Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

Kesehatan

Terserang Demam Berdarah, 3 Anak Meninggal Dunia di Denpasar Awal Maret 2023

TANDA BAHAYA: Penampakan Aedes aegypti, yakni jenis nyamuk pembawa virus dengue penyebab penyakit demam berdarah menyebabkan 3 anak meninggal dunia di Kota Denpasar di awal Maret 2023.

 

DENPASAR, Balipolitika.com- Selain persoalan sampah, Pemerintah Kota Denpasar juga harus mengencangkan ikat pinggang akibat banyaknya genangan air hujan yang menjadi sarang empuk Aedes aegypti, yakni jenis nyamuk pembawa virus dengue penyebab penyakit demam berdarah.

Informasi terbaru, pada Jumat, 3 Maret 2023, tiga anak dinyatakan meninggal dunia akibat gigitan nyamuk Aedes aegypti.

“Ada 3 orang yang meninggal dunia. Ketiganya anak-anak. Karena terlambat mendapat penanganan,” ungkap salah seorang sumber kepada redaksi.

Terkait sarang nyamuk demam berdarah, salah satu titik genangan air yang dikeluhkan masyarakat terdapat di sepanjang Jalan Tukad Badung, Denpasar.

“Air hujan tergenang mengganggu jalan dan membuat sarang nyamuk. Gigitan nyamuk demam berdarah melanda Tukad Badung 29 dan sekitarnya. Kami tidak tahu apakah ada solusi dari Pemerintah Kota Denpasar untuk menangani air hujan yang menggenang sepanjang tahun ini. Silakan bisa cek langsung ke lapangan,” ujar salah seorang warga setempat. 

Imbuh warga tersebut, akibat air yang tergenang dan tak kunjung surut lantaran curah hujan yang tinggi, warga terpaksa tidur di atas genangan air hujan yang masuk ke gubuk-gubuk mereka.

“Kasihan saya banyak yang terserang demam berdarah. Kenapa Pemkot Denpasar gabeng menyikapi masalah yang mengancam nyawa masyarakatnya? Kenapa Pemerintah Kota Denpasar terkesan gabeng dan nggak peka?” singgung salah seorang warga yang bermukim di Tukad Badung 29, Denpasar. 

Terkait 3 anak yang meninggal dunia akibat terjangkit demam berdarah di awal Maret 2023, Kepala Dinas Kesehatan Kota Denpasar, Anak Agung Ayu Candrawati tak menampik. 

Nggih (benar 3 anak meninggal dunia karena demam berdarah di Denpasar awal Maret 2023, red). Maaf kami tidak boleh menginfokan data pasien,” terangnya dengan bahasa santun.

Terkait genangan air dan hubungannya dengan nyamuk Aedes aegypti, Candrawati mengatakan nyamuk pembawa virus dengue penyebab penyakit demam berdarah ini suka bersarang dan hidup di tempat air bersih seperti bak mandi, bak penampungan air, dan sejenisnya. 

“Dia (nyamuk demam berdarah, red) tidak suka hidup di genangan air yang bawahnya tanah atau got. Kalau talang air yang susah dikeringkan bisa diisi abate. Intinya nyamuk ini suka hidup di air yang dasarnya bersih. Yang tersering di lingkungan rumah,” jelasnya. 

“Ayo ikut mengajak masyarakat agar peduli lingkungan dan melaksanakan PSN (3M) minimal seminggu sekali. Fogging hanya membunuh nyamuk dewasa. Kalau ada jentik semingguan lagi akan menjadi nyamuk dewasa. Kan tidak mungkin juga fogging setiap minggu. Di samping biaya tinggi, efek samping terhadap kesehatan juga tinggi seperti gangguan pernafasan dan bisa mengakibatkan kanker,” ungkap Candrawati.

Lebih lanjut, Candrawati merinci pada tahun 2022, kasus demam berdarah di Kota Denpasar tercatat sebanyak 1.096 kasus dengan 8 orang meninggal dunia. (tim/bp) 

Berita Terkait

Baca Juga
Close
Back to top button

Konten dilindungi!