Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

Politik

Hebat! Gubernur Koster: Bandara Bali Utara Selesai Awal 2024

TEPATI JANJI: Pernyataan meyakinkan disampaikan Gubernur Bali Wayan Koster sesuai janji politiknya dalam pencalonan di Pilgub Bali 2018. Bandara Bali Utara yang dijadikan sebagai janji politik dipastikan rampung awal 2024.

 

 

BULELENG, Balipolitika.com- Pernyataan meyakinkan disampaikan Gubernur Bali Wayan Koster, Selasa, 18 Desember 2018 silam.

Ia menyatakan kepastian bahwa polemik Bandara Bali Utara segera berakhir.

Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali itu memastikan bandara tersebut akan rampung awal tahun 2024.

Gubernur Koster menyampaikan kepastian itu saat rapat konsultasi publik oleh Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Selasa, 18 Desember 2018 di Hotel Banyualit, Lovina, Buleleng, Bali.

Pada rapat konsultasi ini juga dilakukan penandatangan surat pernyataan dukungan terhadap rencana pembangunan bandara baru di Desa Kubutambahan oleh Direktur Bandar Udara Kemenhub, Pramintohadi Sukarno, Gubernur Koster, Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana, Wakil Bupati Buleleng, Nyoman Sutjidra, Ketua DPRD Buleleng Gede Supriatna, serta perwakilan warga Desa Pakraman Desa Kubutambahan.

Tidak itu saja, skema yang akan digunakan untuk membangun bandara melalui kerja sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU).

Titik lokasi rencana pembangunan bandara Buleleng yakni di wilayah Kecamatan Kubutambahan, dengan memanfaatkan lahan desa adat Kubutambahan dan Sanih seluas 650 hektare.

Menurut Koster, skema KPBU adalah konsep yang paling tepat, karena di dalam ada peran pemerintah.

Sehingga, kepastian dari sisi anggaran ada jaminan untuk pembangunan bandara Bali Utara. Koster menegaskan, dengan ditentukannya lokasi pembangunan bandara di wilayah Kubutambahan, maka polemik terkait lokasi bandara sudah selesai.

Dengan skema itu, Koster memastikan bandara Bali Utara tuntas pada tahun 2024.

Hal itu mengacu keputusan pemerintah terkait penetapan lokasi (penlok) akan turun pada tahun 2019 mendatang.

”Tentu saja lahan yang kami dorong adalah lahan milik desa adat yang memang sudah tidak produktif. Kami harapkan agar 2024 itu (pembangunan bandara Bali Utara) sudah selesai. Perkiraan investasinya kira-kira Rp 15 triliun,” ungkap gubernur asal Desa Sembiran, Buleleng ini.

Sementara itu, Direktur Bandar Udara, Pramintohadi Sukarno menjelaskan, konsultasi publik ini adalah bagian dari studi kelayakan lokasi pembangunan bandar udara, dimana yang memerlukan masukan perbaikan dari semua sektor serta instansi terkait.

”Konsultasi publik ini untuk memberikan informasi rencana pembangunan bandar udara di Bali Utara, dengan penanggung jawab adalah pemerintah pusat,” jelas Pramintohadi.

Selama ini akses melalui udara menuju ke Pulau Bali mengandalkan Bandara I Gusti Ngurah Rai dengan segala keterbatasannya.

Sehingga jika terjadi kondisi darurat, maka Bandara Ngurah Rai tidak dapat dioperasikan. Maka Kementerian Perhubungan lakukan upaya pendanaan kreatif, menggandeng badan usaha sebagai mitra kerja sama untuk pembangunan bandara Bali Utara.

“Proyek pengembangan bandara Bali Utara memang merupakan proyek yang sudah disiapkan oleh Pemerintah Pusat. Melalui skema KPBU kerja sama dengan badan usaha ini, untuk bisa mengurangi anggaran APBN,” jelas Pramintohadi.

Senada, Bupati Agus Suradnyana mengaku mendukung langkah tersebut.

Sebab, pembangunan bandar udara tidak akan berjalan optimal tanpa sinergi dan kerja sama yang kuat dari seluruh stakeholders, baik itu antara pemerintah, pelaku usaha, perguruan tinggi maupun masyarakat.

“Semua harus dukung pembangunan bandara ini. Kalau ada hal yang belum jelas, bisa kita diskusikan dengan baik,” tandas Suradnyana. (tim/bp)

Berita Terkait

Baca Juga
Close
Back to top button

Konten dilindungi!