Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

Hukum & Kriminal

467 Hari Overstay, Jerman Baru Diusir dari Bali, Anak Buah Yasonna Tidur?

SETAHUN TIGA BULAN: seorang pria Warga Negara Asing (WNA) berkebangsaan Jerman berinisial SW berusia 38 tahun dideportasi dari Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai menuju Frankfurt, Jerman dikawal oleh tiga petugas Rudenim Denpasar, pada 9 Maret 2023.

 

BADUNG, Balipolitika.com- Instansi yang dipimpin Yasonna H. Laoly ini kembali mendeportasi WNA di Bali.

Kali ini adalah seorang pria Warga Negara Asing (WNA) berkebangsaan Jerman berinisial SW berusia 38 tahun.

Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kakanwil Kemenkumham) Bali, Anggiat Napitupulu mengatakan SW dideportasi karena melanggar Pasal 78 Ayat 3 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian.

Dalam ketentuan Pasal 78 Ayat (3) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang keimigrasian menyebutkan bahwa orang asing pemegang izin tinggal yang telah berakhir masa berlakunya dan masih berada dalam Wilayah Indonesia lebih dari 60 (enam puluh) hari dari batas waktu izin tinggal dikenai tindakan administratif keimigrasian berupa deportasi dan penangkalan.

Diketahui pada 18 Oktober 2021 silam, SW tiba di Bandara I Gusti Ngurah Rai dengan menggunakan visa kunjungan yang berlaku sampai dengan 10 November 2021.

Tujuan SW pergi ke Indonesia, yaitu untuk berlibur. Diketahui bahwa menurutnya awal mula ia bisa overstay karena selama ini dalam proses pengurusan izin tinggalnya, paspor dipegang oleh sponsornya seorang WNI berinisial IP.

Ketika SW mau mengurus ITAS dengan dibantu temannya berinisial N ia baru meminta paspornya kepada IP lalu atas bantuan temannya N dalam proses pengurusan ITASnya baru diketahui bahwa selama ini ia sudah overstay sejak November 2021 dan IP selaku sponsornya sudah tidak diketahui lagi di mana keberadaannya.

Atas kealpaannya tersebut sehingga mengakibatkan ia overstay 467 hari.

“Walaupun ia berdalih hal tersebut adalah karena kealpaannya, imigrasi tetap dapat melakukan tindakan administratif keimigrasian pendeportasian yang sejalan dengan asas ignorantia legis neminem excusat (ketidaktahuan akan hukum tidak membenarkan siapa pun, red),” pungkas Anggiat.

Selanjutnya dikarenakan pendeportasian belum dapat dilakukan, maka Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Ngurah Rai menyerahkan ke Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Denpasar pada 20 Februari 2023 untuk didetensi dan diupayakan pendeportasiannya lebih lanjut.

Di tempat terpisah, Kepala Rudenim Denpasar Babay Baenullah mengatakan setelah SW didetensi selama 17 hari dan siapnya administrasi, akhirnya SW dideportasi dengan terlebih dahulu melakukan PCR test dengan hasil negatif sehingga dapat dilakukan pendeportasian sesuai jadwal.

SW dideportasi melalui bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali pada 9 Maret 2023 malam langsung ke Frankfurt, Jerman dengan dikawal oleh tiga petugas Rudenim Denpasar.

SW yang telah dideportasi dimasukkan dalam daftar penangkalan ke Direktorat Jenderal Imigrasi.

“Setelah kami melaporkan pendeportasian, keputusan penangkalan lebih lanjut akan diputuskan Direktorat Jenderal Imigrasi dengan melihat dan mempertimbangkan seluruh kasusnya,” tutup Anggiat. (bp)

Berita Terkait

Baca Juga
Close
Back to top button

Konten dilindungi!