Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

Politik

Doktor Politik Unud: Kang Emil Kandidat Kuat Capres-Cawapres 2024

SONGSONG 2024: Kadek Dwita Apriani, perempuan Bali pertama yang bergelar doktor ilmu politik.

 

DENPASAR, Balipolitika.com- Kadek Dwita Apriani, perempuan Bali pertama yang bergelar doktor ilmu politik ikut mengomentari kehadiran Dr. H. Mochamad Ridwan Kamil, S.T., M.U.D. dalam wujud baliho berukuran raksasa salah satunya di sebelah barat Patung Dewa Ruci, underpass Jalan By Pass Ngurah Rai, Simpang Siur, Kuta, Badung, Bali. Jebolan doktor ilmu politik Universitas Udayana yang kini menjadi dosen politik Universitas Udayana itu menyebut Kang Emil- sapaan akrab Ridwan Kamil- merupakan salah satu tokoh yang digadang-gadang akan mempengaruhi peta politik pada Pilpres 2024 mendatang. 

Selain memimpin provinsi paling padat di Indonesia dengan penduduk sebanyak 49,94 juta jiwa, Kang Emil juga dinilai sebagai figur populer di media sosial. Buktinya, akun instagram arsitek merangkap dosen tidak tetap di Institut Teknologi Bandung jebolan Universitas California Berkeley tersebut memiliki 14,9 juta followers alias pengikut. Bersama Presiden Joko Widodo, Kang Emil meraih penghargaan Asiabusinessinfo International Award 2020. Presiden Jokowi memenangkan kategori The Best 7 Asia Leader 2020. Sementara Kang Emil masuk kategori The Best 7 Asia Governor 2020 bersama Gubernur Hokaido (Jepang), Naomichi Suzuki; Gubernur Australia Selatan, Hieu Van Le; Gubernur Gyeonggi (Korsel), Lee Jae-myung; dan Gubernur Karela (India), Arif Mohammad Khan. 

Fenomena munculnya beberapa wajah tokoh politik nasional yang dikaitkan dengan capres di billboard, ungkap Kadek Dwita Apriani sejatinya bukan fenomena khas di Bali. Ini terjadi di banyak tempat di Indonesia. Dengan hadirnya wajah mereka di billboard seperti ini, ia melihat bahwa para politisi merasa tetap perlu memanfaatkan media luar ruang meski banyak pihak yang menyatakan kini komunikasi politik akan efektif lewat media sosial. Yang terkenal di media sosial pun merasa perlu menjangkau publik lewat media konvensional luar ruang.

“Ini poin saya mengarah ke RK (Ridwan Kamil). Yang terkenal di medsos itu maksud saya RK. Beberapa lembaga merilis survei bahwa RK termasuk tokoh di urutan 5 besar capres dan diunggulkan untuk cawapres,” ucap Kadek Dwita Apriani, Minggu (15/1/2022) malam.  

Imbuhnya, gerakan baliho Kang Emil di Bali tentu bukan tanpa dasar. “Bisa jadi tim RK merasa popularitas RK di Bali kurang optimal, maka perlu intervensi dengan pola lama, yaitu medium luar ruang,” tandas Kadek Dwita Apriani.

Apakah figur di luar Kang Emil lebih dikenal sehingga tak harus memasang baliho di tempat super strategis seperti yang dilakukan Sang Gubernur Jawa Barat? Kadek Dwita Apriani menegaskan tidak sekonyong-konyong bisa dibaca demikian. “Bukan berarti RK merasa perlu pasang baliho di Bali maka Bali dikuasai tokoh lain. Pertanyaan seperti ini hanya bisa dijawab dengan data dan saya tidak memiliki datanya. Maka saya tidak bisa jawab pertanyaan di atas. Saya juga belum mengetahui respons publik seperti apa karena belum ada data tentang hal tersebut,” tutupnya. 

Seperti diberitakan sebelumnya, Dedengkot Yayasan Manikaya Kauci, I Nyoman Mardika menyebut Kang Emil relatif sering ke Bali. Tak sendiri, melainkan kerap melibatkan Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang dinakhodainya. Ini tampak saat Pemprov Jabar dan Pemprov Bali meluncurkan program “Beli Bali” di Rumah Sanur, Bali, Jumat (17/9/2021) lalu.. Beli Bali merupakan program kolaborasi untuk saling memajukan UMKM dengan memasarkan produk-produk unggulan melalui platform aplikasi borongdong.id. yang merupakan terobosan digitalisasi Pemprov Jabar. Kang Emil berharap program Beli Bali dapat membangkitkan gairah pelaku UMKM Bali untuk tetap berproduksi dan memasarkan produknya meski jumlah kunjungan wisatawan ke Bali masih belum pulih. Siap endorse secara cuma-cuma produk UMKM Bali juga menjadikan sosok Kang Emil yang memiliki 14,9 juta followers itu berbeda. 

Walhasil, saat wajah Kang Emil terpampang di sejumlah baliho berukuran raksasa di Pulau Dewata, sejumlah pihak justru mengaku familiar (bp)

Berita Terkait

Back to top button

Konten dilindungi!