Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

Sosial

Kang Emil: Terserah Pak Presiden Soal Istana Negara Baru

NUSANTARA: Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil respons desain Istana Negara berwujud burung garuda.

 

 

DENPASAR, Balipolitika.com- Nama ibu kota negara baru Negara Kesatuan Republik Indonesia, Nusantara semakin akrab di telinga masyarakat. Pemerintah kian serius menggarap rencana pemindahan Ibu Kota Indonesia ke Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Terakhir, DPR sudah mengesahkan Undang-Undang Ibu Kota Negara dari Jakarta ke Nusantara.

Berbicara IKN tentu tak lepas dari desain Istana Negara yang dirancang seniman patung asal Bali, I Nyoman Nuarta. Dalam desain itu, Nuarta memvisualisasikan Istana Negara berwujud burung garuda.

Banyak pihak angkat bicara menanggapi desain tersebut. Salah satunya datang dari Ikatan Arsitek Indonesia (IAI). IAI berpandangan, kriteria bangunan publik tak hanya mengandalkan bentuk dan estetika. Bangunan publik idealnya memenuhi unsur keamanan, dan kesehatan.

Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil pun angkat bicara menanggapi desain Istana Negara berwujud burung garuda.

Kang Emil yang sempat mengenyam ilmu arsitektur di Institut Teknologi Bandung, dan University of California Berkeley itu menganggap, tidak ada batasan objektif ketika berbicara desain bangunan.

“Desain itu subjektif. Selama Pak Presiden suka, terserah Pak Presidennya,” ungkapnya kepada wartawan dalam rangkaian kedinasannya di Bali, Selasa (18/1).

Ridwan Kamil yang juga dikenal dengan panggilan RK itu mengatakan, arsitektur adalah peristiwa bersejarah.

“Jadi Jakarta hari ini seleranya Bung Karno, kira-kiranya begitu. Tidak perlu dipertanyakan, kenapa Masjid Istiqlal bentuknya begitu, Monas begitu, karena itu selera pemimpin pada zamannya,” ujar mantan Walikota Bandung itu.

RK secara umum tak mempermasalahkan desain Istana Negara Burung Garuda.

Secara umum Kang Emil mengatakan, yang terpenting Istana Negara Burung Garuda dapat membanggakan seluruh masyarakat Indonesia.

“Karena kita sudah memutuskan secara resmi Ibu kota Indonesia kan pindah. Yang harus dipertanyakan justru, Jakarta setelah ditinggal jadi Ibu kota apa judulnya,” pungkasnya. (dah/bp)

Berita Terkait

Baca Juga
Close
Back to top button

Konten dilindungi!