Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

Pariwisata

Berulangkali Di-PHP, Ayu Saraswati Optimis Pariwisata Bali Bangkit

MENTAL BAJA: Owner & CEO Toya Devasya Hot Spring, The Ayu Kintamani Villa, dan Toya Yatra Travel, Putu Ayu Astiti Saraswati

 

DENPASAR, BaliPolitika.Com- Total kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali selama 2019 mencapai 6,2 juta orang. Australia bertengger di urutan pertama dengan menyumbang 20,4% turis. Disusul Tiongkok dengan 18,53%, dan 61% turis dari berbagai negara. Diterjang SARS-CoV-2 alias Covid-19 sejak 3 Maret 2020, masa keemasan alias golden years itu terputus. Bagai roller coaster, Pulau Dewata terpuruk di tahun 2020 hingga detik ini. Meski demikian, Owner & CEO Toya Devasya Hot Spring, The Ayu Kintamani Villa, dan Toya Yatra Travel, Putu Ayu Astiti Saraswati mengajak insan pariwisata Bali untuk tetap merawat optimisme dalam diri masing-masing. Hal itu disampaikan Ketua HIPMI Bangli (2015-2018) itu dalam Zoom Meeting bertajuk “Pariwisata dan Biro Perjalanan Wisata di Bali Paska Pandemi”, Sabtu (21/8/2021) sore. 

“2019 Golden Years. Kunjungan wisatawan mancanegara tembus 6,2 juta orang. Berbalik 180 derajat, tahun 2020 hingga saat ini tutup total. New Normal sempat hadir dengan beberapa kali harapan. Namun hasilnya kecewa. Berharap lagi, kecewa lagi, tapi yang pasti kami tetap optimis. Industri pariwisata di Bali tangguh dan teruji. Pariwisata saat ini sedang istirahat panjang. Saatnya kita memikirkan skenario atau kemungkinan kalau pandemi berakhir,” ucap jebolan Master in Business (Banking and Finance) Monash University, Melbourne, Australia itu. 

Dengan segala piranti penunjang akomodasi yang dimiliki Bali, Ayu tak sepakat sektor pariwisata Bali amburadul karena korona. Ia memilih mengambil hikmah yang diakibatkan si wabah. “Industri pariwisata berhenti sementara. Namun, tidak seperti daerah lain, industri pariwisata di Bali tangguh, teruji, dan inilah saatnya kita bangkit kembali,” serunya. 

Daripada sibuk galau menanti kapan border pariwisata internasional dibuka, Ayu Saraswati mengajak semua stakeholder untuk berpikir dan mempersiapkan apa yang harus dilakukan jika pandemi berakhir. Setelah pandemi berakhir, ia menilai akan terjadi sesuatu yang tidak bisa dihindari, yaitu perubahan. “Kita tak bisa melakukan hal yang sama seperti sebelumnya,” tandas alumnus S1 Akuntansi Universitas Tarumanegara, Jakarta itu. (bp)  

Berita Terkait

Baca Juga
Close
Back to top button

Konten dilindungi!