Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

Hukum & Kriminal

Siswi SMP Gantung Diri, Cok Bagus: 20 Persen Nyatakan Keinginan Bunuh Diri

ANTISIPASI: Psikiater Dr. dr. Cokorda Bagus Jaya Lesmana, S.Ked, Sp.KJ (K), MARS yang bergiat di Suryani Institute for Mental Health Foundation menyatakan bunuh diri merupakan penyebab kematian kedua pada remaja. Dikatakan 20 persen dari anak-anak SMA sederajat menyatakan keinginan bunuh diri yang serius dan 9 persen melakukan percobaan bunuh diri. 

 

DENPASAR, Balipolitika.com- Kasus bunuh diri yang dilakukan oleh siswa kelas 3 SMP berinisial SAER, 14 tahun, Selasa, 1 Februari 2023 di rumahnya, Dauh Puri, Denpasar Selatan, Bali, menjadi catatan serius psikiater Dr. dr. Cokorda Bagus Jaya Lesmana, S.Ked, Sp.KJ (K), MARS yang bergiat di Suryani Institute for Mental Health Foundation.

Ungkapnya bunuh diri merupakan penyebab kematian kedua pada remaja. Dikatakan 20 persen dari anak-anak SMA sederajat menyatakan keinginan bunuh diri yang serius dan 9 persen melakukan percobaan bunuh diri. 

“Remaja memiliki kerentanan yang lebih tinggi untuk mengalami bunuh diri. Hal ini disebabkan karena mereka dalam proses perkembangan, di mana kemampuan untuk mengontrol pengambilan keputusannya belum sepenuhnya terbentuk. Sehingga mereka cenderung impulsif; mereka tidak akan bertimbang untuk risiko dan konsekuensinya atau nilai-nilai kehidupan layaknya orang dewasa,” ungkap Dr. dr. Cokorda Bagus Jaya Lesmana. 

Ditambahkannya, secara sosial remaja belum memiliki hubungan seperti orang dewasa yang sudah menikah, berkeluarga, atau memiliki anak. 

“Mereka cenderung sendiri, sehingga begitu orang tua atau guru atau teman kelompoknya memutus ikatan sosialnya maka tidak ada tempat bersandar dan hal ini yang membuat mereka melakukan tindakan bunuh diri. Namun bunuh diri ini bukanlah hal yang sederhana, banyak faktor yang menyebabkan seseorang sampai melakukan tindakan bunuh diri, salah satunya kondisi kesehatan mentalnya,” jelas Dr. dr. Cokorda Bagus Jaya Lesmana. 

Diberitakan sebelumnya, jumlah total kasus bunuh diri di Bali tahun 2022 memang lebih kecil dibanding tahun sebelumnya, yakni 68 kasus (47 pria dan 21 wanita) di tahun 2020 dan 125 kasus (92 pria dan 33 wanita) di tahun 2021, namun kasus bunuh diri yang dilakukan SAER sangat mencengangkan karena korban masih berusia 14 tahun. 

Dr. dr. Cokorda Bagus Jaya Lesmana, S.Ked, Sp.KJ (K), MARS merinci kasus bunuh diri terbanyak di tahun 2022 terjadi di Kabupaten Badung (21 kasus), Denpasar (12 kasus), Buleleng (7 kasus), Gianyar (6 kasus), Karangasem (4 kasus), Tabanan dan Bangli masing-masing 3 kasus, serta Jembrana dan Klungkung masing-masing 1 kasus. 

“Ini data yang terdeteksi di media massa. Usia termuda tahun lalu 15 tahun, sementara di awal tahun 2023 ini jauh lebih muda, yakni 14 tahun,” jelas Dr. dr. Cokorda Bagus Jaya Lesmana, S.Ked, Sp.KJ (K), MARS. (bp) 

Berita Terkait

Baca Juga
Close
Back to top button

Konten dilindungi!