Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

Pendidikan

Gaji Guru Honor Lebih Rendah dari Buruh Bangunan, Undiksha Kembali Cetak 1.468 Sarjana

15 Persen Sarjana Terpaksa Jadi Ojol di Indonesia

TAMBAH LULUSAN: Salah satu souvenir yang dijajakan pada prosesi wisuda di Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja, Buleleng, Bali.

 

BULELENG, Balipolitika.com-Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia atau LD FEB UI mengungkapkan, 75 persen mitra pengemudi Go-Jek merupakan lulusan SMA. Penelitian dilakukan terhadap 3.315 mitra pengemudi di sembilan wilayah di mana Go-Jek beroperasi. Salah satunya Provinsi Bali.

Paksi Walandouw, salah satu peneliti LD FEB UI menjabarkan dari 3.315 itu, 15 persen pengemudi adalah lulusan perguruan tinggi, sedangkan sisanya memiliki ijazah SD atau SMP.

Singkatnya, menurut Paksi, Go-Jek mampu mengurangi angka pengangguran.

Dalam penelusuran di lapangan ternyata diketahui Undiksha menjadi salah satu universitas yang menyumbang angkatan kerja untuk di bisnis Go-Jek adalah.

Tak hanya membuka lapangan kerja baru, Go-Jek juga berhasil meningkatkan pendapatan mitra pengemudi hingga kisaran 44 persen setelah bergabung dalam jaringannya.

Menurut Paksi, kehadiran Go-Jek pada masyarakat Indonesia telah menyebabkan disruptive force yang berdampak positif terhadap kemajuan di bidang sosial dan ekonomi Indonesia.

“Sebagaimana semua disruptive force, akan ada pergeseran di dalam konsumsi dan ketenagakerjaan pada masa awal, namun diperkirakan pergeseran-pergeseran tersebut tidak akan berlangsung lama sehingga manfaat netto keberadaan Go-Jek pada perekonomian akan terus meningkat di masa depan,” kata Paksi dalam acara pemaparan hasil riset tersebut di kawasan Menteng, Jakarta.

Fakta bahwa banyak guru honor menerima gaji yang tidak manusiawi membuat lulusan Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) menjalankan profesi yang tidak linear dengan spesifikasi keilmuannya.

Salah seorang jebolan Undiksha yang diwawancarai namun enggan disebutkan namanya kepada redaksi mengaku sedih dengan penghasilan yang diterimanya saat berstatus menjadi guru honorer akibatnya menimnya rekruitmen ASN.

Bahkan ia menyebut penghasilannya selama sebulan jauh lebih kecil dari upah buruh bangunan.

Oleh sebab itu, menjadi ojol adalah pilihan yang mau tidak mau dijalaninya untuk menyambung hidup dan membiayai buah hati dan istrinya.

Ia mengaku, tak hanya Undiksha yang merupakan almamaternya, sejumlah lulusan perguruan tinggi lain di Bali juga terpaksa menjadi ojol.

Ada yang menjadi ojol full, namun ada juga yang menjadi ojol untuk menambah penghasilan di sela-sela profesi pokok yang dijalani.

Sementara itu, di sisi lain, wisuda ke-LXVIII digelar Universitas Pendidikan Ganesha di Auditorium Undiksha pada Kamis, 25 Agustus 2022 dan Jumat, 26 Agustus 2022.

Setelah pandemi covid-19 melanda, wisuda kali ini akhirnya dilaksanakan secara luring.

Meski dilaksanakan secara tatap muka, panitia menerapkan protokol kesehatan yang ketat untuk mencegah penyebaran.

Pada periode kali ini tercatat ada 1.468 orang wisudawan.

Baik dari jenjang Diploma 3, sarjana, magister, serta doktor.

Rektor Undiksha, Prof. Dr. I Nyoman Jampel, M.Pd., mengatakan Undiksha berkomitmen selalu berkontribusi dalam rangka menghasilkan SDM yang unggul, kompeten, dan berkarakter Pancasila dalam rangka mewujudkan Indonesia yang lebih baik ke depan.

Sebagai sebuah perguruan tinggi, Undiksha kini tengah berbenah untuk meningkatkan kualitas.

Baik dalam bidang pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

Selama studi, para lulusan dibekali dengan pengetahuan, keterampilan, teknologi, dan nilai-nilai hidup, dengan harapan agar mampu memperoleh pekerjaan yang layak serta mampu menciptakan lapangan kerja, terus termotivasi untuk meningkatkan kualitas dirinya, serta bermanfaat dan bernilai guna bagi keluarga dan masyarakat.

“Kami berharap para lulusan ini dapat dengan sukses mengarungi tahapan-tahapan pembentukan SDM unggul berikutnya, baik pada jenjang pendidikan selanjutnya maupun di dunia kerja,” harapnya.

Prof. Jampel yang anak dan menantunya juga berstatus dosen di Undiksha yakin prestasi yang ditorehkan para wisudawan selama belajar di Undiksha belum sepenuhnya mencerminkan potensi unggulan dalam diri.Karena itu, penting bagi wisudawan untuk mengembangkan potensi mereka, sehingga menjadi SDM yang unggul dalam rangka mewujudkan Indonesia yang lebih baik ke depan.

“Tantangan ke depan cukup banyak. Para lulusan ini harus tetap adaptif, bisa terus mengembangkan diri untuk bisa menghadapi persaingan,” ajaknya.

Tegasnya Undiksha juga telah berhasil meraih prestasi secara nasional maupun internasional.

Baik itu tata kelola kelembagaan, serta prestasi di bidang akademik dan non akademik.

Menurutnya prestasi itu tak lepas dari dukungan dan peran para lulusan.

Dengan prestasi itu ia berharap Undiksha terus tumbuh sebagai trend setter dan universitas dengan reputasi internasional.

Salah seorang perwakilan wisudawan, Luh Putu Shanti Yuliastiti mengaku bangga bisa mengikuti wisuda tersebut.

Selama berkuliah di Undiksha, ia mendapat memperoleh banyak pengalaman. (tim/bp)

Berita Terkait

Baca Juga
Close
Back to top button

Konten dilindungi!