Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

Pemerintahan

Banyak Sawah Berganti Beton, Badung Ternyata Kelebihan Beras 4 Ribu Ton

PENGAKUAN NASIONAL: Kadis Pertanian dan Pangan Badung I Wayan Wijana, S.Sos, M.Si memegang piala dan piagam di IPB International Convention Center Bogor Jawa Barat, Selasa, 28 Februari 2023.

 

JAWA BARAT, Balipolitika.com- Sebagai pusat pariwisata Bali, perubahan peruntukan sawah menjadi akomodasi wisata sangat mudah ditemukan di Kabupaten Badung.

Hamparan sawah yang luas, telah banyak berganti beton seiring pemenuhan akomodasi pariwisata.

Namun, ternyata hal tersebut tidak berbanding lurus dengan jumlah gabah dan beras yang dihasilkan di Bumi Keris, Badung,

Buktinya, Pemerintah Kabupaten Badung kembali meraih Penghargaan Indeks Ketahanan Pangan Terbaik Nasional tahun 2022 dengan nilai 91,29.

Raihan nilai ini meningkat dari tahun 2021, yaitu 89,38. Piagam penghargaan diserahkan oleh Sekretaris Utama Badan Pangan Nasional (Bapenas) Dr. Sarwo Edy bertempat di IPB International Convention Center Bogor Jawa Barat, Selasa, 28 Februari 2023.

Kadis Pertanian dan Pangan Badung I Wayan Wijana, S.Sos, M.Si usai penyerahan penghargaan mengatakan, pemberian penghargaan IKP ini merupakan bentuk apresiasi pemerintah atas komitmen dan kerja keras pemerintah daerah, terutama dalam hal meningkatkan kualitas konsumsi pangan masyarakat dan ketahanan pangan suatu wilayah.

Menurutnya, ada beberapa indikator yang digunakan sebagai tolok ukur indeks ketahanan pangan suatu daerah. Mulai dari ketersediaan pangan, luas lahan pertanian, akses transportasi, akses air bersih, konsumsi pangan rumah tangga, ketersediaan pasar, dan toko pangan.

“Hingga kini, luas lahan pertanian atau lahan baku sawah 8.800 hektar, produksi gabah rata-rata dalam lima tahun terakhir sebanyak 114 ribu ton. Dari hasil produksi tersebut dihasilkan 65 ribu ton beras. Sementara kebutuhan rata-rata 54 ribu ton, jadi masih surplus rata-rata 4 ribu ton,” jelas Wijana.

Sementara Kepala Badan Pangan Nasional dalam sambutan yang dibacakan Sekretaris Utama Bapanas Dr. Sarwo Edy mengungkapkan bahwa sistem informasi pangan dalam kondisi krisis pangan global saat ini sangat penting.

Terutama untuk mendeteksi kerawanan pangan di suatu negara. Saat ini masih terdapat 74 daerah tergolong rawan pangan yang akan digarap oleh pemerintah.

“Kualitas konsumsi pangan masyarakat sangat berpengaruh terhadap ketahanan pangan suatu daerah. Apabila skor pola pangan harapan meningkat maka indeks ketahanan pangan juga akan meningkat,” paparnya. (bp)

Berita Terkait

Back to top button

Konten dilindungi!