Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

ADAT DAN BUDAYA

Rahina Tumpek Krulut Lestarikan Nilai Kearifan Lokal Bali

Ida Rsi Agung Pinatih Kusuma Yoga Perayaan Rahina Tumpek Krulut Wujud Komitmen Gubernur Koster Lestarikan Nilai Kearifan Lokal Bali

 

 

GIANYAR.Balipolitika.com– Dijadikannya Rahina Tumpek Krulut sebagai Hari Tresna Asih/ Kasih Sayang Dresta Bali dibawah kepemimpinan Gubernur Bali, Wayan Koster dan Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati mendapat apresiasi dan dukungan penuh dari berbagai pihak.

Dukungan ini disampaikan oleh Ida Rsi Agung Pinatih Kusuma Yoga dari Griya Tulikup, Gianyar pada, Selasa (Anggara, Pon Merakih) 26 Juli 2022.

Ida Rsi Agung Pinatih Kusuma Yoga menyampaikan bahwa dijadikannya Rahina Rahina Tumpek Krulut sebagai Hari Tresna Asih / Kasih Sayang Dresta Bali merupakan bentuk komitmen nyata dari Bapak Gubernur Bali dalam upaya pelestarian kebudayaan atau kearifan lokal Bali. Rahina Tumpek Krulut yang merupakan tumpek yang keempat dari enam Tumpek yang ada dalam siklus kalender Bali secara filosofis, bertujuan untuk ‘Menstanakan Dewa Keindahan’ dalam diri manusia, agar manusia senantiasa diberikan kesenangan dan kebahagiaan dalam menjalani kehidupan. Keindahan (lango) banyak terdapat dalam karya seni, seperti gamelan atau musik. Secara psikologis musik memiliki kedayaan estetik untuk mempengaruhi suasana hati menjadi lebih senang. Pada Rahina Tumpek Krulut kita memuja Dewa Iswara sebagai Dewa Keindahan, memohon waranugraha agar manusia terus menerus diberi kesenangan dan kebahagiaan Niskala-Sakala

“Selain dengan cara mendengarkan dan memainkan gamelan rasa senang dan kebahagiaan dalam diri manusia juga dapat dicapai dengan membangun Tresna Asih/Kasih Sayang terhadap sesama manusia dan melakukan aktivitas kebersamaan. Dalam kaitan inilah Tumpek Krulut juga identik dengan Rahina Tresna Asih/Hari Kasih Sayang. Tresna Asih berarti kasih sayang, berarti pula penyucian dan pemuliaan manusia, sebagaimana ajaran kearifan lokal Jana Kerthi,” imbuhnya.

Ida Rsi juga mengajak agar kita jadikan Tumpek Krulut sebagai Rahina Tresna Asih/Hari Kasih Sayang Dresta Bali. Leluhur orang Bali telah mewariskan sesuatu yang sangat berharga kepada Kita, yaitu Rahina Tresna Asih/Hari Kasih Sayang pada Rahina Tumpek Krulut. Mari kita rawat warisan ini dengan niat mulia, komitmen kuat, dan sungguh-sungguh agar menjadi laku hidup bagi semeton Krama Bali sebagai Penanda Peradaban Bali Era Baru dalam mengarungi arus deras dinamika kehidupan lokal, nasional, dan global. Melalui Perayaan Rahina Tumpek Krulut ini mari kita syukuri anugerah Hyang Widhi Wasa yang telah memberikan kesenangan dan kebahagiaan dalam kehidupan kita Niskala dan Sakala. (lit/bp)

Berita Terkait

Back to top button

Konten dilindungi!