Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

PuisiSastra

Puisi-Puisi Ilham Nuryadi Akbar

Ilustrasi: Mediana Ayuning Putri Pradnyasasmitha

 

Setumpuk Lupa

setelah kekasih memilih pergi untuk berlari-lari di surga
neraka jadi tempat paling enggan kusinggahi

kini musik partitur selalu hadir menyinggahi malam
dinding-dinding tempat sumpah serapah menyala
beberapa riwayat dari kisah tua terkulai lemas
mata yang sembab nyaris meminta buta

aku sedang mencari kata-kata puas pada ayat-ayat nestapa
sepercik sadar di riak-riak air mata
juga setumpuk lupa di dalam waktu
atau sembuh di antara ribuan sakit

nanti setelah dunia siap kutinggali
bolehkah kita berjumpa lagi?

Bekasi, 22 Maret 2022

 

Perempuan yang Termaktub di Tubuh Nisan

seorang lelaki sedang berjibaku dengan rindu
doa dilimbungkan nun menuju pintu-pintu langit
sembari menunggu ia membakar ribuan gemuruh debar
dengan harapan kabul akan cepat terhidang

malang tak dapat disumpahi
kepura-puraan muskil disembunyikan

pagi ia jelma serupa bejana tempat menujumkan segala ingin
sedang malam ia pelintir menjadi cambuk yang menyibak kisah-kisah silam
ritual-ritual itu telah ia lakukan
tatkala kekasihnya hilang ditelan selembar kafan

demi sampai ke haribaan perempuan yang termaktub di tubuh nisan
ia pun meminta kematian untuk segera datang
sebanyak ombak-ombak konkaf yang menerjang batu karang
sampai nyawa yang ia punya
menjadi karam

Bekasi, 22 Maret 2022

 

Tentang Kesedihan

benarkah kesedihan bermula dari nirwana
sedang tangis, lahir dari riak-riak sungai yang mengalir di dalamnya
sebab tak ada yang dapat menjabarkan
atau sekadar nyaris benar
menjawab pertanyaan tentang itu
tentang hati yang Tuhan ciptakan untuk hancur
dibangun dan rubuh
dipaksa dan menyiksa
dipelihara demi mati
dijaga namun hanya berbuah nestapa

seandainya saja
ada seseorang yang benar-benar mengerti
“Mengapa kesedihan dapat hidup di dunia ini?”
kepada siapakah aku dapat membayarnya?

Bekasi, 22 Maret 2022

 

Di Antara

tatkata biru memilih hidup bersama awan
bumi berkabung sejadi-jadinya
memarahi segerombolan burung-burung yang terus terbang
untuk turun dan mengudara dalam tubuhnya bernama lautan

di antara embun yang memilih jatuh di ujung dedaunan
ada ranting-ranting yang cemburu
menginginkan bening dan kesejukan
laiknya insan saling mesra lalu berpelukan

saat malam dipuja-puja karena satu bulan
bintang-bintang tampak memberi perlawanan
memecah tubuh demi jadi berhamburan
menghiasi malam panjang dengan benderang

ketika kau duduk di singgasana pernikakan
aku gegas menekuri kaki-kaki langit
mencari sebidang liang paling dalam
untuk nanti kau kunjungi, sembari mengucap penyesalan

Bekasi, 22 Maret 2022

 

Ornamental Kesedihan

di antara gaung kesedihan yang bertalu-talu
tubuhku menjelma huruf-huruf mati untuk hidup di rahim bumi

sungguh niskala
sepasang tanganku bergantian menampung hujan
sedang sepasang kakimu berjalan mengembala kemarau
sekiranya seribu gunung dapat aku tumpuk
demi menggumbuk Tuhan untuk mau membakar kesedihan
seribu pekik pun siap aku ulangi
dengan kata kesanggupan
sebab rentetan kisah yang begitu aku kenali
telah berkelibang ke tebing-tebing sepi
maka izinkan kujabarkan
tentang ornamen kesedihan
tertiup dari perempuan berambut legam
yang pergi kea lam seberang
tanpa sempat berpamitan

Bekasi, 22 Maret 2022

 

============================

Biodata

Ilham Nuryadi Akbar lahir pada 11 Februari 1995 di Banda Aceh. Saat ini merantau di Bekasi Jawa Barat. Menjadi Juara 2 pada Lomba Menulis Puisi Nasional di Festival Penulis 2022. Buku pertama diterbitkan oleh Alinea Medika Pustaka berjudul Kemarau Di Matamu Hujan Di Mataku, puisi dan cerpen telah banyak terangkum pada beberapa Media seperti, kumparan.co, ide-ide.id, barisan.co, negeri kertas, dll, bergabung di Community Pena Terbang (COMPETER) Indoesia. Instagram: ilhamfellow

Mediana Ayuning Putri Pradnyasasmitha, lahir Singaraja, Bali, 20 November 2000. Saat ini menempuh pendidikan S1 Fakultas Biologi Universitas Udayana. Baginya melukis adalah hobinya sejak kanak-kanak dan berlanjut hingga kini. Pameran yang pernah diikutinya adalah “Silang Sengkarut” di Dalam Rumah Art Station, Denpasar. Kegelisahan Medi dalam berkarya bisa disimak di IG @med_ian21dan FB Med Icin.

Berita Terkait

Back to top button

Konten dilindungi!