Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

Ekbis

Sawah Dibeton, Pertamina Galakkan Urban Farming di Pekarangan

MANFAATKAN LAHAN SEMPIT: Pertamina Integrated Terminal Manggis salurkan TJSL di Desa Ulakan, Karangasem.

 

KARANGASEM, Balipolitika.com- Masyarakat Pulau Dewata tampaknya harus sesegera mungkin beradaptasi dengan makanan pokok selain nasi.

Alarm ini disampaikan oleh Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Bali, I Wayan Sunada.

Ia merinci luas lahan petani di Bali berkisar di 75 are/0,75 ha. Sangat jarang petani yang memiliki lahan di atas satu hektare.

Di sisi lain, alih fungsi lahan pertanian makin masif. Setiap tahun, 600-1000 hektare lahan pertanian Bali beralih fungsi menjadi perumahan, hotel, restoran maupun bangunan lain yang menopang industri pariwisata dan industri lainnya.

Merespons kondisi ini, PT Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus Integrated Terminal Manggis gelar pelatihan wujudkan pekarangan pangan lestari Kelompok Wanita Tani Nampo Sari Desa Ulakan.

Bertempat di Wantilan Tanah Ampo Kecamatan Manggis, pelatihan ini diisi oleh Idnul Fitria.

Narasumber merupakan seorang urban gardener anggota Komunitas Pertanian Indonesia Berkebun yang diikuti lebih kurang 29 orang anggota kelompok.

Pertamina Integrated Terminal Manggis menggandeng masyarakat Ulakan dalam satu payung program yang mengintegrasi seluruh bagian masyarakat dan mengembangkan berbagai macam aspek dalam bentuk program CSR bernama Program Jejaring Ulakan.

Program ini diusung sebagai bentuk Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL). Aspek yang ingin dikembangkan di Desa Ulakan terdiri dari aspek ekonomi, pendidikan, kebudayaan, kesehatan hingga kebencanaan, dan keselamatan masyarakat.

“Pertamina sudah sangat memperhatikan masyarakat Tanah Ampo. Hal ini terbukti dengan jangka waktu yang berdekatan sudah ada dua pelatihan dan pemberian bantuan yang diberikan untuk masyarakat Tanah Ampo, yang sebelumnya untuk kelompok nelayan dan sekarang untuk kelompok taninya. Untuk itu sekiranya masyarakat juga turut menjaga semangat dan membangun rasa tanggung jawab. Agar ke depanya masyarakat semakin maju,” jelas Putu Eddy Surya Artha, Camat Manggis.

Materi dan praktek P2L alias Pekarangan Pangan Lestari dilakukan dengan metode urban farming.

Pemilihan tema ini dikarenakan banyak dari anggota kelompok tani tidak memiliki lahan pertanian yang dapat digunakan untuk berkebun, sehingga selama ini kelompok tani hanya dimanfaatkannya sebagai forum simpan pinjam saja.

Dengan mengusung metode urban farming, anggota kelompok dapat aktif menjalankan kegiatan berkebun dan bertani dari rumah sekaligus memperkuat ketahanan pangan keluarga.

Salah satunya pemanfaatan sampah organik rumah tangga untuk dibuat kompos yang akan menghasilkan sistem pertanian yang ramah lingkungan dan sehat.

Selain kegiatan pelatihanjuga dilakukan penyerahan bantuan alat pertanian dan peternakan kepada Kelompok Wanita Tani Nampo Sari Desa Ulakan.

“Pertamina akan selalu berupaya untuk mendampingi masyarakat agar lebih sejahtera. Kelompok Nampo Sari sangat bagus dalam menjalankan roda keberlanjutan kelompok karena menerapkan sistem simpan pinjam dan adanya denda bagi anggota kelompok yang tidak berkomitmen. Sehingga hal ini dapat menjamin adanya keberlangsungan dari kegiatan di kelompok. Kami harap bantuan yang diberikan dapat bermanfaat dan kami juga mengucapkan terima kasih atas dukungan dan partisipasi pemerintah dalam hal ini Kecamatan Manggis dan masyarakat hingga saat ini”, terang Hasfin Bagus Trianto, Sr Supervisor HSSE mewakili manajemen Pertamina Integrated Terminal Manggis.

Area Manager Comm., Rel. & CSR PT Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus, Deden Mochammad Idhani menjelaskan program CSR PT Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus ini sejalan dengan penerapan Environment, Social & Governance (ESG) dan Sustainability Development Goals (SDGs).

Pertamina selalu berupaya seimbang dalam menjalankan bisnis perusahaan. Demi menjaga kesinambungan bisnis perusahaan, Pertamina juga berupaya mengembangkan program CSR terutama di sekitar wilayah operasional perusahaan.

“Pemberdayaan Kelompok Wanita Tani merupakan suatu bentuk dukungan terhadap pencapaian tujuan SDGs terkait menuntaskan kemiskinan dan kesetaraan gender. Melalui penyelenggaraan pelatihan ini semoga dapat membantu Kelompok Wanita Tani dalam upaya membantu keluarga dalam peningkatan taraf hidup perekonomian untuk masyarakat sejahtera”, tutup Deden. (bp)

Berita Terkait

Back to top button

Konten dilindungi!