Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

Kesehatan

Demo PPKM Batal, Dokter Ucapkan Terima Kasih

TERIMA KASIH: Seorang dokter RSUD Wangaya sedang memeriksa pasien.

 

DENPASAR, BaliPolitika.Com- Aksi demonstrasi terkait Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat yang kini berganti nama menjadi PPKM Level 1-4 batal meletus di Bali, Sabtu (24/7/2021). Kondisi itu membuat banyak pihak, khususnya tenaga medis bersyukur. Diakui tambahan 12.025 kasus positif Covid-19 dengan 246 kematian di masa PPKM Darurat 3-20 Juli 2021 ditambah 4.825 kasus positif dengan 113 kematian dalam 4 hari (21-24 Juli 2021) pelaksanaan PPKM Level 3, membuat pihak rumah sakit kalang kabut.

“Syukur demo batal. Kita sedang berjuang melawan pandemi Covid-19. Kasus meningkat pesat di Bali. Jangan sampai gara-gara demo menambahkan kasus Covid-19 yang sudah banyak. Salurkan aspirasi melalui wakil rakyat supaya prosedur jalan,” ucap Ketua Asosiasi Rumah Sakit Swasta Wilayah Bali, Dr. dr. Ida Bagus Fajar Manuaba, Sp.OG, MARS, Minggu (25/7/2021) pagi.

Kepala Instalasi Gawat Darurat (IGD) dan Person in Charge (PIC) Ruang Covid-19 RSUD Wangaya, dr. Anak Agung Bagus Dharmayuda juga menyampaikan rasa syukur serupa. Jika demonstrasi meletus, khususnya di Denpasar dr. Dharmayuda mengaku jika dibolehkan ia lebih memilih cuti. “Ruang isolasi kami di RS Wangaya sudah di atas 100 persen. Lebih dari 78 tempat tidur Covid-19. Kamar biasa menyentuh angka 76 persen. IGD kami sudah lama tutup,” terangnya.

Persediaan oksigen ungkapnya juga sempat kosong selama dua jam, namun kini sudah cukup untuk pasien. Kondisi kelangkaan oksigen inilah yang ungkapnya bisa membahayakan nyawa pasien. dr. Dharmayuda mengajak semua pihak untuk menahan diri agar keluar rumah seperlunya saja. Jika masyarakat kompak tidak melakukan mobilisasi yang tinggi, ia yakin kasus infeksi Covid-19 bisa menurun dan angka pasien sembuh bisa jauh lebih banyak dari yang terinfeksi. 

“Teorinya kondisi puncak ini akan turun atau melandai. Kecuali ada lagi yang memicu seperti aksi demonstrasi atau kegiatan berkerumun lainnya,” beber dr. Dharmayuda. (tim/bp) 

Berita Terkait

Back to top button

Konten dilindungi!