Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

Pemerintahan

Tak Ada Potong Tumpeng di HUT Kota Amlapura Ke-382

HUT RASA OTONAN: Bupati Karangasem, I Gede Dana dan Wakil Bupati I Wayan Artha Dipa beserta jajaran ngaturang banten otonan di Taman Budaya Candra Bhuana serangkaian HUT Kota Amlapura ke-382, Rabu, 22 Juni.

 

KARANGASEM, Balipolitika.com- HUT Kota Amlapura ke-382 tahun 2022 berbeda dengan perayaan-perayaan sebelumnya.

Bukannya potong tumpeng atau tiup lilin, Peringatan Hari Jadi Kota Amlapura ke-382 ditandai prosesi agama Hindu, yaitu ngaturang banten otonan yang diselenggarakan di Taman Budaya Candra Bhuana, Rabu, 22 Juni 2022 malam.

Padahal penetapan waktu peringatan otonan dan ulang tahun berbeda jauh.

Otonan adalah upacara kelahiran yang dilaksanakan oleh masyarakat Bali berdasarkan kelahiran pada wuku kalender Bali.

Pelaksanaannya bersamaan dengan Sapta Wara dan Panca Wara.

Sementara ulang tahun tidak memperhatikan Sapta Wara dan Panca Wara, melainkan ajeg sesuai penanggalan kalender masehi yang lazim dipakai di seluruh penjuru dunia.

Jika seseorang lahir pada 24 Januari, maka ia akan memperingati hari ulang tahunnya pada tanggal yang sama setiap tahun.

Dengan perhitungan Sapta Wara dan Panca Wara ini tidak akan terjadi.

Hilangnya potong tumpeng dari HUT Kota Amlapura disampaikan langsung oleh Bupati Karangasem Gede Dana.

Menurutnya, peringatan Hari Ulang Tahun di Bali identik dengan otonan. \

Sehingga upakara sesayut pageh tuwuh yang menjadi sarana upacara peringatan Hari Jadi Kota Amlapura ke-382 dipakai untuk memperoleh umur panjang dirgayusa dan simbol ngeset aledan peras adalah sebagai simbolisasi untuk memperoleh keberhasilan.

“Otonan adalah hari di mana  seseorang memperingati hari kelahirannya, ditujukan untuk memanjatkan rasa syukur kepada Ida Sang Hyang Widhi atas napas dan kehidupan yang telah diberikan,” ujarnya.

Gede Dana mengungkapkan manusia dilahirkan ke dunia diberikan kesempatan untuk memperbanyak perbuatan baik, sehingga bisa meningkatkan kualitas hidupnya.

Melalui otonan, seseorang diharapkan bisa mengubah perilakunya menjadi lebih baik, bijaksana, dan welas asih baik kepada orang tua, saudara, keluarga, serta masyarakat.

“Peringatan hari ulang tahun adalah identik dengan hari lahir. Sehingga upakara sesayut pageh tuwuh yang menjadi sarana upacara hari ulang tahun dipakai untuk memperoleh umur panjang dirgayusa,” jelasnya.

Simbol ngeset aledan peras sebut Gede Dana adalah sebagai simbol untuk memperoleh keberhasilan.

“Harapan panjang umur dan berhasil adalah impian semua orang melalui peringatan Hari lahirnya,” tambahnya.

Gede Dana menambahkan HUT Kota Amlapura ke-382 mengangkat tema yakni Udhaka Anjali Kerthi.

Maknanya sendiri yakni memuliakan air untuk kesejahteraan manusia.

Dengan logo berbentuk Gunung, Gapura, Candi Bentar, Bunga Padma dan Angka 382, mengandung makna bahwa landasan filosofi dalam menjalankan pemerintahan di Kabupaten Karangasem adalah padma bhuwana, yakni yang memberikan prioritas pada bidang pertanian dan pelestarian adat budaya untuk mendukung pembangunan kepariwisataan.

“Mulai hari ini akan diselenggarakan pameran hasil-hasil komoditi Kabupaten Karangasem yang diikuti oleh para pelaku UMKM yang ada di Kabupaten Karangasem. Di sela-sela kegiatan pameran juga akan ditampilkan pagelaran seni dan budaya untuk memberikan hiburan kepada masyarakat Karangasem,” terangnya. (bp)

Berita Terkait

Baca Juga
Close
Back to top button

Konten dilindungi!