Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

Politik

De Gadjah Soroti Pamedek Pingsan dan Sampah di Besakih

Singgung Perhatian Pemerintah dan Badan Pengelola

PERHATIAN: Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Provinsi Bali, Made Muliawan Arya, S.E., M.H. yang akrab disapa De Gadjah soroti antrean pamedek plus tumpukan limbah sampah upacara serangkaian Ida Bhatara Turun Kabeh di Pura Agung Besakih, Karangasem, Bali.

 

KARANGASEM, Balipolitika.com- Viral di media sosial soal padatnya pamedek di Pura Besakih berdesakan saat antre untuk sembahyang serangkaian upacara suci Ida Bhatara Turun Kabeh yang Nyejer selama 25 hari mulai Senin, 22 Maret 2024 hingga Rabu, 14 April 2024.

Saking antusiasnya pamedek yang berasal dari seluruh penjuru Pulau Dewata, luar Bali, bahkan luar negeri, tak sedikit yang pingsan saking padat dan sempitnya jalur masuk dan keluar pamedek ke Pura Penataran Agung Besakih yang merupakan pusat dari kompleks Pura Besakih di Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali.

Terlebih tak sedikit pamedek yang membawa anak-anak maturan. Kondisi tak ayal menambah situasi ketidaknyaman karena pamedek harus ngantre hingga berjam-jam sebelum akhirnya mendapat giliran masuk areal pura.

Kondisi inilah yang disoroti Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Provinsi Bali, Made Muliawan Arya, S.E., M.H. yang akrab disapa De Gadjah.

Melihat video pamedek yang berdesak-desakan serangkaian upacara suci Ida Bhatara Turun Kabeh yang Nyejer selama 25 hari mulai Senin, 22 Maret 2024 hingga Rabu, 14 April 2024, anggota DPRD Bali siap lantik itu mengaku miris dan khawatir.

Lebih-lebih akibat berdesak-desakan tersebut ada pamedek yang pingsan alias kehilangan kesadaran.

De Gadjah menilai kondisi ini harus segera disikapi dengan serius sebelum terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Tegas De Gadjah penataan alur sirkulasi, baik pamedek yang masuk dan keluar di ke-18 pura yang ada di kompleks Pura Besakih, khususnya Pura Penataran Agung yang memiliki pelinggih terbanyak dan letaknya berada di atas Pura Basukihan.

Namun, De Gadjah menekankan, penataan dimaksud tidak diartikan mengubah bangunan suci yang sudah ada, melainkan lebih pada pengaturan alur keluar masuk pamedek.

Wakil Ketua DPRD Kota Denpasar itu menekankan hal ini mesti mendapat perhatian khusus.

“Ini harus mendapat perhatian khusus, baik dari pemerintah maupun badan pengelola agar umat yang sembahyang bisa aman, nyaman, dan khusyuk,” ujarnya.

Selain itu, De Gadjah juga mengamati adanya sampah yang berserakan di mana-mana, akses jalan dari parkir ke area pura yang jauh dan armada shuttle yang terbatas.

Kondisi ini ujarnya membuat pamedek harus rela dengan kondisi berkeringat saat bersembahyang saking jauhnya berjalan.

“Boleh saja parkir jauh agar tertata rapi, tapi harus ada shuttle yang mengantar pamedek agar tidak jauh (berjalan, red),” tandasnya.

De Gadjah memahami jika dari anggaran atau APBD tidak cukup untuk mengatasi persoalan-persoalan tersebut.

Karena upacara suci di Bali, khususnya Ida Bhatara Turun Kabeh merupakan salah satu mahakarya untuk merawat adat dan budaya Bali, De Gadjah menilai usulan pendanaan dari pemerintah pusat merupakan salah satu solusinya.

“Kami sebagai kader Gerindra siap menyuarakan, menyampaikan kepada pemimpin kami, presiden terpilih, ini perlu mendapat perhatian khusus agar umat hindu di Bali sembahyang di pura terbesar di Bali agar nyaman dan khusyuk sembahyang,” ungkapnya.

Sebagaimana diketahui, Upacara Ida Bhatara Turun Kabeh di Pura Agung Besakih dimulai dengan Nedunang Ida Bhatara pada Kamis, 21 Maret 2024 di Areal Kawasan Suci Pura Besakih.

Meski diguyur hujan, prosesi ritual di pura yang diempon Pemkab Karangasem seperti Kiduling Kreteg, Pura Prajapati Hyang Aluh, dan lainnya berlangsung dengan khidmat.

Bupati Karangasem I Gede Dana dan Wakil Bupati I Wayan Artha Dipa mundut Pralingga Ida Bhatara menuju Penataran Agung dan mengikuti prosesi upacara hingga selesai.

Pada prosesi ini, Ida Bhatara memberikan rahmat kepada umatnya dan akan Nyejer selama 25 hari mulai Senin, 22 Maret 2024 hingga Rabu, 14 April 2024.

Upacara ini dihadiri langsung oleh Penjabat (Pj) Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya dan pejabat pemerintah provinsi lainnya.

Rangkaian upacara lanjutannya antara lain Melasti ke Tegal Suci pada Senin, 22 Maret 2024, Mepepada, dan Memben pada Selasa, 23 Maret 2024.

Puncak Karya Betara Turun Kabeh jatuh pada Purnama Kedasa, Rabu 24 Maret 2024.

Selanjutnya, seluruh Kabupaten/Kota di Bali menghaturkan Bhakti Penganyar sesuai jadwal mulai Kamis, 25 Maret 2024 hingga Minggu, 7 April 2024 dan Mesineb pada Rabu, 14 April 2024. (bp/ken)

Berita Terkait

Baca Juga
Close
Back to top button

Konten dilindungi!