Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

Pendidikan

Dua Siswa Bangli Tampil di KTT G20

HARAPAN BANGSA: Sang Ayu Made Tia siswa kelas IV SD Negeri 5 Kawan dan Anak Agung Kriskhananda G.P. siswa kelas IV SD Negeri 3 Kawan, Kabupaten Bangli saat tampil serangkaian KTT G20, Senin, 14 November 2022.

 

DENPASAR, Balipolitika.com- KTT G20 menyajikan berbagai pertemuan. Salah satunya THK Future, Knowledge Summit, Intergenerational Dialogue for our emerging future pada Senin, 14 November 2022 di Kawasan Kura-Kura Bali, Serangan yang menghadirkan pembicara internasional dari berbagai negara.

Pada pertemuan tersebut ditampilkan demo how nurturing computational thinking by gasing method, yang diciptakan oleh Prof. Yohannes Surya, P.hD.

Pada demo itu terpilih dua siswa sekolah dasar di Bangli tampil mewakili Indonesia, yakni Sang Ayu Made Tia siswa kelas IV SD Negeri 5 Kawan dan Anak Agung Kriskhananda G.P. siswa kelas IV SD Negeri 3 Kawan, Kabupaten Bangli.

Pada momen itu ditampilkan bagaimana memelihara pemikiran komputasional dengan gasing method untuk memelihara generasi masa depan terhubung dengan tepat pada masa depan yang akan muncul.

Melalui metode gasing, para siswa dilatih kemampuan matematikanya dengan gampang, asyik, dan menyenangkan.

Bupati Bangli, Sang Nyoman Sedana Arta menyampaikan rasa bangga melihat 2 siswa SD Bangli tampil di demo berhitung KTT G20.

Terpilihnya siswa Bangli merupakan bukti bahwa pendidikan Bangli semakin  maju. Bupati Sedana Arta berharap semakin banyak siswa yang mampu berbicara di tingkat internasional.

Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bangli, Komang Pariartha mengatakan bahwa 150 siswa Bangli mengikuti pelatihan matematika gasing selama dua minggu pada Agustus 2022.

Yang tampil di KTT G20 merupakan jebolan pelatihan tersebut dengan hasil terbaik.

Metode ini mengajak anak-anak bermain dan bereksplorasi dengan alat peraga sehingga benar-benar terasa dan terbayang konsep yang ingin disampaikan.

“Jadi yang abstrak selalu diawali dengan sesuatu yang konkrit, sehingga anak-anak dapat jauh lebih mudah mengerti dan mengaplikasikan konsep yang diajarkan. Salah satu ciri khas lain dari metode gasung adalah anak-anak dapat melakukan perhitungan di luar kepala (mencongak) dengan cepat,” paparmya. (bp)

Berita Terkait

Baca Juga
Close
Back to top button

Konten dilindungi!