Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

Politik

Suyoto: Tak Ada Daerah Miskin, Yang Ada Daerah Salah Urus

PILIH NASDEM: Ketua Koordinasi Bidang Kebijakan Publik dan Isu Strategis DPP Partai NasDem 2019-2024, Suyoto dalam Rakorwil Dewan Pimpinan Wilayah Partai NasDem Provinsi Bali, 13-14 Desember 2021 di Discovery Kartika Plaza Hotel Bali, Senin (13/12/2021). 

 

BADUNG, Balipolitika.com- Ketua Koordinasi Bidang Kebijakan Publik dan Isu Strategis DPP Partai NasDem 2019-2024, Suyoto menyampaikan orasi menarik dalam Rakorwil Dewan Pimpinan Wilayah Partai NasDem Provinsi Bali, 13-14 Desember 2021 di Discovery Kartika Plaza Hotel Bali, Senin (13/12/2021). Mantan Bupati Bojonegoro itu mengapresiasi tagline Partai NasDem Bali yang dinilai tidak egois, yakni “Bersatu Membangun Bali”. Terangnya, politik menentukan jalan hidup sebuah bangsa. Oleh sebab itu, partisipasi masyarakat merupakan hal mutlak. Masyarakat pun dituntut memilih kader partai politik yang memberikan harapan lebih baik bagi masa depan sebuah daerah. 

“Ada ungkapan yang mengatakan tidak ada desa miskin, yang ada adalah desa yang salah urus. Tidak ada kecamatan miskin, yang ada adalah kecamatan salah urus. Tidak ada kota atau kabupaten miskin, yang ada adalah kota atau kabupaten adalah urus. Tidak ada provinsi miskin, yang ada adalah provinsi salah urus. Dan tidak ada negeri yang miskin, kecuali negeri itu memang salah urus. Ini merupakan hasil studi,” ucapnya.

Suyoto mengatakan dirinya merupakan salah seorang yang mendapatkan kesempatan mengkaji dokumen rencana pembangunan di hampir semua provinsi dan kabupaten/kota se-Indonesia. Termasuk beberapa kali bertemu langsung dengan Gubernur Bali, Wayan Koster dan Bupati/Walikota se-Bali. 

Yang menarik dari visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali bebernya adalah pembangunan yang di dalamnya termasuk urusan budaya, agama, dan tradisi. Suyoto merinci lima bidang prioritas yang disasar Pemprov Bali di dalamnya ada agama, budaya, dan tradisi di samping sandang, pangan, papan, kesehatan, pendidikan, jaminan ketenagakerjaan, dan jaminan sosial.

“Ini menarik karena daerah, kabupaten, provinsi yang maju selalu didukung oleh masyarakat yang kuat dengan social capital (modal sosial). Bali ungkapnya memiliki modal sosial yang sangat kuat karena konsep Tri Hita Karana. Tergambar sangat jelas bagaimana manusia Bali itu sangat santun, harmoni dengan Tuhan, harmoni dengan alam, dan harmoni dengan sesama manusia. Sangat terasa dan itu termanifestasikan dalam kerja-kerja politik,” ungkapnya.

“Maka ketika tadi Kakak Julie (Ketua DPW NasDem Bali, Julie Sutrisno Laiskodat, red) mengatakan NasDem Bali hadir tidak untuk apa-apa, restorasi hanyalah cara kita untuk memperkuat kehadiran politik untuk senyum kebahagiaan masyarakat Bali,” sambungnya.

Suyoto menambahkan strategi politik di Bali khas dan relatif berbeda dengan daerah lain. Jika di daerah lain perbedaan politik seolah-olah berbeda ideologi, maka di Bali perbedaan garis politik disatukan dengan konsep Tri Hita Karana. “Ini mirip di Inggris, mirip di Amerika, mirip di Kanada. Meski berbeda haluan partai politik, haluan cara pemerintahannya sama. Di Bali partai politik apapun itu adalah perlombaan untuk memberikan solusi-solusi taktis agar Bali lebih baik lagi di masa-masa yang akan datang,” tandasnya penuh semangat. 

“Izinkan NasDem hadir di Bali. Percayalah kemenangan NasDem justru akan memperkuat Bali menjadi lebih baik. Rakorwil digelar untuk menyatukan hati, niatan, dan memberikan wawasan lebih sebagai modal bergerak bersama memperjuangkan restorasi untuk Bali yang lebih baik,” harap Suyoto. (bp)

Berita Terkait

Baca Juga
Close
Back to top button

Konten dilindungi!