Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

Pariwisata

Enterprenership Pengelolaan Pemda, FPar Unud Bedah Model Fadel

KULIAH TAMU: Prof. Dr. Ir. H. Fadel Muhammad (baju batik) berfoto bersama usai mengulas “Model Fadeldalam kuliah umum di Fakultas Pariwisata, Universitas Udayana, Senin, 15 Mei 2023.

 

DENPASAR, Balipolitika.com Fakultas Pariwisata, Universitas Udayana menggelar kuliah umum yang menghadirkan salah satu tokoh terkemuka dalam bidang kewirausahaan dan pemerintahan yang saat ini.

Ia adalah Wakil Ketua MPR RI, Prof. Dr. Ir. H. Fadel Muhammad. Dalam kuliah umum yang berlangsung 15 Mei 2023 di Gedung Pasca Sarjana Universitas Udayana, Fadel Muhammad secara tegas menyoroti peran kewirausahaan sektor publik dengan memperkenalkan “Model Fadel” yang inovatif untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas kinerja pemerintah daerah.

Kuliah umum ini merupakan salah satu upaya Fakultas Pariwisata, Universitas Udayana dalam memberikan wawasan kepada mahasiswa, akademisi, dan praktisi di bidang pemerintahan.

Dengan menghadirkan Prof. Dr. Ir. H. Fadel Muhammad, diharapkan dapat mendorong diskusi dan pemikiran inovatif tentang peran kewirausahaan dalam pemerintahan.

Hadir pada kesempatan itu Wadek 1 Bidang Akademik dan Perencanaan, Koprodi S2 Pariwisata dan Koprodi S3 Pariwisata.

Dekan Fakultas Pariwisata, Dr Wayan Suardana, M.Par dalam sambutan pembukaan kuliah umum menyambut gembira inisiatif Prodi S2 dan S3 Pariwisata untuk mengadakan kuliah umum dengan menghadirkan narasumber yang berkompeten.

Seorang ahli pariwisata dituntut memiliki pemahaman multi aspek dan desiplin sehingga wawasan perihal entrepreneurship dalam pelayan public ini pun menjadi sangat diperlukan oleh ahli-ahli pariwisata.Kita membutuhkan inovasi dan kreatifitas yang bersifat out of the box dalam mengelola pariwisata ke depannya,“ ujarnya.

Kewirausahaan telah terbukti menjadi pendorong utama dalam pertumbuhan ekonomi dan perkembangan sosial, baik di sektor swasta maupun sektor publik.

Dalam pemaparannya, Prof. Dr. Ir. H. Fadel Muhammad membahas bagaimana pengaplikasian kewirausahaan dalam sektor publik dapat membawa perubahan positif dalam pelayanan dan kinerja pemerintah daerah.

Dalam bahasa praksis tata kelola pemerintahan sejak lama telah dikenal dikenal istilah New Public Management, yakni sebuah kualitas kepemimpinan daerah yang mampu memadukan inovasi dan entrepreneurship dalam menghadapi kerumitan birokrasi sehingga mampu menghasilkan terobosan-terobosan dalam menyusun dan mengeksekusi kebijakan.

Agar hal ini bisa berhasil maka dibutuhkan inovasi dan terobosan yang berkesinambungan untuk meningkatkan kinerja dan network agar perubahan menjadi lebih cepat menyebar dan mendapat dukungan.

Fadel Muhammad telah membuktikan bahwa entrepreneur dalam mengelola birokrasi sudah menunjukkan hasil yang efektif ketika ia menjadi Gubernur Gorontalo selama dua periode (2001-2011).

Kala itu Gorontalo mencuri perhatian nasional karena berhasil mengembangkan agropolitan berbasis komoditas tanaman jagung.

Dengan menerapkan prinsip-prinsip seperti inovasi, efisiensi, ekonomi, dan relevan, Model Fadel membuka peluang baru dalam upaya mencapai pemerintahan yang berkualitas yang pada akhirnya berimpilikasi pada rakyat yang berpendapatan,ujar mantan Menteri Kelautan dan Perikanan di masa Presiden SBY tersebut.

Selama kuliah umum yang dihadiri oleh sejumlah mahasiswa, dosen, serta unsur pemerintahan, Prof. Dr. Ir. H. Fadel Muhammad memberikan wawasan mendalam tentang bagaimana kewirausahaan sektor publik dapat memacu pemerintah daerah untuk menciptakan lingkungan yang inovatif, responsif, dan efektif.

Ia juga menekankan pentingnya seorang pemimpin pemerintahan membangun jiwa kewirausahaan yang pada akhirnya berdampak langsung terhadap kualitas pelayanan publik berupa trust government.

Dalam sesi tanya jawab muncul diskusi tentang permasalahan yang melanda sektor pemerintahan seperti KKN, reformasi birokrasi, dan kerumitan proses elektoral di tingkat pemerintahan daerah yang ‘gagalmenghasilkan kepemimpinan daerah yang efektif akibat tingginya biaya politik pemilihan langsung.

Yah, itulah salah satukegagalan Reformasi’ yang kita rasakan saat ini,” ungkap Fadel dengan risau.

Dalam konteks propinsi Bali, misalnya akibat otonomi yang terlampau luas di pemerintah kabupaten memunculkan ego-ego wilayah para kepala daerah dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sector akomodasi parwisata.

Semua daerah ingin membangun hotel untuk mendapatkan PAD setinggi-tingginya. Sangat jarang pemikiran untuk berinovasi mengembangkan aspek lainnya dari pariwisata selain membangun hotel.

Pada titik itu, Gubernur seringkali kesulitan dalam melakukan koordinasi antar wilayah. Ke depan diharapkan Bali bisa dikelola pada tingkat propinsi dengan menerapkan model one island management.

Fadel Muhammad bahkan mengusulkan agar Gubernur tidak perlu dipilih langsung dalam Pilkada namun diangkat langsung oleh presiden sehingga kebiajakn-kebijakan pusat dapat lebih efektif dilaksanakan di daerah.

Fakultas Pariwisata Universitas Udayana memberikan apresiasi yang tinggi kepada Prof. Dr. Ir. H. Fadel Muhammad atas partisipasinya dalam kuliah umum ini.

Setelah mengisi kuliah umum Fadel Muhammad juga menjadi penguji tamu pada Ujian tertutup mahasiswa S3 Pariwisata Unud yaitu Ramang Husin Demolingo yang mengangkat topik tentang Geowisata di Propinsi Gorontalo. (bp/Unud.ac.id)

Berita Terkait

Back to top button

Konten dilindungi!