Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

Kesehatan

65.858 Kasus Baru, 22.430 Tewas Tahun 2020

Terbanyak di Indonesia, Penderita Kanker Payudara Telat Penanganan

DETEKSI DINI:Kanker payudara merupakan kanker dengan jumlah terbanyak. Di tahun 2020, kasus baru kanker payudara mencapai 65.858 kasus dan jumlah kematian 22.430 orang. Selain itu, sekitar 60-70 persen pasien kanker payudara di Indonesia didiagnosis pada stadium lanjut (III dan IV). Hal ini mengakibatkan kualitas hidup penderitanya rendah dan beban pembiayaan yang kian besar.

 

DENPASAR, Balipolitika.com- Memperingati bulan peduli kanker payudara, Ida Budi G. Sadikin mendampingi Iriana Joko Widodo dan Wury Ma’ruf Amin meninjau sosialisasi pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) di Rumah Dinas Gubernur Jambi beberapa waktu lalu.

Sosialisasi ini bertujuan meningkatkan kesadaran para kader Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PPK) dan masyarakat umum tentang pentingnya deteksi dini kanker payudara, yang merupakan kanker terbanyak di Indonesia.

“Ini bertujuan untuk menemukan benjolan dan tanda-tanda lain pada payudara sedini mungkin agar dapat dilakukan tindakan secepatnya,” ujar Ida Budi G. Sadikin.

Ida menjelaskan bahwa SADARI dan SADANIS merupakan kegiatan pemeriksaan payudara secara rutin setiap bulan.

SADARI merupakan pemeriksaan payudara sendiri, sehingga tidak memerlukan alat-alat khusus.

SADARI dilakukan dengan meraba dan melihat payudara sendiri. Jika selama pemeriksaan menemukan benjolan atau perubahan pada payudara bisa diketahui sejak dini. Karenanya SADARI penting dilakukan selama 7-10 hari setiap bulan setelah menstruasi.

“Dengan melakukannya secara rutin, kita bisa tahu kalau ternyata ada yang beda dengan payudara kita, sehingga bisa segera dilakukan pemeriksaan lanjutan,” terang Ida.

SADANIS atau pemeriksaan payudara klinis harus dilakukan oleh tenaga kesehatan baik dokter, bidan, ataupun petugas kesehatan lain yang terlatih. Dilakukan mulai dari inspeksi payudara hingga palpasi di seluruh area payudara.

Pihaknya kembali menekankan bahwa deteksi dini kanker payudara sangat penting dilakukan mengingat penyakit ini sangat sulit disembuhkan.

Kanker payudara merupakan kanker dengan jumlah terbanyak. Di tahun 2020, kasus baru kanker payudara mencapai 65.858 kasus dan jumlah kematian 22.430 orang.

Selain itu, sekitar 60-70 persen pasien kanker payudara di Indonesia didiagnosis pada stadium lanjut (III dan IV).

Hal ini mengakibatkan kualitas hidup penderitanya rendah dan beban pembiayaan yang kian besar.

Oleh sebab itu, pihaknya mengapresiasi kegiatan kader PKK tersebut sebagai bagian penting meminimalisir risiko terjadinya kanker payudara.

“Saya mengucapkan terima kasih sekali lagi karena yang menjadi ujung tombak kesehatan untuk penduduk di desa-desa adalah ibu-ibu kader semua. Jadi semangat selalu ibu-ibu kader, kami ibu-ibu OASE di sini akan selalu mendukung ibu-ibu semua,” ucap Ibu Ida.

Terakhir, Ida berharap sosialisasi dan edukasi SADARI ini tidak dilaksankan hanya saat bulan peduli kanker payudara, tetapi dapat dilanjutkan dengan melibatkan seluruh pihak agar dapat menjangkau masyarakat luas khususnya para wanita. (bp)

Berita Terkait

Back to top button

Konten dilindungi!