Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

Seni & Budaya

Jaya Negara Nilai Baleganjur Telung Barung Duta Kota Denpasar Nyakcakin

UNJUK KEBOLEHAN: Penampilan Sekehe Baleganjur Remaja Telung Barung, Desa Adat Penatih yang menjadi Duta Kota Denpasar pada Lomba Baleganjur PKB XLIV Tahun 2022 di Panggung Terbuka Ardha Candra, Taman Budaya Art Center Denpasar, Senin, 13 Juni 2022 malam.

 

DENPASAR.Balipolitika.com– Duta Baleganjur Denpasar yang diwakili Sekehe Telung Barung, Desa Adat Penatih ini sukses tampil apik dan memukau penonton di Panggung Terbuka Ardha Candra, Taman Budaya Bali (Art Center) Denpasar, Senin, 13 Juni 2022 malam.

Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara bersama Ketua TP PKK Kota Denpasar, Ny. Sagung Antari Jaya Negara hadir langsung untuk memberikan dukungan Sekeha Baleganjur yang membawakan garapan bertajuk Karesian. Tampak pula Ketua TP PKK Provinsi Bali, Nyonya Putri Suastini Koster.

Jaya Negara yang juga merupakan seorang seniman ini mengapresiasi penampilan mereka saat tampil di Panggung Terbuka Ardha Chandra.

Menurutnya, penampilan Baleganjur Duta Kota Denpasar sudah baik. Di mana dari segi teknik, pukulan, penjiwaan serta gerakan sudah sangat atraktif dan mampu dibawakan dengan baik.

“Sangat atraktif. Kalau istilah Balinya nyakcakin. Astungkara bisa juara,” ungkap Jaya Negara.

Sementara itu, Kordinator Sekaa Baleganjur Telung Barung Gusti Putu Nuada mengatakan sajian pementasan dikemas apik dengan mengangkat cerita Karesian.

Karesian adalah sistem kelola air pada zaman Bali kuno yang mengelola lima pokok sumber air, yakni air laut, air danau, pancoran, telaga, dan sumber mata air atau empul. Kelima sumber mata air ini identik dengan Panca Tirta.

Lebih lanjut dijelaskan, Panca Tirta terformulasi dalam “Siwambha” seorang pendeta melalui japa, mantra, dan puja yang teraplikasikan pada elemen melodi, ritme, dan dinamika.

Mudra diaplikasikan dengan gerak. Genta diaplikasikan sebagai penyelaras atau transisi.

Semua itu merupakan gabungan dari Sapta Gangga menjadi Amerta alias sumber kehidupan.

Maka dari itu seorang pendeta dalam memformulasi Sapta Gangga diistilahkan melaksanakan “Yoga Candi Aip” yang identik dengan Panca Rsi, sama halya dengan penggarap gending dan penggarap gerak dalam menciptakan karya balaganjur ini.

Candi air sebagai sumber kehidupan berfungsi sama seperti sastra untuk memberikan pencerahan dan pembersihan pikiran yang kotor.

“Jadi Karesian, tata kelola air atau sastra, Karatuan (tata kelola pemerintahan), dan Karaman (tata kelola masyarakat).

Ketiga tata kelola tersebut diejawantahkan dalam keseimbangan, keserasian, dan keselarasan antara teori, penggarap, dan pendukung sebagai sumber hidupnya keindahan dalam karya seni baleganjur. Dan Dalam persiapan pentas di PKB yang akan datang, kami telah menyiapkan penari dan penabuh generasi muda yang telah dipersiapkan sekitar 3 bulan yang lalu,” pungkasnya. (lit/bp)

Berita Terkait

Back to top button

Konten dilindungi!