Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

PuisiSastra

Puisi-Puisi Nur Indah Sutriyah

Ilustrasi: Gede Gunada

 

Senja di Prima Husada

Senja tiba di Prima Husada
Membawa mendung lalu menjatuhkan kesedihan
Kutatap wajah mungil penuh ngilu
Meraung-raung kesakitan
Kala jarum menusuk selang infus dan menjejakkan perih
Sepasang bola mata memerah
Pecah mengalirkan riak tangis

Setiap senja tiba di Prima Husada
Selalu merebahkan tubuhnya di atas nyala tungku
Lalu menenggelamkannya di angka 38.8
Sementara aroma obat menyeruak
Memenuhi ruang kemudian masuk melewati kerongkongan

Apakah akan berlanjut seperti ini?
Jika senja tetiba datang di Prima Husada
Misteri naik turun suhu panas tak teraba
Oleh deteksi darah di laborat lantai pertama

Pasuruan, 30 Juli 2023

 

Cempaka Prima Husada

Waktu mematung pada tengah malam
Termangu memungut cemas
Segumpal waswas menyelimuti hati
Semak-semak belukar mengikat erat
Di kedalaman tempurung kepala

Aku melihat sinar pucat dari gadis kecil berbaju merah
Di atas bed Cempaka Prima Husada
Bibirnya pecah serupa prongkalan tanah di musim kemarau
Raga mungilnya melemah
Sebab panas memaksa melucuti tubuhnya

Seketika ruang Cempaka mengabu
Ayat-ayat panjang bermunajat
Dibacanya agar batas masa terus memanjang
Hentikan segala kekhawatiran

Pasuruan, 30 Juli 2023

 

Menjemput Kesembuhan

Sabtu kelabu
Lagi dan lagi kau memanggilku
Memijakkan kaki di teras gawat darurat

Tak pernah kusangka
Hari ini kita bertemu
Menjalin keakraban di ruang bisu

Kali ini kau menyambutku dengan hati
Bukan sekeping harapan mengobral janji
Berbeda seperti kemarin di bulan Januari

Di ruang bisu mata kita beradu dimakan kegetiran
Diterkam kesunyian teramat mencekam
Sebab kegelisahan mengundang hujan

Kau biarkan jarum kecil menjelajah nadi
Tubuhku tegang menjerit kesakitan
Namun kau berusaha menenangkan

Kupijakkan kaki di lantaimu bukanlah alasan merindu
Tapi ragaku ringkih ingin segera pulih
Sebab di rumah sakit ini keyakinan berbinar
Ada harapan kesembuhan

Pasuruan, 30 Juli 2023

 

Tentang Mimpi

Malam menjemput mimpi
Membawaku berkecipak di air sungai
Kususuri beningnya dengan kaki lirih
Melewati lantai bebatuan bundar

Kudapati jubah batik terhanyut dibawa arus
Lalu kutangkap cepat meski tubuh basah
Sebab kutahu jubah itu milik putri mungilku

Pandangan kabur menatap awan
Menangkap arti dari sebuah mimpi
Pikiran berhambur semrawut
Menguak aroma curiga

Rasa cemas terhidang panas di ubun-ubun
Ketika terangkai maksud mimpi membikin ngilu ulu hati
Oh, Tuhan apa arti semua ini?
Sebuah pertanda ataukah isyarat?
Sebab tak bisa dicerna akal sehat

Pasuruan, 31 Juli 2023

 

Pelukan Pengantar Tidur

Pelukan ibu adalah azimat
Pengantar tidur saat nyala api menguliti tubuh
Aku bersembunyi di dekapannya
Sengaja mencari muara

Tak ada sambat dari bibirnya
Betapa nyala api itu memanas lalu menyiumi kulitnya
Yang ada hanya setangkup doa
Terlantun sebagai penentram jiwa

Pasuruan, 31 Juli 2023

 

BIODATA

Nur Indah Sutriyah lahir di Kota Pasuruan, Jatim. Mengabdi di Yayasan Nurul Hidayah Asshonhaji sebagai tenaga pendidik. Menyukai puisi sejak tahun 2020. Karya-karyanya termuat di berbagai media online. Selain menulis puisi, dia juga gemar menulis cerpen. Saat ini dia tergabung dalam Komunitas Kepul, Competer, dan Genitri.

Gede Gunada lahir di Desa Ababi, Karangasem, Bali, 11 April 1979. Ia menempuh pendidikan seni di SMSR Negeri Denpasar. Sejak 1995 ia banyak terlibat dalam pameran bersama. Ia pernah meraih penghargaan Karya Lukis Terbaik 2002 dalam Lomba Melukis “Seni itu Damai” di Sanur, Bali; Karya Lukis Kaligrafi Terbaik 2009 dalam Lomba Melukis Kaligrafi se-Indonesia di kampus UNHI Denpasar.

Berita Terkait

Baca Juga
Close
Back to top button

Konten dilindungi!