Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

PuisiSastra

Puisi-Puisi Ilham Nuryadi Akbar

Ilustrasi: Saka Rosanta

 

Tubuhku Menebas Segala Rindu

malam masih terlalu panjang
dan aku mengutuk pagi sembari menangis sampai mampus
melimbungkan beberapa kalimat paling nestapa
tentu saja tentang kau
kini hidup dengan memeluk lelaki baru
bermandikan kebahagian dalam derasnya sungai air mataku

bahkan terik matahari yang menyapa tempat kau merebah sehabis diberi nafkah
tak pernah terhidang sebagai pertanyaan
atau kau memang tidak tahu?
bahwa cahaya pirang yang menyapa ruas-ruas jendelamu itu
adalah fragmentasi dari api kecemburuanku

juga awan yang terus meneduhkan saat kau asik bermanja-manja
teranggap peristiwa alam biasa
padahal
ia hadir dari kepulan penyesalanku
di sini
tak berhenti tubuhku menebas segala rindu
sedang di sana
dengan puas kau menikmati suasana baru

Bekasi, 28 April 2022

 

Setelah Lahir

sebab itulah mengapa orang-orang berkata
betapa rahim menyempurnakan daging dan darah
bahkan detik yang menggaung pun menjadi penentu bagi sebuah detak
sebelum nantinya lahir memenuhi takdir
lalu merengek dengan sejadi-jadi
namun tatkala waktu menjadikannya dewasa
yang tak lagi bayi mulai mengetahui
tentang dosa-dosa terbang berkelibang
memilah atau menyuling hal-hal haram
termasuk jatuh cinta pada perempuan pemantik ayat-ayat kepulangan

saat itulah ia baru sadar
bahwa kehidupan yang terhidang pada lorong matanya
adalah kegamangan sebelum bertemu kematian
siapa pun tak dapat menerka-nerka tentang cinta
sekiranya yang dahulu bayi itu mengetahui
bahwa cinta laiknya butiran-butiran jelaga
merah dan indah
namun sakit bila digenggam
pastilah ia memilih untuk jadi seorang bayi saja
yang hidup hanya untuk dicinta

Bekasi, 28 April 2022

 

Tertuduh Sebagai Benalu

lantas harus dari mana aku memulainya
sebab sudah tandas segala nasihat mustajab
terbang menuju lubang gendang telingamu itu
untuk menampar-nampar sifatmu yang semakin hari semakin beraroma feodal
tidak, justru aku berpikir
kau tidak pernah tahu tentang orang-orang yang mulai enggan
berdekatan dengan cintamu

terlalu banyak para pejuang yang pulang sebelum berperang
nisbi mereka membawa sebongkah dada paling sunyi
setumpuk penyesalan dari puing-puing rasa sakit
juga bejana yang berisi air mata keruh

tidak ada lelaki yang dapat menggumuli seluruhmu
termasuk aku yang rela memasung hari-hari penuh pilu
malah tertuduh sebagai pendatang serupa benalu
hadir demi puas dicabuti
lalu disumpah, untuk benar-benar mati

Bekasi, 28 April 2022

 

Untuk Nanti

setelah langit berhenti menangis
dan cahaya kemarau menyatroni rumah tempat aku dan kau merebah
kita akan pergi pada kebun-kebun bunga
memetik tangkai-tangkai tanpa duri
sembari memilih tanah mana yang kau suka
untuk hari nanti
saat kau kunafkahi

usai muadzin berkumandang
dan kunang-kunang mulai mendesing menuju taman-taman
temuilah aku di bilik pengajian
bersalaman dengan mereka yang berzuhud
lalu meminta nama-nama lucu lagi penuh arti
sebab beberapa tahun lagi
kita jadi pasangan suami istri

Bekasi, 28 April 2022

 

Setelah Kau Pergi Ke Alam Seberang

lagi-lagi semilir angin menghantam dedaunan di depan kedai kopi itu
tempat dahulu kita saling berucap janji
untuk tidak nafsi-nafsi
menggumuli ihwal singgasana pernikahan
sorai orang-orang dari segala penjuru
gaun putih dengan motif paling kamu suka
jas mewah warna biru awan
panggung yang luas
sebagaimana langit tempat kita meletakkan doa dengan paling

namun meja tempatku kini hanya memantik wewangian basi
sebab riak-riak tawa dari bibirmu terlalu bisu
mataku yang nanar
membuat kopi ini semakin terasa tawar

seandainya dirimu tidak pergi petualang
nun ke alam seberang
sekujur tubuhku tak dihinggapi rasa malang
lain kali aku akan memesan secangkir rindu
sebab aku begitu dahaga memelukmu
atau memesan sepotong rindu
agar kenyang karenamu

Bekasi, 28 April 2022

 

===============================

Biodata

Ilham Nuryadi Akbar lahir pada 11 Februari 1995 di Banda Aceh. Saat ini merantau di Bekasi Jawa Barat. Menjadi Juara 2 pada Lomba Menulis Puisi Nasional di Festival Penulis 2022. Buku pertama diterbitkan oleh Alinea Medika Pustaka berjudul Kemarau Di Matamu Hujan Di Mataku, puisi dan cerpen telah banyak terangkum pada beberapa Media seperti, kumparan.co, ide-ide.id, barisan.co, negeri kertas, dll, bergabung di Community Pena Terbang. (COMPETER) Indonesia. Instagram: ilhamfellow

Saka Rosanta, lahir di Bali, 27 Oktober 1981. Ia gemar melukis sejak kanak. Ia pernah berpameran bersama, antara lain di Galeri Nasional Jakarta. Kini, ia aktif mengelola Komunitas Rumah Berdaya di Denpasar.

Berita Terkait

Back to top button

Konten dilindungi!