Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

Kesehatan

Jaya Negara Ajak Warga Pakai Dupa Alumni Rumah Sakit Jiwa

SEMUA PUNYA KESEMPATAN SAMA: Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara tes alat pembuatan dupa sumbangan Pertamina Fuel Terminal Sanggaran terkait program Skizopreneur (Skizofrenia Entrepreneur) di Rumah Berdaya Denpasar, Sesetan.  

 

DENPASAR, Balipolitika.com– Pesan moral disampaikan Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara saat mengunjungi Rumah Berdaya Denpasar yang berlokasi di Jalan Raya Sesetan No.280, Pegok, Denpasar Selatan, Kota Denpasar.

Saat mencoba mesin pembuatan dupa yang disalurkan Pertamina Fuel Terminal Sanggaran melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), Jaya Negara menegaskan bahwa pemberdayaan disabilitas, khususnya bagi kelompok Orang Dengan Skizofrenia (ODS), wujudnya harus nyata.

Salah satunya adalah dengan membeli produk-produk yang dihasilkan para ODS.

Menyelamatkan para ODS atau kaum disabilitas lainnya, baik fisik maupun mental bertujuan mulia untuk meningkatkan kapasitas dan ekonomi ODS sehingga dapat berdaya dan mandiri dalam meningkatkan taraf hidupnya.

Dengan kata lain, para ODS tidak menjadi beban atau mampu meringankan beban orang-orang terdekat mereka, khususnya keluarga sehingga bisa kembali hidup normal di masyarakat.

Banyak hal lain yang juga diutarakan Jaya Negara dalam seremonial peluncuran Program Skizopreneur (Skizofrenia Entrepreneur) berupa produksi dupa herbal kerja sama Pemkot Denpasar dan Pertamina Fuel Terminal Sanggaran, Senin, 1 Agustus 2022.

Tegasnya program ini wujud nyatanya berupa pengadaan tiga mesin dupa manual, benchmarking dupa herbal di Dupa Ayur Mengwi, dan pelatihan regular dupa herbal bersama fasilitator.

Turut hadir Koordinator Kegiatan Kesejahteraan Sosial (K3S) Kota Denpasar, Nyonya Sagung Antari Jaya Negara didampingi Wakil Ketua K3S Kota Denpasar, Ny. Ayu Kristi Arya Wibawa, Kepala Dinas Sosial Kota Denpasar, I Gusti Ayu Laksmi Saraswati, pemrakarsa Rumah Berdaya Denpasar, Dr. I Gusti Rai Putra Wiguna, Sp.KJ, dan lain-lain.

Fuel Terminal Manager Sanggaran, Firman Nugroho mengatakan Skizopreneur memiliki rencana keberlanjutan program dalam jangka waktu 3-5 tahun mendatang.

Produksi dupa herbal dipilih karena merupakan salah satu inovasi di rumah berdaya dengan menciptakan produk ramah lingkungan.

Selain itu, program berkelanjutan ini akan terus dipantau sekaligus dievaluasi guna menjaga kualitas produk sehingga menjangkau pasar luas. Pengembangan kemasan pun akan turut dilakukan bersamaan dengan produksi dupa secara rutin.

Senada dengan Jaya Negara yang mengatakan dupa Arusaji akan dipasarkan kepada Organisasi Pemerintah Daerah (OPD) Kota Denpasar, Firman Nugroho juga menyebut Pertamina Patra Niaga Fuel Terminal Sanggaran siap membantu pemasaran, baik secara konvensional maupun digital.

Ia pun berharap program TJSL tersebut mendongkrak ekonomi kelompok Orang Dengan Skizofrenia (ODS) di Kota Denpasar yang tergabung di Rumah Berdaya Denpasar.

“Sebagai kelompok binaan Fuel Terminal Sanggaran, ODS Rumah Berdaya Denpasar akan mendapatkan pendampingan dan pengembangan yang akan kami terus lakukan pada periode program. Kami juga memberikan 10 buah kursi roda bagi masyarakat disabilitas dan lansia yang membutuhkan melalui Dinas Sosial Kota Denpasar. Sekali lagi, semoga program Skizopreneur mampu memberdayakan ODS kota Denpasar untuk menuju kemandirian,” tutupnya.

I Gusti Ayu Laksmi Saraswati, Kepala Dinas Sosial Kota Denpasar berharap sinergi antara Pemkot Denpasar dan BUMN mampu melahirkan skizofreneur andal dari Rumah Berdaya Denpasar.

Ungkapnya program ini harus menjadi role model bagi banyak pihak bagaimana memberdayakan kaum disabilitas, khususnya skizofrenia.

“Dengan aktivitas seperti ini mereka akan kreatif, happy, dan berdaya,” ucapnya.

Sementara itu, Dr. I Gusti Rai Putra Wiguna yang memprakarsai lahirnya Rumah Berdaya Denpasar sejak September 2016 menambahkan untuk melengkapi proses pengobatan aktivitas yang berkala penting bagi penderita skizofrenia.

“Ikut memberdayakan orang-orang disabilitas lebih baik daripada hanya sekadar mengasihani tanpa melakukan aksi,” terangnya. (bp)

Berita Terkait

Baca Juga
Close
Back to top button

Konten dilindungi!