Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

Sosial

Mulat Sarira Tingkatkan Semangat Menyama Braya

NYEPI 1944: Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara dan Wakil Walikota, I Kadek Agus Arya Wibawa

 

DENPASAR, Balipolitika.com- Umat Hindu merayakan Hari Suci Nyepi Tahun Baru Caka 1944 tahun 2022, Kamis (3/3/2022). Seluruh rangkaian yang dari Pemelastian, Tawur Agung Kesanga, Nyepi, dan Ngembak Geni begitu sarat makna. Meski virus Covid-19 masih mewabah, rangkaian Hari Suci Nyepi dapat dilaksanakan dengan khidmat sesuai dresta masing-masing tanpa mengurangi makna sembari menerapkan protokol kesehatan.

Pemelastian atau Melasti dilaksanakan sebagai bentuk penyucian bhuana alit dan bhuana agung. Melasti di Kota Denpasar disepakati berlangsung secara terbatas taat prokes tanpa mengubah esensi makna pemelastian. Dilanjutkan dengan pelaksanaan Tawur Agung Kesanga bertepatan dengan Tilem Sasih Kesanga yang serentak dilaksanakan di Catus Pata Desa, Catus Pata Kabupaten/Kota. Sesuai maknanya, hal ini dimaksudkan sebagai upaya menetralisir aura negatif pada palemahan serta nyomya bhuta kala.

Pada malam Pangerupukan yang identik dengan Nyomya Bhuta Kala, pawai ogoh-ogoh di Kota Denpasar disepakati dengan peserta terbatas serta menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Sedangkan keesokan harinya merupakan pelaksanaan Hari Suci Nyepi (sipeng) mengawali Tahun Caka 1943 dilaksanakan Catur Brata Penyepian yakni, Amati Geni, Amati Karya, Amati Lelungan, dan Amati Lelanguan yang semuanya bermakna sebagai ajang penyucian diri dengan mulat sarira serta meningkatkan sradha dan bhakti. Pelaksanaan Catur Bratha Penyepian ini diakhiri dengan Ngembak Geni yang bermakna penyucian lingkungan sosial melalui Dharma Shanti.

Walikota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara bersama Wakil Walikota Denpasar I Kadek Agus Arya Wibawa, Senin (24/2/2022) mengajak segenap umat Hindu dan masyarakat Kota Denpasar untuk melaksanakan seluruh rangkaian Hari Suci Nyepi sebagai yadnya suci meningkatkan sradha bhakti dalam melaksanakan dharma agama dan dharma negara.

Walikota Jaya Negara menghimbau segenap komponen masyarakat untuk memanfaatkan momen Nyepi sebagai kesempatan untuk saling menghormati, mengembangkan rasa toleransi berdasarkan konsep Catur Paramitha dan Tri Hita Karana hidup berdampingan menghormati keragaman budaya dengan spirit Vasudhaiva Khutumbakam yang bermakna kita semua bersaudara.

Ia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk memaknai Nyepi sebagai kontrol diri dan mulat sarira, mengingat saat ini Virus Covid-19 masih terjadi, karenanya diperlukan upaya penanggulangan dengan meningkatkan kesadaran bersama.

Wawali Kadek Agus Arya Wibawa turut berpesan agar senantiasa bersama-sama dalam meningkatkan kewaspadaan dan mawas diri sebagai ajang mulat sarira. Sehingga seluruh umat manusia dapat terbebas dari mara bahaya serta mampu meningkatkan kesejahteraan hidup.

“Selamat melaksanakan rangkaian upacara Hari Suci Nyepi Caka 1944 kepada segenap umat Hindu dan masyarakat yang melaksanakannya. Semoga kita selalu dapat melakukan sradha bakti sesuai dengan swadarma kita masing-masing untuk mewujudkan Denpasar Kota Kreatif Berwawasan Budaya Menuju Denpasar Maju, Pelestarian budaya terus dilaksanakan, protokol kesehatan diterapkan. Semoga pandemi lekas usai dan ekonomi kembali pulih,” tegas Jaya Negara dan Arya Wibawa. (dah/bp)

Berita Terkait

Back to top button

Konten dilindungi!