Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

Ekbis

Koster Larang Wisatawan Sewa Motor, Good Day Sampik: Ini Membunuh Warga Bali

BUNTUT BULE AROGAN DI BALI: Sejoli wisatawan asing jatuh tersenyum semringah usai jatuh mengendarai sepeda motor sewaan di sebuah sawah di Pulau Dewata, Bali. (foto istimewa)

 

DENPASAR, Balipolitika.com- Usir tikus, lumbung dibakar. Kira-kira perumpamaan inilah yang digunakan oleh Gubernur Bali Wayan Koster menyikapi ulah Warga Negara Asing (WNA) berkebangsaan Rusia serta sejumlah kecil turis asing yang ugal-ugalan di jalan.

Koster seolah tutup mata bahwa banyak pula WNA yang sangat-sangat tertib mengendarai sepeda motor di jalan raya dengan membekali diri mereka SIM internasional.

Namun, bukan memilih memberikan efek jera bagi bule pembuat onar, bule tertib dan disiplin pun kena dampaknya.

Sebagaimana diketahui super buruknya akomodasi angkutan umum massal di Provinsi Bali dan kemacetan yang semakin tidak terkendali lantaran tidak adanya kebijakan dari Gubernur Bali Wayan Koster untuk membatasi jumlah kendaraan masuk Bali membuat kemacetan menjamur  di mana-mana.

Imbasnya, selain wisatawan, kaum ekspatriat yang bekerja secara legal di Bali tidak sedikit yang memilih mengendarai sepeda motor dalam aktivitasnya sehari-hari.

Namun, kondisi itu akan berubah 180 derajat dan sepertinya mereka harus berpikir ulang untuk menanamkan investasi di Bali serta pergi dari Pulau Dewata.

Pasalnya, Gubernur Koster tegas turis asing tidak boleh bepergian pakai sepeda motor termasuk pinjam maupun sewa motor selama ada di Bali.

Kebijakan Koster ini sontak mendapatkan sorotan dari masyarakat asli Bali yang menggantungkan hidup dari bisnis kecil-kecilan menyewakan armada transportasi roda dua tersebut. 

Komentar bernada mempertanyakan kebijakan tersebut salah satunya disampaikan oleh masyarakat asli Bali pemilik media sosial Good Day Sampik. 

“Sekedar info orang yang menyewakan sepeda motor di Bali puluhan ribu orang. Bukankah secara tidak langsung kebijakan ini akan membunuh pekerjaan warga Bali? Jadi sebelum menerapkan kebijakan yang Bapak anggap baik, cek ke lapangan. Kami yang menggantungkan nasib dari menyewakan sepeda motor tentu sangat keberatan. Karena bisnis menyewakan motor juga bagian dari fasilitas yang sangat diperlukan wisatawan mancanegara dan domestik,” tulis Good Day Sampik. 

“Jadi, usul saya, berikan pengarahan di pihak rental agar bisa explain ke wisatawan asing agar mematuhi rambu-rambu lantas dan berlaku sopan di Bali dengan berbagai konsekuensinya jika melanggar. Sungguh ironis jika peraturan ini diberlakukan. Ingat ribuan orang akan melarat karenanya. Maaf jika kurang berkenan,” tutup Good Day Sampik. (bp)

Berita Terkait

Back to top button

Konten dilindungi!