Ilustrasi: Wayan Jengki Sunarta
Simulasi Persetubuhan
kita adalah bagian dari urban
yang ingin kembali ke hutan
menjadi harimau atau ular
punya sihir dari mata
punya taring dan bisa
sebagai bagian dari kuasa
untuk menggelembungkan rasa ketagihan
di balik bilik persinggahan
percintaan adalah rekreasi
dari permainan fantasi yang abadi
dan kita butuh itu untuk eksistensi
yang menjelma gedung gedung tinggi
dengan orang orang tergesa menghampiri
apakah disebut hutan yang berisi kekerasan beton ini
tapi kita tetap mewarisi kebuasan
lalu terus menapaki riwayat:
memburu atau diburu
tetapi kita hanya mengejar pelarian
diri kita yang menjelajah labirin
terus bergerak hingga merangkak
untuk menemukan jalan pembebasan
kita salah kutip dari referensi ciuman
kita keliru ambil dari bibliografi persetubuhan
tersesat di kanal kanal kesepian
bertubi tubi meledak pelepasan khayal diri
dari kosong menuju hampa
banjir keringat mimpi
Tangerang Selatan, 24 Januari 2023
Anjing Cinta
anjing di dalam kepalaku terkaing kaing
dilempari penolakan penolakan
yang lebih keras dari batu koral
di pinggir jalanan menuju kota
arena pertarungan angan angan urban
apakah kata cinta hanya sekadar metafora
dari gonggongan di dasar malam
menghabiskan insomnia yang akut
dan sekejap lelap bermimpi tentang tulang
yang telah rapuh menunggu remuk
barangkali kangen cuma gaung lolong
dari urat urat yang kelamaan
menahan gigil dari tikam cakar pengabaian
musim musim yang tak berpihak
pada lidah kata yang terjulur dari mulut sajak
Bekasi, 2 Februari 2023
Percik Ilusi
di luar masih hujan
petir tengah bersabung
kita saling merapatkan diri pada kenangan
di ruang yang berjauhan
kota tak berkata apa apa
selain gumam keresahan
tentang cuaca yang basah
dan hari yang akan tenggelam
lagu itu datang
seperti remasan pada jari tangan
lalu pelan pelan lindap
ke dalam palung nyeri
musim luka, ingatan menggigil, genangan masygul
hanya prosa, lolong nyalang, dari seberang dunia
Bekasi, 8 April 2023
Mata Kata
mata kata kata tampak berkaca kaca
setelah melihat wajah penyair yang letih
menahan berat dan perihnya nasib
cinta hanyalah bayang bayang semata
dan permainan pelik di jentera niskala
kata kata itu pun gelisah
karena dipaksa berbaris menjadi bait
seperti taman dengan aneka bunga
juga lampu bermacam warna
agar siang dan malam tetap menyala
mata kata kata nyaris menyungaikan air mata
tetapi ada yang mesti tetap ditahan
sebagai bahan dari cerita di waktu nanti
untuk dikisahkan kepada para pembaca
yang kerap terlunta di labirin asmara
Bekasi, 17 Februari 2023
Sebuah Puisi Jelek
deretan kata itu barangkali terlalu bernafsu
untuk membangun hubungan cinta
dengan pembaca yang datang dari dunia berbeda
dan ciuman ciuman itu tak pernah sampai
pada bibir pembaca, juga telinga yang gagap menerka
seperti pelari yang ambruk sebelum sampai tujuannya
lalu hanya ada sebagian tafsiran yang mengapung
serupa lingkar cincin kabut di sekitar kepala
menyisakan segarit nganga seperti bekas luka
Bekasi, 8 April 2023
Budhi Setyawan, atau’Buset’, kelahiran Purworejo, 9 Agustus 1969. Penyuka musik dan puisi. Mengelola Forum Sastra Bekasi (FSB) dan Kelas Puisi Bekasi (KPB). Bekerja sebagai dosen. Saat ini tinggal di kota Bekasi, Jawa Barat. Akun Instagram: busetpurworejo