Ilustrasi: Saka Rosanta
Nasihat Jiwa
hai jiwaku,
dengarkanlah nasihatku:
kehidupan ini berubah sekejap mata
hari ini kamu tertawa bersama seseorang
sekejap dia mungkin tidak berbelas kasih
menikam dari belakang
apa pun yang kamu mau dengan sepenuh hati
sulit didapatkan
karena kehidupan ini berubah sekejap mata
seseorang bisa saja datang mendekat
sedekat detak jantungmu
membisikkan suatu rahasia
besok rahasia itu sudah milik yang lain
hai jiwaku,
jadilah dirimu sendiri
karena kehidupan ini berubah sekejap mata
hai jiwaku,
sebaik-baiknya hidup teraniaya
Bunu, 07.05.2022
Memaknai Waktu
Kita tak bisa menahan laju waktu. Malahan kita sering ketinggalan.
Bukan lantaran kita tidak menyimpannya, tapi lupa memberinya makna
Waktu terus berlari melaju. Namun, kita mendengkur dan terbuai dalam mimpi menggapai rencana-rencana besar, yang sejatinya hanyalah impian tanpa bumi
Waktu memberi matahari pun rembulan
Waktu memberi gerimis pun badai
Waktu memberi musim dan ladang semai
Waktu memberi diri untuk dihabisi, namun kita diam
Maka kita yang dihabisi waktu
Kita tak bisa menahan laju waktu. Tiba-tiba segalanya usai dan kita kembali menjadi abu-abu
Maka jangan lagi sia-siakan waktu. Ukir besar-besar di kamar pribadimu: aku tak akan membiarkan waktu menghilang sia-sia
Bunu, 15.05.2022
Reminisensi
#chairilanwar#
sajak-sajak romansa yang lahir dari rahim jiwamu
terus mengalir menembus dinding ruang dan waktu
seperti cemara yang menderai sampai jauh
mereka menjulukimu binatang jalang
karena keliaran ekspresi atma
meradang menerjang
memancarkan haki
meski kini daging dan tulangmu mengabu
berkalang tanah, berdiam dalam kesunyian abadi
namun siapa yang bisa melupakanmu
sajak-sajak romansa yang lahir dari rahim jiwamu
terus mengalir menembus dinding ruang dan waktu
tak terbendung, tak terhenti, tak terhingga
mengembara serupa ahasveros
Bunu, 25.05.2022
Tamkesi
#buat itho & pina#
Tamkesi,
Cinta menuntunku datang padamu
Menyapamu dengan sepenuh hati
Mungkin sejak purba kau menungguku di sini
Betapa aku mencintaimu dengan segenap jiwa
Tamkesi,
Jangan kau tanya kenapa
Sebab sesungguhnya aku pun tak tahu
Yang kutahu hanya sebuah oase kehidupan
di tengah sabana kering tanah timor
Semilir angin dan bayangan pohon yang teduh
menenangkan dan menyegarkan
Begitu juga pesona gunung kembar tapenpah dan oepuah
yang memancarkan panorama laut sawu dan tasi mone
Namun semua itu hanyalah sebagian alasan
kenapa aku mencintaimu
Lebih dari itu, dia adalah alasan paling hakiki
Kilau mutiara yang memancar dari sonaf naek paon leu tamkesi
yang menuntuntunku datang padamu
Tamkesi,
Aku datang menyapamu dengan sepenuh hati
Aku ingin kau tahu
Betapa kumencintaimu dengan segenap hati
Seperti namamu, cintaku sudah kokoh
Terikat pada porosnya
Tak tergoyahkan
(Kampung Adat Temkesi, Timor Tengah Utara, Timor, NTT)
Bunu, 04.06.2022
Diam
Memilih diam lebih bijaksana
Daripada banyak omong
Kata-kata cuma bikin sesak di dada
Lebih baik aku diam
Berkeluh sendiri
Pada telaga hati yang bening
Untuk apa bicara
Jika kata dan makna tiada bersua
Rongga dada jadi makin sumpek
Bunu, 07.06.2022
Sopi Kepala*
Satu botol sopi kepala
Cocok buat halau dingin yang gigil
Enak di mana lingkar di situ
Satu dua seloki cukup hangatkan rongga dada
yang ringkih
Satu botol sopi kepala
Enak di mana lingkar di situ
Sambil berbalas pantun
Ikat janji angkat sumpah
Satu hati satu darah
Satu botol sopi kepala
Bikin masam di ujung lidah
Bikin wajah merah padam
Bikin kepala jadi pening
Bikin mata menyala
Bikin nada-nada sumbang
Bikin badan tumbang
Bikin lupa janji
Bikin luka hati
Bikin tumpah darah
Satu botol sopi kepala
Cocok buat halau dingin yang gigil
Enak di mana lingkar di situ
Satu dua seloki cukup hangatkan rongga dada
yang ringkih
Selebihnya memabukkan
Selebihnya ….
ditambahkan
*sopi kepala : minum keras di Timor dengan kadar alkohol tinggi
Bunu, 11.06.2022
=================================
Biodata
Eliaser Loinenak lahir di Puamese, Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur, 2 Mei 1980. Saat ini mengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMP Negeri Satu Atap Sunu, Amanatun Selatan, Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur. FB Eliaser Loinenak
Saka Rosanta, lahir di Bali, 27 Oktober 1981. Ia gemar melukis sejak kanak. Ia pernah berpameran bersama, antara lain di Galeri Nasional Jakarta. Kini, ia aktif mengelola Komunitas Rumah Berdaya di Denpasar.