Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

PuisiSastra

Puisi-Puisi Ngadi Nugroho

Ilustrasi: Bonk AVA

 

ROBOT-ROBOT BERNYAWA

Kami adalah robot-robot ditumbuhi nyawa. Bergerak dari pagi menyembunyikan pedih di balik masker dan suara bising mesin.
Tulang-tulang kami berdecit seperti mesin penggilingan padi kurang oli. Ada tetes air mata di setiap waktu yang berputar.
Kami tak bisa apa-apa menahan lapar. Memutar segala waktu melipatnya menjadi isi dompet yang lusuh. Menambal hidup yang keropos. Dan di rumah tak lebih menidurkan serpihan mesin-mesin yang mulai aus engselnya; menua.
Kami tak lebih dari sekumpulan robot-robot yang ditumbuhi nyawa. Minum kami dari setiap tetes air mata. Tanpa bisa bicara semaunya. Luka selalu kami sembunyikan dalam belantara riuh di dada.

Kaliwungu, 2022

 

AKU BERKUNJUNG KE RUMAH TUHAN

Rintih ini mengantarkan riuh dadaku ke altarmu. Perjamuan antara kita berdua. Tanpa kata perpisahan. Dan seribu tanya ini kutulis untukMu. Dengan mangsi dosa warna hitam pekat. Seribu tanya tentang dosa-dosaku dan rintih itu.
Masih tepekur aku tak beranjak pulang. Menghitung segala dekap yang terlewat. Menjadi lautan sesal tumpah menjadi seribu zikir.
Isya telah lewat. Masih saja ada tanya dalam benakku,” apakah saat aku pulang Kau menemaniku pulang, atau Kau tetap berdiam di rumahMu?” Oh Tuhan maafkan aku lancang bertanya padaMu. Karena kedangkalan ilmuku.

Kaliwungu, 2022

 

KERANGKA-KERANGKA KEMATIAN

Hapus air matamu. Masukkan dalam sobekkan dadamu. Biarkan darahmu bersegama dengannya. Melahirkan perahu-perahu kertas yang rapuh. Dan biarkan perahu itu berlayar menyusuri ceruk-ceruk palung samudra hatimu.
Biarkan. Biarkan saja tak terkendali seolah tanpa nahkoda. Bagai layang-layang di atas sana. Tersangkut dahan kering. Robek tertimpa hujan dan angin. Menjadi kerangka yang sebentar lagi jatuh ke tanah. Melapuk, dimakanlah jasad.
Dan kau berjalan
Dan kau mengabar pagi
Di dunia yang lain
Meninggalkan kerangka-kerangka dan jasad-jasad itu
Menjadi abu
Menjadi jalanmu
Jalan yang lain
Jalan yang tak pernah kau tahu
Karena bukan kau pemiliknya

Kaliwungu, 2022

 

ADA SEKARUNG MESIU DI KEPALA

Sekarung mesiu tersimpan rapi di gudang kepala. Dijauhkan dari suluh api atau sekadar percikan-percikan nyala.
Diam menjadi pilihan yang bijaksana. Tanpa aroma belerang kematian, hanguskan hidung-hidung mereka.
Kata-kata pun tersimpan rapi di bilik pengampunan dosa. Ditaruh sekepal hati di bawah laci; agar tak tersulut api. Di buntal kain kafan seolah mayat yang telah mati. Dan – tersenyum getir tak terperi.
Sampai kapan senyum itu awet bercokol sebagai hiasan? Ketika hidup melarat dan kekurangan menjadi cikal api yang siap dikobarkan. Mungkin lapar masih bisa ditahan. Tapi tangis anak-anak seperti jeritan siksa kematian.
Sekarung mesiu masih tersimpan rapi di gudang kepala. Didekap Tuhan dengan seribu satu firman tentang surga dan kesabaran. Yang entah, masih bisakah dikekang; ikhlas dan diam.

Kaliwungu, 2022

 

NYANYIAN PETASAN

Meledak sedemikian rupa menggetarkan dingin kaca menggugah malam
Tak ada yang pecah berantakan
Hanya saja degup yang seolah berkejar-kejaran.
Lampu-lampu jalan kedap-kedip seperti remang lampu diskotek
Aroma belerang dan kepulan asap
Adalah pertanda sebuah pesta

Menari sedemikian rupa
Wajah pucat pasi tak ada yang mengerti bahwa
Teriakan di rumah tak ada yang mendengar
Hanya kaca-kaca yang bergetar
Di antara tawa bocah-bocah nakal
Berkemeja warna-warni
Menyulut petasan di meja-meja makan
Dan kami pun bernyanyi
Di jalan-jalan
Dengan suara sumbang

Kaliwungu, 2022

 

============================

Biodata

Ngadi Nugroho. Lahir di Semarang, 28 Juni 1978. Lulusan Teknologi Pertanian yang akhirnya sebagai wiraswasta.
Dan diselingi dengan menulis sajak/puisi. Acapkali tulisannya masuk dalam antologi puisi dan media massa online.
Terkadang menggunakan nama pena dimaz nunug. Email: [email protected]

Bonk AVA adalah nama pena dari Putu Sumadana, lahir di Denpasar, 27 Juli 1987. Puisi dan esainya dimuat di sejumlah media masa. Selain menulis, ia suka melukis. Pameran yang pernah diikutinya adalah “Silang Sengkarut” di Dalam Rumah Art Station, Denpasar. Kini ia bergiat di komunitas Jatijagat Kehidupan Puisi (JKP), Bali.

Berita Terkait

Back to top button

Konten dilindungi!