Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

Politik

BBM Naik, Sada Dego: Lonjakan Harga Sembako PR Pemerintah

JERIT RAKYAT: Sekretaris DPD Partai Demokrat Provinsi Bali sekaligus Kelian Suka Duka Banjar Legian Kaja, Kuta, I Made Sada Dego bersama Koordinator ForBALI (Forum Rakyat Bali Tolak Reklamasi) Teluk Benoa, Wayan “Gendo” Suardana saat melayat di rumah duka ayahanda aktivis Tolak Reklamasi, AA Made Mahendra Putra, Jumat (1/4/2022)

 

KUTA, Balipolitika.com- Setelah 2 tahun lebih dihantam pandemi Covid-19, kini, masyarakat Indonesia dihantam kenaikan barang kebutuhan pokok seiring kebijakan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM). Berbeda halnya dengan minyak goreng yang tiba-tiba berlimpah saat harga naik, solar justru langka. Jumlah solar yang bisa diisi hanya sekitar 80 liter. Kalau dipakai bekerja paling cuma bertahan 3 hari. Ngerinya, tersiar di banyak media nasional bahwa untuk mendapatkan solar seseorang harus antre paling cepat 1 hari 1 malam. Bahkan bisa mencapai 2 hari 2 malam.

Kenaikan harga-harga barang ini juga dipastikan tidak bisa dihindari setelah Menteri BUMN Erick Thohir minta maaf atas kenaikan harga Pertamax. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan juga mengungkapkan rencana kenaikan harga Pertalite dan LPG 3 kg. Dalih kenaikan harga secara bertahap ini adalah situasi memanas akibat serangan Rusia ke Ukraina. Menariknya, Luhut menyebut kenaikan harga BBM jenis Pertamax di Indonesia terbilang sangat terlambat seiring tren kenaikan harga minyak dunia yang telah berlangsung lama.

Menghadapi situasi pelik ini, Sekretaris DPD Partai Demokrat Provinsi Bali, I Made Sada Dego menilai sangat wajar masyarakat mengeluh karena takut barang kebutuhan pokok akan melambung seiring kenaikan harga bahan bakar minyak. Lebih-lebih perekonomian Bali terbilang masih terseok-seok akibat gempuran pandemi Covid-19 sejak Maret 2020 hingga detik ini. Sada Dego mengaku paham keputusan kenaikan harga ini diambil demi menyelamatkan keuangan Pertamina sebagai imbas mahalnya harga minyak mentah dunia. Namun, meski demikian dirinya juga mengaku paham bahwa keputusan final terkait kenaikan harga ini ada di pundak pemerintah.

“Dalam kondisi perekonomian masyarakat kecil yang masih porak-poranda akibat Covid-19, seyogianya pemerintah lebih arif dan bijaksana dalam mengambil keputusan.Tunggu dulu situasi pulih seperti sedia kala baru kemudian harga direvisi. Jika dalam situasi sulit ini pemerintah masih ngotot menaikkan harga, berarti kurang berpihak pada masyarakat kecil,” ucap sosok kharismatik yang juga dipercaya sebagai Kelian Suka Duka Banjar Legian Kaja, Kecamatan Kuta, Badung.

Selain mengkritik, Sada Dego juga memuji pemerintah yang akan memberikan bantuan langsung tunai (BLT) minyak goreng untuk 23 juta warga. “BLT ini akan diberikan untuk 23 juta warga senilai Rp 100 ribu sebulan selama 3 bulan yang diberikan sekali dengan jumlah Rp 300 ribu. Terdiri atas 20,5 juta keluarga yang masuk dalam daftar penerima bantuan nontunai dan Program Keluarga Harapan (PKH) serta 2,5 juta PKL yang berjualan gorengan pada bulan April, Mei, dan Juni,” ungkap Sada Dego.

Khusus di Bali, Sada Dego berharap ada perhatian lebih intens dari pemerintah untuk menjamin harga-harga kebutuhan pokok tidak melambung tinggi pasca pengumuman kenaikan BBM oleh pemerintah pusat. Terangnya kenaikan harga minyak goreng turut menjadi penyumbang inflasi (0,91 % mtm) pada Maret 2022 akibat pelepasan Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk minyak goreng kemasan pada 16 Maret 2022 lalu.

“Pada bulan April 2022, tentu kita semua harus siap-siap menghadapi kenaikan harga Pertamax sebesar 38,9% yang bisa saja dibarengi dengan kelangkaan bahan bakar jenis Pertalite setelah premium sama sekali hilang dari peredaran. Kita pun harus siap-siap menghadapi kenaikan kelompok bahan makanan seiring dengan peningkatan permintaan selama bulan puasa dan Idul Fitri 1443 Hijriah. Tentu dalam hal ini pemerintah, khususnya partai politik yang memiliki wakil di parlemen segala tingkatan harus senantiasa memastikan ketersediaan pasokan bahan pokok dan keterjangkauan harganya dengan kantong rakyat,” tegas Sada Dego yang kini mengelola rumah makan dengan spot sultan tapi harga anak sekolah, yakni Mie Bar Bar yang beralamat di Mexchicken Cartel Kuta, Jalan Dewi Sri No.17, Legian, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung. (bp)

Berita Terkait

Back to top button

Konten dilindungi!