Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

Kesehatan

“Anu” Loyo di Masa Pandemi, Ini Saran Profesor Unud

SEKSUALITAS: Keharmonisan hubungan suami istri harus tetap dipelihara di masa pandemi Covid-19.

 

DENPASAR, BaliPolitika.Com- Pandemi Covid-19 memaksa setiap orang membatasi aktivitas di luar rumah. PPKM Darurat yang berganti nama menjadi PPKM Level 1-4 bahkan mensyaratkan masyarakat diam di rumah saja. Kondisi ini akan menghindarkan peluang seseorang terinfeksi Covid-19. Namun, di sisi lain ancaman ledakan pertumbuhan penduduk juga menanti di depan mata. 

Menyadari bahaya yang menanti ibu dan bayi dalam kandungan di masa pandemi Covid-19, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana dan IDI Cabang Denpasar membuat telekonseling gratis setiap hari yang ditujukan kepada pejuang isoman alias isolasi mandiri. Salah satu materi yang disajikan setiap hari Minggu pukul 10.00-12.00 lewat aplikasi zoom adalah tentang seks dan seksualitas. Masyarakat umum dipersilakan berpartisipasi lewat link bit.ly/telekonselingFKUNUD-IDIDPS.  

Dekan FK Unud, Prof. Dr. dr. I Ketut Suyasa, SpB Sp OT (K) tak menampik seks dan seksualitas seseorang pasti sangat terpengaruh oleh pandemi Covid-19 yang berkepanjangan. Ungkapnya, kalau dompet kosong dan banyak pikiran tentunya vitalitas seorang pria pasti terganggu. 

“Stres bisa bikin anu loyo. Kami mengulasnya secara keilmuan. Bagaimana kesehatan reproduksi, bagaimana di situasi pandemi aktivitas seksual jangan sampai justru menjadi media penularan virus,” ungkap Prof. Suyasa. 

Hal penting lain, tegas Prof. Suyasa adalah peluang ledakan penduduk lantaran dirumahkannya sebagian besar masyarakat. Hamil di masa wabah korona, terangnya memiliki risiko yang tinggi. Dalam telekonseling oleh tim seksolog, Prof. Suyasa menyebut edukasi penundaan kehamilan diberikan mengacu fakta bahwa risiko ibu hamil terkena Covid-19 sangat tinggi. 

“Lewat telekonseling ini, para dokter menyarankan penggunaan alat kontrasepsi. Risiko ibu hamil terinfeksi virus tinggi dan pasti akan jatuh ke kondisi keadaan gejala klinis yang berat. Dalam kondisi itu dokter harus menyelamatkan dua nyawa,” ungkapnya. (tim/bp)

Berita Terkait

Baca Juga
Close
Back to top button

Konten dilindungi!