Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

Kesehatan

Istilah Covid-22 Hebohkan Indonesia

INDONESIA BANGKIT: Para petugas medis kompak hormati bendera merah putih

 

DENPASAR, BaliPolitika.Com- Setelah Covid-19 mulai redup, kini muncul istilah Covid-22. Trending di media sosial Twitter, Covid-22 disebut jadi ancaman baru di tahun 2022. Bahkan diperkirakan lebih buruk dari virus corona varian delta yang kini cepat menular. Khusus di Bali, diketahui meski total angka kematian warga di tahun 2020 jauh lebih sedikit dari sebelum pandemi, ketakutan menyebar dan meluluhlantakkan kehidupan perekonomian Pulau Dewata yang mengandalkan sektor pariwisata.  

Profesor Imunologi dari Universitas ETH, Sai Reddy adalah ilmuan asal Zurich, Swiss yang mempopulerkan istilah Covid-22. Namun, istilah Covid-22 ini bukan istilah resmi baru dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Covid-22 juga tidak ada dalam pengkajian Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat (AS) atau organisasi ilmiah lainnya.

Koran berbahasa Jerman-Swiss memberitakan, Blick, Reddy mengklaim Covid-22 lebih berbahaya daripada mutasi yang diketahui seperti strain Delta dan Delta Plus. “Covid-22 bisa menjadi lebih buruk daripada yang kita saksikan sekarang. Jika varian seperti itu muncul, kita harus mengenalinya sedini mungkin dan produsen vaksin harus mengadaptasi vaksin dengan cepat. Varian baru ini adalah resiko besar. Kita harus bersiap untuk itu,” kata Reddy, sebagaimana dikutip Forbes, Kamis (26/8/2021).

Hal ini pun memantik polemik hingga di media sosial. Virologis dari Universitas Warwick, Profesor Lawrence Young menyebut perkiraan tersebut masih terlalu dini. Menurutnya mutasi kombinasi strain dari berbagai varian virus yang ada saat ini sangat kecil kemungkinannya. “Covid-22 menakutkan (karena) sangat spekulatif,” katanya. “(Namun) tidak berarti bahwa kita harus lengah tentang generasi varian baru. Kita telah belajar keras tentang dampak dari (virus corona) varian Alpha dan Delta.”

Menariknya, usai ramai di media sosial, Reddy menyebut ada kesalahan penafsiran saat wawancara dengan Blick. “Saya ingin mengambil kesempatan untuk mengklarifikasi di sini. Tidak tepat menyebutnya Covid-22, karena nama resmi dan benar penyakit yang disebabkan oleh SARS-CoV-2 adalah Covid-19,” kata Reddy, dikutip dari Inews UK. (tim/bp)

Berita Terkait

Back to top button

Konten dilindungi!