Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

Hukum & Kriminal

Tewas Ditikam Saat Pawai Ogoh-Ogoh, Putu Pekak Dikenal Baik Hati dan Penolong

MURAH HATI: Sosok Putu Eka Astina alias Putu Pekak yang meninggal dunia akibat menderita 9 tikaman pisau di malam Pengerupukan Hari Suci Nyepi Tahun Baru Saka 1945, Selasa, 21 Maret 2023 sekitar pukul 21.00 malam ternyata begitu berkesan bagi kerabat yang ditinggalkan.

 

DENPASAR, Balipolitika.com– Sosok Putu Eka Astina alias Putu Pekak yang meninggal dunia akibat menderita 9 tikaman pisau di malam Pengerupukan Hari Suci Nyepi Tahun Baru Saka 1945, Selasa, 21 Maret 2023 sekitar pukul 21.00 malam ternyata begitu berkesan bagi kerabat yang ditinggalkan.

Salah satu indikatornya adalah banyaknya ucapan bela sungkawa di beranda media sosial facebook milik almarhum, yakni Tu Eka Pekak.

Dumogi Amor Ing Acintya Tu Eka Pekak. Dumogi ngemolihan genah sane becik,” tulis Adi Jhon.

“Sing nyangka Pak Tu sube ngalain. Dumogi Amor Ing Acintya. Tiang keinget pidan Pak Tu ngubuh tiang. Ngasik makan tiang. Ngasik bekel tiang. Jani Pak Tu sube sing ade. Sebet kenehe,” ungkap Aciang Tgf. 

“Tidak menyangka Pak Tu sudah meninggal dunia. Semoga diterima di sisi Tuhan Yang Maha Esa. Saya ingat dulu Pak Tu yang merawat saya. Memberikan saya makan. Memberikan saya bekal. Sekarang Pak Tu sudah tidak ada. Sakit rasanya hati saya,” demikian makna status media sosial Aciang Tgf. 

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, kesaksian istri korban, yakni Ni Nengah Wikarsini, 37 tahun dan anak pertamanya, Gede Arya Pratama Putra yang kini masih berstatus pelajar salah satu SMP Swasta di Denpasar telah dimintai penyidik Satreskrim Polresta Denpasar. 

Adapun kronologis peristiwa berdasarkan keterangan kedua saksi saat melaporkan peristiwa yang dialami oleh korban ke SPKT Polresta Denpasar sebagai berikut.

Pertama, pada Selasa, 21 Maret 2023, mulai pukul 19.00 Wita, korban bersama Ni Nengah Wikarsini, 37 tahun dan anak pertamanya, Gede Arya Pratama Putra serta anak keduanya yang masih balita beserta rekan-rekannya berada di Pintu Masuk Pasar Hewan Satria, di Jalan Veteran Nomor 63 Banjar Tainsiat, Desa Dangin Puri Kaja, Kecamatan Denpasar Utara menonton pawai ogoh-ogoh yang melintasi di sepanjang Jalan Veteran.

Kedua, sekitar pukul 21.00 Wita, melintas di depan Ni Nengah Wikarsini rombongan pawai ogoh-ogoh dari Group Deseperado. Saat itu saksi melihat suaminya beradu pandang dengan dua orang laki-laki. Menurut sakti mereka bernama De Anggur dan Bem Bem. Ia juga melihat kedua orang laki-laki itu berusaha untuk menantang dan memancing emosi suaminya agar berkelahi, namun Putu Pekak saat itu mengacuhkan kedua laki-laki tersebut. 

Ketiga, upaya tantangan dan pancingan emosi dari De Anggur dan Bem Bem lama-kelamaan ditanggapi oleh korban. Ni Nengah Wikarsini melihat suaminya mendatangi kedua orang laki – laki tersebut. Ia melihat suaminya dikeroyok oleh banyak orang termasuk De Anggur dan Bem Bem. Spontan saksi yang saat itu sedang menggendong putrinya berusaha untuk menyelamatkan korban. Akan tetapi, ia melihat korban dalam keadaan tergeletak dengan badan mengeluarkan darah segar di beberapa bagian, termasuk di bagian dada. 

Keempat, melihat kondisinya suaminya, saksi kangsung berteriak meminta pertolongan sekitar untuk berupaya menyelamatkan korban. Seketika De Anggur dan Bem Bem serta orang-orang yang turut serta mengeroyok korban, kabur meninggalkan Putu Pekak tergeletak sendirian. 

Kelima, orang-orang yang berada di sekitaran TKP tergeletaknya korban langsung berusaha menolong korban, dan membawanya ke IGD RSUD Wangaya-Denpasar guna mendapatkan pertolongan medis.

Keenam, saat korban mendapatkan pertolongan oleh orang-orang sekitar TKP, Gede Arya Pratama Putra datang ke TKP karena diberitahu oleh pecalang bahwa ayah kandungnya menjadi korban penganiayaan oleh banyak orang dan tergeletak di TKP. (bp)

Berita Terkait

Baca Juga
Close
Back to top button

Konten dilindungi!