. Beberapa teknik kecurangan pemilu masih berpotensi terjadi,” bebernya.

Lebih lanjut, Dewa Budiasa menjelaskan praktik-praktik kecurangan dimaksud. Dia antaranya 1) surat undangan pemilih tidak disampaikan, 2) serangan fajar, 3) intimidasi pemilih, 4) menjemput pemilih untuk diarahkan coblosannya, 5) kecurangan saat registrasi pemilih di TPS, 6) kecurangan saat baca kertas coblosan, 7) kecurangan penulisan penghitungan suara.

“Untuk itu kita harus merapatkan barisan, mengawal proses demokrasi ini demi perubahan Tabanan. Jangan sampai kecurangan dapat memenangkan pemilihan. Keyakinan kita sebagai umat, sesuatu yang diawali dengan kejahatan, akan berakhir dengan keburukan. Sebaliknya, jika diawali dengan niat tulus, maka kesejahteraan yang akan menjadi hasilnya,” tutupnya. (bp)

Berita Terkait

Baca Juga
Close
Back to top button

Konten dilindungi!