Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

PuisiSastra

Puisi-Puisi Dien Djusni

Ilustrasi: Saka Rosanta

 

Entahlah

jam empat tepat yang terlipat-lipat
di sesaknya kendaraan dan knalpot bising
dua pasang mata pun saling bersilang pandang
memilah-milah sejuta tanya yang dahulu tak sempat

pukul lima patah pecah
basah sudah wajah-wajah
bertutur kisah menakar gelisah
di antara tempias hujan kian tumpah

sekarang entahlah pukul berapa
gelas dan piring tak lagi bertukar sapa
wajah-wajah kita juga sudah bertukar rupa
malam kelam saja yang masih setia melipat lupa

Samarinda, 03-10-2022

 

Pak Tua Penjual Pisang Gapit

kupinjam gerobakmu duhai pak tua
agar bisa setegar dirimu yang perkasa
lewati jalanan berbatu dan kadang buntu
kenyataan hidup sering tak seiring impianku

kalau terjatuh lagi di lembah keputusasaan
bolehkah kupinjam sepasang matamu
yang penuh api bernyala-nyala
agar kudapat bangkit lagi

tetapi gerobakmu adalah hidupmu
sepasang matamu adalah semangatmu
bagaimana mungkin engkau akan memberinya
jika begitu, kupinjam saja masa silammu yang hilang

Tarakan, 14-11-2022

 

Cerita yang Hilang

terdengar suara mengetuk-ngetuk jendela subuh
bertahun sudah berkumandang tanpa jemu
bersahutan di tembok-tembok rumah
melayang hilang di awan kelabu
suaranya hujan di mataku

selalu pula ada yang bersiul-siul menahan nyeri
mengiringi terseret-seretnya sepasang kaki
hingga sekujur tubuhku bagaikan lukisan
sarat menyimpan pesan dan harapan
kepada yang dapat terjemahkan

tak sadar pagi berlalu diam-diam
perempuan separuh baya telah tiada
tak aku sanggup redakan perih melanda
gerimis siang turun seakan ikut bermuram

kuhanya sebuah jalan tak bernama
yang tak bisa berkata apa-apa
engkau perempuan perkasa
di gerobakmu lahir sarjana

Tarakan, 13-11-202

 

Sungai Mahakam

berdiri di tepianmu
melupa aku akan waktu
telah di pintu senja sekarang
saatnya berkemas menuju pulang

seandainya bisa kuingin menunggu lagi
saksikan bulan rebah di pangkuanmu
dengarkan nyanyi ombak merindu
dan embus angin yang cemburu

tetapi, hidup bukanlah pasar malam
kuharus pulang tutup jendela dan pintu

sekalipun kusudah berakhir
teruslah engkau mengalir

Tarakan, 10-10-2022

 

Pagi di Sei Siring

izinkan anakmu tumpahkan rindu
biarkan mengalir membasahi
hingga di ruang paling sepi

izinkan anakmu berkata-kata
biarkan berembus mewangi
hingga di ruang terdamai

mama, izinkan kami sejenak lagi
mengupas-ngupas kenangan kita
sebelum pamit sebelum pecah tangis

Samarinda, 6-10-2022

 

BIODATA

Dien Djusni lahir 23 Juni 1964. Belajar menulis puisi dari media sosial. Tinggal di Pulau Tarakan, Kalimantan Utara. Ia sehari-seharinya berjualan sembako.

Berita Terkait

Back to top button

Konten dilindungi!