Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

Politik

Pilkada Tabanan: Puas dengan Keadaan Sekarang atau Ingin Perubahan?

Dewa Budiasa: Masyarakat Harus Berani Tentukan Sikap!

TABANAN, BaliPolitika.Com– “Sameton Tabanan. Bila ada di antara sameton yang merasakan getaran di dada, rasa jengkel yang meluap, rasa malu sekaligus marah setiap kali melihat postingan gambar jalan rusak di daerah Tabanan, saya beritahukan pada semeton, perasaan saya juga sama. Perasaan inilah yang kemudian mendorong saya untuk menerima tawaran menjadi calon wakil kepala daerah dalam Pilkada Tabanan 2020,” ucap I Dewa Nyoman Budiasa, Jumat (20/11/2020).

Karena marah dan jengkel tidaklah cukup, Dewa Budiasa menegaskan bahwa harus ada keberanian dalam dirinya untuk menentukan sikap merespons fakta-fakta yang tersaji di Kabupaten Tabanan. Tak cukup sendiri, keberaniannya tersebut selanjutnya harus dibarengi dengan sikap masyarakat yang juga berani menentukan sikap: Membiarkan keadaan seperti ini berjalan lagi untuk 5, 10, atau 20 tahun ke depan ataukah memilih untuk mewujudkan sebuah perubahan di Tabanan.

“Saya pribadi sebenarnya sudah berada di posisi zona nyaman. Secara bisnis, urusan kepentingan ekonomi keluarga sudah dapat terbilang tuntas. Tempat tinggal, kendaraan, penghasilan, astungkara sudah dapat disebut lebih di atas rata-rata. Tapi kampung halaman saya ada di Tabanan. Keluarga besar saya ada di Tabanan. Setiap kali saya pulang kampung, saya masih melihat dan bisa merasakan aspal jalanan Tabanan mengguncang-guncang suspensi mobil saya sedemikian keras,” ungkap Sekretaris Jenderal Kesatuan Pelaut Indonesia (KPI) Pusat itu.

Imbuhnya, kemarahan dan kejengkelan menjadi semakin bertambah saat membaca berita tentang sejumlah proyek mangkrak di Tabanan. “Bagaimana bisa anggaran dihamburkan untuk kemudian menjadi proyek mangkrak sementara masih banyak hal lain yang bisa dilakukan dengan anggaran tersebut?” tanyanya.

Dewa Budiasa melihat masih banyak gedung sekolah belum direnovasi dengan layak. Masih banyak warga kurang mampu belum bisa membayar biaya pengobatan. Masih banyak petani yang belum bisa memberikan pendidikan yang layak untuk anaknya.

“Pilkada Tabanan kali ini bukan sebuah pertarungan antara kami, Pasangan Panji-Budi Nomor urut 2 melawan Jawir. Bukan juga tentang merah melawan biru. Tapi pilkada kali ini menjadi pilihan bagi semeton Tabanan sinamian antara keberanian untuk mewujudkan perubahan atau cukup puas dengan keadaan seperti saat ini. Keputusan ada di tangan semeton 9 Desember 2020 nanti. Salam Perubahan. Coblos Nomor 2,” tegas Dewa Budiasa.

Diam dan membisu melihat fakta-fakta di Tabanan kekinian tegasnya adalah hak setiap orang. Namun, jika masih memiliki hati nurani siapapun tak boleh diam. Harus terpanggil dan bergerak mendorong perubahan demi hari esok yang lebih baik. (bp)  

Berita Terkait

Baca Juga
Close
Back to top button

Konten dilindungi!