Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

Pendidikan

Mimpi Kerja di Jepang atau Inggris? Kuliah di ITB STIKOM Bali Solusinya

MASA DEPAN CERAH: Petrus Rusni Salawani (kaos putih) dan Raesha Putra Mulia Nusa (mengenakan jaket) mengabadikan momen bersama Sagung Putu Mona Monita Sari di Narita International Airport, Jepang. 

 

 

DENPASAR, Balipolitika.com- Mimpi kerja di Jepang atau Inggris sambil kuliah? Kuliah di ITB STIKOM Bali solusinya.

Jangan ragu! Ayo segera daftarkan diri Anda di ITB STIKOM Bali dan raih kesempatan bekerja di Jepang dan Inggris.

Institut Teknologi dan Bisnis (ITB) STIKOM Bali kembali membuat gebrakan gemilang.

Sebelumnya, ITB STIKOM Bali mengirim mahasiswanya untuk magang dan kerja di Jepang dan Taiwan.

Kali ini, mengirim dua mahasiswanya untuk kuliah di Accola Japanese Acaddemy di Maebashi, Jepang sambil kerja part time atau arubaito dan lima mahasiswa dikirim ke Inggris untuk kerja menggunakan visa kerja terbatas atau temporary visas.

Dua mahasiswa yang dikirim ke Accola Japanese Academy Jepang itu adalah Raesha Putra Mulia Nusan dari Prodi Bisnis Digital dan Petrus Rusni Salawani dari Prodi Sistem Informasi.

Sedangkan lima mahasiswa ke Inggris adalah Dionisius Dua Blolong, Krisna Hastina Putra, I Putu Gede Krisna Yoga, Kadek Ari Setia Utama Putra, dan Ricky Dimas Maulana.

Semuanya dari Program Studi Bisnis Digital.

“Resa dan Petrus akan terbang Rabu, 6 Juli 2022 ke Jakarta lalu pada Kamis, 7 Juli 2022 pagi dari Jakarta ke Narita, Jepang. Sementara untuk lima orang yang ke Inggris akan terbang tanggal 24 Juli 2022,” terang Drs. Dede Heryadi, MM dalam laporannya sebagai Direktur LPK DARMA saat acara pelepasan ketujuh mahasiswa tersebut di kampus ITB STIKOM Bali, Denpasar, Rabu, 6 Juli 2022.

Rektor ITB STIKOM Bali Dr. Dadang Hermawan dalam sambutannya berharap para mahasiswa yang mendapat kesempatan keluar negeri memanfaatkan peluang ini dengan baik sehingga apa yang menjadi harapan dan cita-citanya dan harapan keluarga membawa hasil yang diinginkan.

Menurut Dadang Hermawan, program kuliah langsung di Jepang (Accola Japanese Acaddemy) dan kerja di Inggris merupakan terobosan ITB STIKOM Bali untuk mendorong mahasiswa memiliki pengamalan internasional.

Hal ini sejalan dengan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka Kemendikbud RI.

“Kalian harus benar-benar me-manage keuangan sehingga apa yang diperoleh sesuai cita-cita dan harapan Anda, harapan keluarga. Jaga nama baik diri sendiri, nama baik keluarga, kampus, dan bangsa serta negara. Jangan berbuat hal-hal yang merugikan orang lain sehingga Anda berurusan dengan aparat di sana. Bekerjalah sesuai job yang diberikan dan dilakukan secara disiplin dan loyalitas karena akan menambah performance Anda di mata perusahaan. Bagi yang sedang kuliah ada dispensasi,” kata Dadang Hermawan.

Ketua Yayasan Widya Dharma Shanti yang menaungi ITB STIKOM Bali, Drs. Ida Bagus Dharmadiaksa, M.Si, Ak menyampaikan rasa bahagia dan syukur mahasiswa ITB STIKOM Bali menemukan rel yang tepat dalam rangka meningkatkan kualitas diri denganm engasah diri di negeri orang nun jauh di sana.

Ia meminta mahasiswa ITB STIKOM Bali menjadi teladan bagi orang lain di luar negeri.

“Berusahalah hidup mandiri di negara orang. Apa yang berlaku di sana ikuti. Bekerjalah dengan dispilin. Harga diri sesorang itu dinilai dari dia menghargai waktu. Anda bukan memberi contoh, tetapi Anda harus menjadi teladan bagai orang lain,” pesan Dharmadiaksa.

Pada kesempatan itu, Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Ida Bagus Suradarma, SE, M.Si berbagi pengalaman ketika tinggal seminggu di Berlin, Jerman.

“Bekerja di luar luar negeri, minggu pertama itu agak sulit. Ini akan dialami dan hal ini biasa. Kita mengalami culture shock dan perbedaan cuaca yang sangat ekstrim. Apalagi di Inggris bisa di bawah nol derajat. Kalian harus berusaha untuk mengurus diri sendiri. Mengenai perbedaan waktu, kalau Jepang hanya selisih 1 jam, tapi kalau Inggris beda 7 jam. Mungkin akan kita atur kuliah sore di Bali sehingga di Inggris masih pagi hari,” ucap Suradarma.

Informasi terbaru dari Jepang, Raesha Putra Mulia Nusan dan Petrus Rusni Salawani tiba Narita International Airport sekitar pukul 15:00 waktu Jepang.

Ia dijemput langsung oleh Sagung Putu Mona Monita Sari admin Accola Japanese Academy, Maebashi.

“Satu jam lagi kami sampai di asrama,” kata Mona, gadis asal Tabanan itu melalui pesan WhatsApp. (rls/bp)

Berita Terkait

Baca Juga
Close
Back to top button

Konten dilindungi!