Ilustrasi: Ni Luh Voni Dewi
SEPOTONG CERITA BUAT DESAK S
mengingatmu seluruh tubuh adalah untaian doa
harum yang kau tebar di sunyi udara adalah doa
di tengah dingin alunan kidung persembahan di pura
di antara gemerincing genta pendeta yang memuja
mengingatmu seluruh gerak adalah doa
di lembar-lembar dedaunan, di batu-batu, di pepohonan
himpunan doa ada di seluruh semesta
sekujur jiwa berbalut doa dalam tarian bunga-bunga
apa yang kau yakini sedari awal ketika hari terbuka?
yang kau wujudkan dalam butiran santap pagi di sepotong daun?
sang gaib bagai menjelma nyata dalam puja trisandya
memenuhi seluruh alam sampai di sudut-sudut yang tersembunyi
juga di kerling mata dan lentik jarimu
doa kau tebar dalam kuntum-kuntum persembahan
bagi dewa-dewa
yang menguasai jagat semesta
dan seperti doa, selalu ada arti di setiap gerak tubuhmu
bahkan pada tiap tetes tirta yang memercik di jari
meski sangat kukenal
tapi selalu ada yang tak kutahu bagai sebuah sandi
selalu ada yang tetap asing walau sudah begitu karib menyatu
selalu ada yang tak kumengerti
Guliang Kawan, Mei 2023
RELIEF
akan kuukir jiwamu di dinding itu
kuukir jiwamu bukan tubuhmu atau wajahmu
akan kulukis lalu kuukir jiwamu di dinding itu
dengan bunga-bunganya
di hatimu
juga mimpi-mimpimu
akan kulukis lalu kuukir
semuanya
hidupmu, kehidupan jiwamu
masa lalumu, hidupmu yang kini
dan akan datang
yang ada di angan-angan, di kenangan
dan seluruh gejolak batinmu
rasa rakut dan kecewamu
akan kulukis lalu kuukir, kupahat di batu-batu di dinding itu
kuukir, agar tampak jelas segala yang tersembunyi di hatimu
juga di jiwamu, di seluruh jiwamu
agar tak lagi ada yang tersembunyi
agar siapapun dan apapun bisa melihatnya
inginmu, kecewa dan takutmu juga kebencian dan sesalmu
dan semua kebohonganmu
semua yang tersembunyi dan tertutupi oleh kepura-puraanmu
akan kuwujudkan di dinding itu
menjadi ukiran, pahatan relief
wajah dan tubuhmu bakal menua, keriput dan lunglai
tapi di relief itu 100 atau 1000 tahun lagi tak akan berubah
bila sekarang kulukis dan kujadikan pahatan
tapi jiwamu yang bergejolak, mimpi-mimpimu, kenanganmu
dan semua yang tersembunyi dalam dirimu saat ini
100 tahun lagi bila kau menengoknya
tetap tak berubah seperti adanya saat ini
sama seperti yang kuukir di relief
Guliang Kawan – Kumendung, Mei 2023
3 AGUSTUS 2023
agustus tiba
dan hari ini
lilin menyala dalam hatiku
kue ulang tahun tersaji dalam jiwaku
:selamat ulang tahun
genap 60 tahun hari ini hadirku di bumi
apa arti usia?
kala muda
pertambahan usia
adalah harapan dan sekian macam keinginan
ketika tua
bertambahnya usia
adalah detik-detik menunggu datangnya kematian
kala muda
pertambahan usia
adalah senyuman dan semangat
menyambut esok akan datang
ketika tua seperti kini
aku ingin tetap tersenyum
menyambut hari akhirku
karena itu yang kutunggu
seperti yang selalu kumohon
dalam setiap dzikirku
hari ini
telah kutiup lilin
dalam hatiku
kupotong kue ulang tahun
dalam jiwaku
hari ini
:genap 60 tahun usiaku
“Selamat ulang tahun, usiaku”
Kumendung, 3 Agustus 2023
CERITA DI SISA USIA
agustus tiba
kukubur sisa usia di bawah purnama
kulanjutkan cerita tanpa kata-kata
adakah yang masih tersisa selain cerita
ketika usia menua?
barangkali secuil fatwa
sepotong harapan atau apa
perlu disampaikan sekedar mengisi waktu jeda
sementara tiupan lilin, kembang api atau asap dupa
kalaupun ada hanya percuma
aku tak membutuhkannya
mungkin perlu untuk anak cucu saja
bertambahnya usia
bukan suatu yang istimewa
bagi diri yang sudah purna
meski tahu segala yang kupunya
sama sekali tak ada yang sempurna
dan nyatanya
kesempurnaan di dunia
tak akan ada yang bisa mendapatkannya
kalau kita hanya manusia
kesempurnaan hanya milik tuhan sang maha segala
agustus tiba
kutunggu ajal dengan doa
Kumendung, 3 Agustus 2023
BIODATA
Gimien Artekjursi, lahir 3 Agustus l963. Tinggal di desa Kumendung, Muncar, Banyuwangi. Puisinya dimuat di media cetak dan online di Indonesia. Antologi bersama: Penyintas Makna, Pujangga Facebook Indonesia, Laut dan Kembara Kata kata (Jazirah Sebelas), Larung Sastra, Sulur Kembang Sri Tanjung, Deklarasi Puisi Untuk Negeri, Rendezvous!, Anak-Anak Merah-Putih. Memenangkan lomba cipta puisi Sanggar Minum Kopi Denpasar 1989, dan Negeri Kertas.com 2022, Nominasi Anugerah Sastra Apajake 2023. FB: Gimien Artekjursi.
Ni Luh Voni Dewi, lahir di Denpasar, 28 Juni 1978. Dia belajar melukis secara otodidak. Aktif menampilkan karyanya dalam berbagai pameran bersama, seperti pameran “Hari Kartini” di Warung Yaya, Sanur (2012), “Alignment” di Bidadari Art Gallery, Ubud (2013), “Bali Art Fair” di Maha Art Gallery (2013), “I Love My Mom” di Seniwati Artspace, Ubud (2016), “Jabuik Tabao Padang” di Bentara Budaya Bali (2018), “Indonesia Satu” di Hotel Pullman, Jakarta (2019), “Vidya Diva” di Taman Budaya Bali (2019), “Transendensi” di TAT Art Space, Denpasar (2023). Pada 2011, dia berpameran tunggal bertajuk “Perempuan” di Serambi Arts Antida, Denpasar. Selain melukis, dia menekuni seni merias wajah dan menata rambut.