Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

Peristiwa

2 Korban Tragedi Kompor Meledak Tewas Terpanggang, Ini Sikap PHDI Bali

TRAGEDI NGABEN MASSAL: Suasana ketegangan pasca tragedi ngaben massal di Desa Adat Selat, Belega, Blahbatuh, Gianyar, 19 Agustuss 2022. 

 

DENPASAR, Balipolitika.com- Ritual ngaben tidak bisa dilepaskan dari adat dan budaya Bali. Dalam perkembangannya, ritual suci Pitra Yadnya pengembalian arwah ke Sang Pencipta atau dikenal dengan Panca Maha Bhuta ini digelar massal.

Ngaben dalam bahasa Bali berkonotasi halus yang sering disebut palebon. Palebon berasal dari kata lebu yang artinya prathiwi atau tanah.

Palebon artinya menjadikan prathiwi (abu). Untuk menjadikan tanah itu ada dua cara yaitu dengan cara membakar (ngaben) dan menanam ke dalam tanah (metanem).

Sayangnya, tak sedikit ritual suci ini justru berakhir tragedi. Belum diketahui dengan pasti apakah ada Standar Operasional Prosedur (SOP) terkait upacara suci ini saat pembakaran yang sebelumnya menggunakan bahan kayu bakar berubah menjadi BBM dengan media yang akrab disebut kompor.

Belum diketahui pula apakah Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Indonesia, khususnya PHDI Bali.

Cegah terulangnya musibah ‘’kompor mayat’’ di Setra Blahbatuh, PHDI Bali sarankan pemerintah buat standar keamanan.

PHDI Bali menyatakan keprihatinan mendalam atas musibah kompor mayat yang meledak dan menimbulkan korban jiwa di saat ‘’ngaben massal’’ di Desa Adat Selat, Belega, Blahbatuh, Gianyar, 19 Agustuss 2022.

Penegasan ini disampaikan Ketua PHDI Bali, Nyoman Kenak, SH, saat dihubungi media.

‘’Berdasarkan musibah ledakan kompor di Setra Blahbatuh itu, pemerintah perlu membuat regulasi tentang standar keamanan penggunaan kompor mayat, melalui regulasi yang disertai pengawasan, agar kasus seperti ini tidak terulang,’’ kata Nyoman Kenak.

Sangat perlu mendapat atensi pemerintah, termasuk Gubernur, Bupati, dan Walikota, bagaimana caranya mengawasi penggunaan kompor mayat tersebut, agar ada standar keamanan yang terjamin, guna menjaga keselamatan siapapun yang berkaitan dengan kompor mayat tersebut.

Kalau saja tabung-tabung gas yang dijual pemerintah misalnya, ada standar keamanannya, berupa berbagai regulator yang kualitasnya terjamin untuk mencegah potensi kebakaran, maka untuk kompor mayat ini pun, sangat perlu penerapan standar keamanan seperti itu.

‘’Sekarang tentu silakan dikaji, instansi apa yang berwenang dan mesti bertanggung jawab untuk membuat standar regulasi keamanan kompor mayat, agar ada jaminan keamanan, ada standar keamanan, ada pengawasan yang terukur, dan ke depan tidak terulang lagi kasus seperti yang baru-baru ini terjadi,’’ imbuh Kenak.

Sebagaimana diketahui dua korban yang dirawat dari peristiwa ledakan tabung gas minyak kompor pembakaran jenazah saat upacara ngaben massal meninggal dunia di RSUP Prof. Dr. I.G.N.G. Ngoerah atau RSUP Sanglah.

Kepala Sub Bagian Humas RSUP, I Ketut Dewa Krisna mengatakan dua korban yang meninggal dunia pada Sabtu, 20 Agustus 2022 pukul 19.12 dan 20.00 bernama Bagus Oscar Norizon Ninu dan I Kadek Gian Permana Putra.

Korban merupakan 2 dari 6 orang korban ledakan tabung gas tabung minyak kompor pembakaran jenazah saat upacara ngaben massal yang dirujuk ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) RSUP Prof. Dr. I.G.N.G. Ngoerah atau (RSUP Sanglah Denpasar, Bali.

“Pasien luka bakar korban kompor meledak ada enam ke RSUP Prof. Ngoerah. Dengan luka terberat 94 persen dan terendah 38 persen, dan belum ada rencana tindakan,” kata Kepala Sub Bagian Humas RSUP Prof. Dr. I.G.N.G. Ngoerah, I Ketut Dewa Krisna, Sabtu, 20 Agustus 2022.

Total sebanyak 8 orang mengalami luka bakar akibat peristiwa meledaknya tabung minyak kompor pembakaran jenasah saat upacara ngaben atau kremasi massal di Kuburan Desa Adat Selat, Desa Belega Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar, Bali, pada Jumat, 19 Agustus 2022 sekitar pukul 19.30 Wita.

“Terjadinya korban luka bakar kemungkinan posisi korban dekat dengan sumber ledakan. Kasus ini, masih dalam lidik Polsek Blahbatuh,” kata Kabid Humas Polda Bali Kombespol Stefanus Satake Bayu Setianto.

8 orang yang menjadi korban dalam tragedi itu adalah I Ketut Muliana (49 tahun) yang kedua jari tangannya melepuh, Adi Wiranata (32 tahun) kedua tangan luka dan melepuh sekujur tubuh, I Gusti Nyoman Gede (60 tahun) siku tangan kiri luka, I Kadek Dwi Putra Jaya (32 tahun) mengalami luka melepuh sekujur tubuh.

I Gusti Ngurah Pradita (11 tahun), Bagus Oscar Horizon (34 tahun), I Gusti Made Budiarta (50 tahun), dan I Kadek Gian Pramana Putra (15 tahun) juga mengalami luka bakar sekujur tubuh.

Yang menyedihkan, Kadek Gian Permana Putra (15 tahun) terkena musibah dan meninggal dunia saat prosesi ngaben almarhum ayah kandungnya. (bp)

Berita Terkait

Baca Juga
Close
Back to top button

Konten dilindungi!