Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

Politik

Ida Cokorda Pemecutan XI Sebut Muntra Kader Penuh Semangat

PENDIRI GOLKAR BALI: Anak Agung Ngurah Manik Parasara (Ida Cokorda Pemecutan XI) puji sosok I Wayan Muntra.

 

DENPASAR, BaliPolitika.Com– Meski DPD 1 Golkar Bali berulangkali membantah, banyak pihak menilai sosok Eks Ketua DPD II Golkar Badung, I Wayan Muntra memang secara halus “disingkirkan”. Skor 4-0 pun disematkan kepada Golkar Bali atas sikapnya yang dinilai kurang menguntungkan bagi sosok pria kelahiran Sawangan, Desa Peminge, 23 November 1971 itu. Meski demikian, Muntra mengaku berteduh di bawah rindangnya beringin. Sikap tegar Muntra ini mendapat apresiasi dari pendiri partai politik Golkar Bali, Anak Agung Ngurah Manik Parasara (Ida Cokorda Pemecutan XI).

Mengemban amanah sebagai Ketua Pengprov Lemkari-Do Provinsi Bali, Ketua Pengurus Wilayah Bali Ikatan Notaris Indonesia, Ketua Umum Induk Organisasi Golf (PGI) Bali masa bakti 2020-2024, dan Kerta Desa Adat Peminge, Ida Cokorda Pemecutan XI menilai Muntra sebagai sosok spesial. Lebih-lebih di masa pandemi Covid-19 yang berkepanjangan, pria yang sehari-hari berprofesi sebagai notaris ini tetap eksis berbagi kepada masyarakat. Saking eksisnya, sejumlah masyarakat Bali, khususnya Badung pun menghimpun diri dengan sukarela dalam sebuah wadah bernama Sameton Muntra. Masuka-duka (berbagi dalam acara berduka, red) pun rutin dilakukan sosok Muntra.

“Muntra belakangan jadi anggota (Golkar, red), tapi dia semangat. Sudah dari dulu Golkar Bali, ada yang ingin masuk, ada yang ingin keluar. Kalau nggak ikut sama pimpinan dipecat. Itu biasa. Orang kita namanya saja republik, tapi jiwa kita masih feodal. Kalau tidak dituruti out, nggak dapat out,” ungkap Ida Cokorda Pemecutan XI. Menyikapi pilihan Muntra yang masih bertahan di bawah rindang pohon beringin meski beberapa kali “disakiti,”, Ida Cokorda Pemecutan XI memberikan apresiasi tinggi.

“Kalau bisa tetap di Golkar saja. Dari dulu kondisinya sama saja. Banyak yang kecewa. Kalau dapat (duduk di kursi eksekutif atau legislative, red) omongannya gede. Kalau dapat sebut Golkar nomor satu. Kalau nggak dapat kecewa. Itu biasa,” ungkapnya. (tim/bp)

Berita Terkait

Back to top button

Konten dilindungi!